Nge-gas! Pengendali Baru Mau Masuk, Saham Ini Akan Right Issue Jumbo?
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham PT Futura Energi Global Tbk (FUTR) diramal bisa terbang sampai Rp1.200 per lembar, rumornya karena ada pengendali baru yang mau suntik aset jumbo melalui right issue.
Asal tahu saja, saham FUTR ini sudah naik nyaris 380% sejak awal tahun. Posisi terkini sampai penutupan perdagangan kemarin Selasa (9/12/2025) saham FUTR bertengger di Rp715 per lembar.
Manajemen mengungkapkan bahwa pengendali baru FUTR, yaitu Ardhantara, berencana memasukkan sejumlah aset berbasis energi terbarukan. Langkah ini menjadi bagian dari strategi restrukturisasi dan repositioning FUTR sebagai emiten yang fokus pada energi hijau. Salah satu aset utama yang akan disuntikkan adalah proyek panas bumi (geotermal) Gunung Slamet, yang saat ini dikembangkan oleh anak usaha Ardhantara, PT Sejahtera Alam Energy (SAE).
Direktur Utama Futura Energi Global, Tonny Agus Mulyantono dalam keterbukaan informasi dikutip Kamis (8/10/2025) mengungkapkan "Pengendali baru perseroan yaitu Ardhantara merupakan perusahaan holding di sektor energi dan memiliki rencana untuk memasukan aset yang berbasis energi terbarukan seperti geotermal Gunung Slamet melalui anak usaha SAE, maupun beberapa aset yang saat ini masih dalam proses."
Dia menyatakan bahwa pengendali baru akan melaksanakan rights issue dengan memasukkan aset berbasis energi sebagai anak usaha FUTR.
Tonny juga mengungkapkan bahwa studi kelayakan untuk pengembangan bisnis energi baru terbarukan saat ini sedang disiapkan bersama pengendali baru, dan hasilnya akan dipaparkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang terkait dengan perubahan kegiatan usaha serta rencana rights issue jumbo yang ditargetkan berlangsung pada 2026.
Lebih lanjut, Tonny menegaskan bahwa melalui FUTR, Ardhantara berkomitmen membangun perusahaan energi terbarukan yang memenuhi standar internasional.
Investasi awal untuk fase ini mencapai lebih dari US$ 85 juta atau sekitar Rp 1,5 triliun. Ardhantara sebelumnya resmi menjadi pemegang saham pengendali FUTR setelah mengakuisisi 45% saham atau 2.985.998.000 lembar milik PT Digital Futurama Global dengan harga Rp 11 per saham pada 9 September 2025.
Terkait rencana Mandatory Tender Offer (MTO), Tonny menjelaskan bahwa Ardhantara saat ini masih dalam proses pengajuan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Untuk proyek konsesi geotermal Gunung Slamet sendiri, Ardhantara melalui SAE telah memasuki tahap eksplorasi aktif, mencakup geosurvey, pengeboran sumur eksplorasi awal, serta pembangunan akses infrastruktur utama. Target kapasitas listrik nantinya ditargetkan mencapai 220 megawatt (MW).
Sejauh ini, proyek geothermal ini telah memiliki perjanjian jual-beli listrik (PPA) dengan PLN, dan rencana pengeboran diproyeksikan dimulai pada 2026-2027, bekerja sama dengan sejumlah mitra internasional seperti Petrochina, Sinopec, Ormat, hingga Norinco International. Tidak hanya fokus pada panas bumi, perusahaan juga menjajaki peluang ekspansi ke sektor PLTS, LPG, hingga green methanol.
Namun ada catatan juga, sejumlah tantangan teknis dan non-teknis menjadi hambatan, seperti tingginya tingkat keasaman uap, yang berpotensi mempercepat korosi pipa, serta kekhawatiran dari masyarakat mengenai dampak lingkungan, isu yang memang kerap muncul dalam pengembangan panas bumi di berbagai daerah.
Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)