The Fed Pangkas Bunga: Hari Ini Pesta Besar Siap Dimulai!
Bursa Amerika Serikat (AS) Wall Street pesta pora pada perdagangan Rabu atau Kamis dini hari waktu Indonesia. Wall Street berpesta setelah Federal Reserve kembali memutuskan untuk memangkas suku bunga tahun ini, sementara para pelaku pasar bertaruh bahwa pelonggaran tambahan akan terjadi tahun depan.
Indeks Dow Jones menguat 497,46 poin, atau 1,1%, dan ditutup pada 48.057,75. Indeks S&P 500 naik 0,7% menjadi 6.886,68 dan sempat diperdagangkan di atas rekor penutupan sebelumnya yaitu 6.890,89. Nasdaq Composite terbang 0,3% menjadi 23.654,16.
The Fed menyetujui pemangkasan suku bunga 25 bps pada akhir pertemuan kebijakan dua hari mereka. Pemangkasan ini-yang merupakan ketiga berturut-turut-membawa suku bunga federal funds ke kisaran 3,5%-3,75%.
Ada sejumlah hal dalam pernyataan The Fed dan komentar Ketua Jerome Powell yang dianggap positif bagi pasar saham oleh pelaku Wall Street.
The Fed mengumumkan akan mulai membeli obligasi jangka pendek, memperluas neraca bank sentral. Hasilnya, imbal hasil Treasury jangka pendek turun.
The Fed menyoroti melemahnya pasar tenaga kerja dalam pernyataannya, dengan menghapus frasa bahwa kondisi tenaga kerja "tetap rendah." Ini menunjukkan fokus The Fed mulai bergeser dari inflasi ke dukungan ekonomi.
Meskipun Powell mengatakan The Fed perlu "wait and see" sebelum mengambil langkah berikutnya, ia hampir menutup kemungkinan kenaikan suku bunga selanjutnya.
"Saya tidak berpikir kenaikan suku bunga adalah skenario dasar siapa pun saat ini," ujarnya.
Di sisi lain, The Fed memproyeksikan hanya satu kali pemotongan suku bunga pada 2026, tetapi pelaku pasar bertaruh akan ada pemangkasan lebih banyak. Alat CME FedWatch menunjukkan bahwa kontrak berjangka fed funds memperkirakan lebih dari 77% kemungkinan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga dua kali lagi tahun depan.
José Torres, ekonom senior di Interactive Brokers, mengatakan kurangnya pemotongan yang lebih dalam mungkin bisa dilihat negatif oleh Wall Street.
"Tetapi kabar bahwa neraca The Fed akan mulai diperluas lagi-meskipun perlahan-jelas menjadi alasan untuk optimisme dan lebih dari cukup untuk mengimbangi kekhawatiran soal terbatasnya pemangkasan suku bunga ke depan. Selain itu, dot plot menunjukkan proyeksi pertumbuhan yang lebih kuat, ekspektasi inflasi yang lebih ringan, dan proyeksi pasar tenaga kerja yang netral. Semua ini mendukung reaksi bullish pada saham dan imbal hasil." ujarnya kepada CNBC International.
Pada 29 Oktober, sehari setelah S&P 500 mencatat rekor penutupan terakhirnya, The Fed memangkas suku bunga, namun Powell memberi sinyal bahwa pemotongan berikutnya untuk Desember belum tentu terjadi. Hal itu membuat saham turun dan pasar memasuki periode berat sepanjang November, hingga beberapa anggota The Fed memberi sinyal bahwa pemotongan Desember mungkin terjadi.
"Keputusan suku bunga terakhir tahun 2025 pada dasarnya membuka jalan bagi reli Santa Claus untuk menutup tahun, dan S&P 500 berpeluang menembus level 7.000 dalam beberapa minggu ke depan." ujar Torres.
(emb/emb)