MARKET DATA
Newsletter

IHSG Pesta Pora, Rupiah Masih Loyo: Bangkitnya Kapan?

Susi Setiawati,  CNBC Indonesia
25 November 2025 06:20
MSCI
Foto: MSCI

Rebalancing MSCI Indonesia berhasil menjadi booster bagi IHSG ditengah sepinya data ekonomi Tanah Air yang rilis pada pekan ini. Efektifnya saham-saham MSCI Indonesia di periode November menjadi katalis terbaik yang akhirnya mendorong investor asing memborong saham-saham tersebut.

Selain itu, tanda-tanda merger antara GoTo dengan Grab pun sudah mulai tercium oleh investor usai pergantingan kepemimpinan. Kenaikan saham GOTO pun menjadi booster bagi sektor teknologi yang akhirnya mendorong laju IHSG.

Hari ini juga akan terdapat rilis data ekonomi dari negeri Paman Sam, Amerika Serikat (AS), yang dapat menjadi booster tambahan bagi pasar saham.

IHSG Tembus 8.500 Berkat MSCI

Laju IHSG menembus rekor tertinggi baru sepanjang masa alias All Time High (ATH) kembali berhasil dicapai pada perdagangan kemarin Senin (24/11/2025), dengan kenaikan IHSG mencapai 1,85% di level 8.570,25.

Melesatnya IHSG tak lepas dari peran Morgan Stanley Capital International (MSCI) yang resmi merilis hasil index review periode November 2025 pada Kamis (6/11/2025). Seluruh penyesuaian dalam tinjauan ini akan diberlakukan usai penutupan pasar pada Senin (24/11/2025) dan efektif diperdagangkan mulai Selasa (25/112025).

Dalam rebalancing terbaru tersebut, dua emiten Indonesia berhasil naik kelas ke MSCI Global Standard Index: PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN). Keduanya mengisi posisi yang sebelumnya ditempati PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), dengan BRMS secara khusus melompat dari kelompok MSCI Indonesia Small Cap Index.

Sementara itu, KLBF harus turun ke kategori Small Cap bersama lima emiten lain: PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG), PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), PT MNC Digital Entertainment Tbk (MSIN), PT Rukun Raharja Tbk (RAJA), serta PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI). Di sisi lain, PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) dan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ) justru tereliminasi dari daftar Small Cap.

Menjelang tanggal efektif MSCI, saham-saham yang baru masuk indeks biasanya menunjukkan penguatan karena kebutuhan rebalancing portofolio dari investor global. Hal ini terlihat jelas pada beberapa emiten:

• BREN menikmati dorongan dari kombinasi sentimen positif: masuknya ke MSCI, fokus global terhadap energi terbarukan, serta ekspansi kapasitas yang memperkuat prospek pertumbuhan jangka panjang, menjadikannya target akumulasi investor asing.

• RAJA terdorong oleh momentum sektor energi dan distribusi gas, utilitas infrastruktur yang meningkat, serta perbaikan likuiditas yang membuatnya lebih atraktif bagi institusi.

• WIFI mendapatkan support dari faktor teknikal dan spekulasi pasar mengenai peluang konsolidasi di industri digital, mendorong minat investor ritel.

• BRMS meraih keuntungan ganda: efek masuk MSCI dan tren penguatan harga emas global yang memperbaiki prospek operasional, sehingga memicu aliran beli.

Historis menunjukkan bahwa saham-saham yang masuk ke MSCI Global Standard Index, seperti BREN dan BRMS, sering kali mencatatkan abnormal return positif dan peningkatan likuiditas sejak periode pengumuman hingga berlaku efektif. Pola kenaikan biasanya dimulai sejak fase spekulasi pra-pengumuman, lalu semakin menguat setelah konfirmasi resmi dirilis.

Tanda Merger GoTo-Grab

Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) sempat mencatatkan kenaikan 6,25% di level Rp68, sebelum akhirnya ditutup 1,56% di level Rp65 pada perdagangan Senin (24/11/2025).

Kenaikan saham ini seiring dengan kabar perombakan jajaran direksi perusahaan, termasuk pergantian Chief Executive Officer (CEO).

Adapun kapitalisasi pasar perusahaan teknologi dengan ekosistem digital terbesar di RI mencapai Rp 77,42 triliun.

Tercatat antrean pembelian mencapai 67,29 juta dengan harga tertinggi pada level 64, yakni 10,04 juta. Antrean jual mencapai 68,68 juta dengan harga tertinggi pada 70, yakni 13,68 juta.

Adapun diketahui, pendiri perusahaan modal swasta (PE) terkemuka di Asia Tenggara Northstar Patrick Walujo akan segera mengakhiri masa jabatannya di GOTO memimpin perusahaan teknologi dengan ekosistem digital terbesar di RI tersebut nyaris dua setelah tahun menjadi CEO.

Lewat siaran resminya, GOTO mengumumkan rencana perubahan kepemimpinan. Hans Patuwo telah dinominasikan menjadi Chief Executive Officer (CEO).

Pengangkatan ini akan diajukan untuk mendapatkan persetujuan pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) mendatang, yang dijadwalkan pada tanggal 17 Desember 2025. Hans akan menggantikan Patrick Walujo, yang mengundurkan diri dari jabatannya setelah menjabat sebagai Direktur Utama sejak Juni 2023.

Selain itu posisi Direksi, perombakan juga dilakukan pada dewan Komisaris Komisaris Pablo Malay dan Winato Kartono juga telah menyerahkan surat pengunduran diri.

Andre Soelistyo dan Santoso Kartono telah dinominasikan untuk mengisi posisi tersebut. Keduanya memiliki pengalaman strategis serta pemahaman mendalam mengenai teknologi dan investasi yang akan memperkuat fungsi pengawasan dan tata kelola perusahaan sebagai bagian dari Dewan Komisaris.

Berbagai sentimen yang mewarnai saham GOTO memang terjadi belakangan ini, seperti kabar potensi merger dengan konpetitornya, Grab.

Namun, kabar tersebut telah dibantah oleh manajemen GOTO yang menegaskan bahwa agenda RUPSLB tidak berkaitan dengan rencana tindakan korporasi apapun, termasuk merger.

Perseroan menyebut agenda rapat merupakan bagian dari praktik tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) dan tidak perlu menimbulkan kekhawatiran.

Perseroan menegaskan agenda resmi RUPSLB akan disampaikan pada hari ini (25/11/2025) setelah dilakukan proses penelaahan menyeluruh oleh Direksi, Dewan Komisaris, serta komite-komite terkait.

Perseroan menekankan bahwa seluruh jajaran manajemen berkomitmen bertindak profesional serta mengutamakan kepentingan perusahaan dan pemangku kepentingan.

Perseroan menambahkan bahwa pemberitaan mengenai merger atau isu korporasi lainnya tidak memiliki relevansi terhadap kegiatan operasional maupun kelangsungan usaha. Fokus utama GOTO saat ini adalah menjalankan strategi bisnis yang mampu menciptakan nilai jangka panjang bagi pemegang saham.

Rupiah Ambruk ke Level Terendah Terhadap Yuan China

Nilai tukar rupiah telah mencatatkan rekor terlemahnya sepanjang masa terhadap mata uang Negeri Tirai Bambu, yuan China (CNY).

Melansir data Refinitiv, rupiah ditutup di level Rp2.357/CNY pada perdagangan 13 November 2025, yang menjadi level penutupan terlemah dalam sejarah, atau setidaknya sejak data tersedia pada 2007.

Pada awal 2025, kurs rupiah terhadap yuan masih berada di sekitar Rp2.204/CNY. Namun hingga penutupan perdagangan terakhir, Jumat (21/11/2025), rupiah melemah ke level Rp2.348/CNY. Dengan demikian, sepanjang tahun berjalan (year-to-date/ytd), rupiah telah terdepresiasi 6,53% terhadap yuan.

Melemahnya rupiah terhadap yuan juga terjadi seiring dengan penguatan yuan China terhadap mata uang utama dunia, terutama dolar Amerika Serikat (AS).

Data Refinitiv menunjukkan, yuan telah terapresiasi sekitar 2,64% terhadap dolar AS sepanjang tahun berjalan. Di awal 2025, kurs yuan masih berada di level CNY 7,29/US$, sebelum perlahan menguat hingga mencapai CNY 7,10/US$ pada penutupan perdagangan Jumat (21/11/2025).

Penguatan yuan sepanjang 2025 tidak hanya dipicu oleh kebijakan jangka pendek bank sentral China (PBoC), tetapi juga merupakan bagian dari strategi jangka panjang China dalam mengurangi ketergantungannya pada dolar AS dan memperluas penggunaan yuan dalam perdagangan global.

Upaya ini telah berlangsung sejak krisis keuangan global 2008-2009, ketika langkah agresif The Federal Reserve mencetak uang menimbulkan kekhawatiran terhadap nilai aset China yang saat itu mencapai US$1,9 triliun.

Sebagai respons, China mulai membangun fondasi penggunaan yuan dalam perdagangan lintas negara. Dari sebuah program percobaan pada 2009, internasionalisasi yuan kini sudah meningkat drastis.

Yuan kini digunakan untk menyelesaikan 30% dari total perdagangan barang China, dan jika dihitung seluruh pembayaran lintas negara termasuk investasi dan pembelian obligasi. Pangsa penggunaan yuan pun mencapai 53% pada 2023 atau telah melampaui transaksi berbasis dolar untuk pertama kalinya dalam sejarah.

Bahkan, yuan sempat melampaui euro sebagai mata uang kedua yang paling banyak digunakan dalam pembiayaan perdagangan global, berdasarkan data SWIFT. Porsi yuan dalam cadangan devisa global juga mencapai rekor tertinggi sebesar 2,4% pada kuartal II-2025, menurut International Monetary Fund (IMF).

Momentum ini membuat permintaan global terhadap yuan meningkat. Dalam beberapa tahun terakhir, China memanfaatkan posisinya sebagai importir komoditas terbesar dunia untuk mendorong kontrak minyak, batu bara, besi, dan berbagai komoditas lain diselesaikan menggunakan yuan.

Banyak negara berkembang-termasuk Rusia, Angola, Ethiopia, hingga Indonesia mulai menggunakan instrumen utang berdenominasi yuan, karena biaya pendanaan yang lebih murah dibanding dolar.

Dengan landasan yang semakin kuat-baik dari sisi perdagangan, investasi, hingga infrastruktur keuangan yuan menjadi salah satu mata uang yang paling tangguh di Asia sepanjang 2025.

Namun, internasionalisasi yuan ini tetap dilakukan secara terkendali. Beijing menolak membuka penuh arus modal dan tetap menjaga yuan sebagai mata uang yang tidak sepenuhnya bebas diperdagangkan. China memilih strategi "regionalisasi yuan" ketimbang "dedolarisasi global," untuk menjaga stabilitas domestik sambil memperluas penggunaan yuan di Asia dan negara-negara Global South.

Langkah pragmatis ini membuat PBoC mampu mempertahankan kekuatan yuan, meski ekonomi China tengah menghadapi tantangan seperti melemahnya konsumsi domestik dan krisis properti.

Sentimen investor terhadap yuan juga tetap cukup solid, terutama menjelang pertemuan Politbiro dan Central Economic Work Conference (CEWC) yang diperkirakan akan menetapkan arah kebijakan ekonomi China untuk 2026, termasuk kemungkinan stimulus baru untuk menstabilkan sektor properti.

Dengan kombinasi kebijakan yang kuat dari PBoC, peningkatan penggunaan yuan dalam perdagangan global, serta strategi jangka panjang untuk mengurangi ketergantungan pada dolar, yuan akhirnya bergerak lebih solid dibanding rupiah di sepanjang 2025.

Indeks Harga Produsen AS September 2025

Pada hari ini, Selasa (25/11/2025), Amerika Serikat (AS) akan merilis data indeks harga produsen (IHP) periode September 2025. Sebelumnya, harga grosir secara mengejutkan turun tipis pada bulan Agustus, memberikan ruang bagi The Federal Reserve untuk menyetujui pemangkasan suku bunga pada pertemuannya bulan ini, menurut laporan Biro Statistik Tenaga Kerja.

Indeks harga produsen, yang mengukur biaya input untuk berbagai barang dan jasa, terkoreksi atau deflasi 0,1% (Mtm) di September, dari inflasi 0,7% di Agustus. Untuk angka setahun (year on year/YoY), IHP utama mengalami kenaikan atau inflasi 2,6%.

IHP inti, yang tidak termasuk harga pangan dan energi yang fluktuatif, juga terkontraksi atau deflasi 0,1% (mtm) tetapi mencatat kenaikan atau inflasi 2,8% (YoY).

Meskipun inflasi masih jauh di atas target 2% The Fed, para pejabat telah menyatakan keyakinannya bahwa pelonggaran tekanan perumahan dan upah akan mendorong harga turun, meskipun hanya secara bertahap.



The Fed telah menolak penurunan suku bunga tahun ini karena para pejabat memantau dampak tarif agresif Presiden Donald Trump terhadap impor AS. Tarif secara historis bukanlah penyebab inflasi yang bertahan lama, tetapi sifat luas dari langkah-langkah Trump telah menimbulkan kekhawatiran bahwa episode ini bisa berbeda.

Produk tembakau, yang terdampak tarif, melonjak 2,3% pada bulan Agustus. Biaya pengelolaan portofolio, faktor signifikan dalam kenaikan di bulan Juli, naik 2% setelah naik 5,8% pada bulan sebelumnya.

Sementara itu, Trump telah mendesak The Fed untuk menurunkan suku bunga, bersikeras bahwa tarif tidak akan bersifat inflasi dan perekonomian membutuhkan suku bunga yang lebih rendah, baik untuk memacu pertumbuhan maupun untuk membatasi biaya pembiayaan utang nasional yang membengkak.

Kilang  Pertamina Dijaga TNI

Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengungkapkan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) akan menjaga kilang-kilang milik PT Pertamina (Persero). Penjagaan tersebut akan dimulai bulan depan.

Hal itu disampaikan Sjafrie selepas mengikuti rapat kerja yang digelar secara tertutup dengan Komisi I DPR di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (24/11/2025). Mulanya Sjafrie membahas soal penambahan kekuatan Batalyon Teritorial Pembangunan di sejumlah wilayah tanah air.

"Menjaga industri strategis yang mempunyai kaitan dengan kedaulatan negara. Sebagai contoh, kilang dan terminal Pertamina, ini juga bagian yang tidak terpisahkan daripada gelar kekuatan kita," ujarnya.

Ia lantas menjelaskan maksud dari penjagaan kilang Pertamina itu. Sjafrie mengatakan penempatan prajurit di sana termasuk pengamanan instalasi strategis.

"Tugas-tugas pengamanan instalasi strategis, khususnya yang dimiliki oleh Pertamina, ini juga bagian dari OMSP (Operasi Militer Selain Perang) dan ada di dalam revisi Undang-Undang TNI yang 14 pasal itu," kata Sjafrie.

Ia menyebut pengamanan itu dimulai pada bulan Desember melibatkan Angkatan Darat yang dipantau oleh Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI.

"Untuk bisa mengetahui hal-hal yang mungkin perlu kita ketahui sebagai suatu ancaman yang potensial, yang mungkin muncul sehingga kita bisa mengantisipasi pengamanan secara fisik," ujar Sjafrie.

(saw/saw)
Pages


Most Popular