Newsletter

Hari Ini Jadi Pembuktian: Masihkah RI Jadi Surga Investasi?

Emanuella Bungasmara Ega Tirta, CNBC Indonesia
17 October 2025 06:20
Wallstreet
Foto: Ilustrasi Ekonomi Jerman. (AP/Michael Probst)

Dari pasar saham Amerika Serikat (AS), bursa Wall Street ambruk berjamaah pada perdagangan Kamis atau Jumat dini hari.

Bursa ambruk karena adanya kekhawatiran mengenai saham bank terkait pinjaman macet. Investor juga harus menghadapi ketegangan perdagangan yang terus berlanjut serta penutupan sebagian pemerintah AS yang masih berlangsung.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 301,07 poin, atau hampir 0,7%, ke 45.952,24.

Indeks S&P 500 ditutup 0,6% lebih rendah di level 6.629,07 sementara Nasdaq Composite turun 0,5% dan berakhir di 22.562,54.

Saham bank regional seperti Zions dan Western Alliance mencapai titik terendah hari itu seiring indeks yang mulai melemah. Zions merosot 13% setelah mencatatkan beban besar akibat pinjaman macet dari beberapa debitur.

Western Alliance turun 11% setelah menuduh seorang debitur melakukan penipuan.

"Pasar benar-benar cemas terhadap kerugian terkait kredit," kata Jed Ellerbroek, manajer portofolio di Argent Capital Management, kepada CNBC International.

Dia menambahkan pasar tidak terlalu senang dengan komentar bank regional, sehingga sebagian besar saham keuangan skala kecil dan bank turun hari ini.

Industri perbankan belakangan ini berada dalam ketegangan setelah kebangkrutan dua perusahaan terkait industri otomotif yang menimbulkan kekhawatiran mengenai praktik pinjaman longgar, terutama di pasar kredit swasta yang kurang transparan.

"Kalau Anda melihat satu kecoa, kemungkinan ada lebih banyak lagi," kata CEO JPMorgan Jamie Dimon pada konferensi telepon laporan laba bank awal pekan ini, terkait kebangkrutan First Brands dan Tricolor Holdings.

Saham Jefferies, yang memiliki eksposur terhadap First Brands, turun 10% pada Kamis, sehingga kerugiannya untuk bulan ini mencapai 25%.

Penurunan saham terjadi bersamaan dengan lonjakan Cboe Volatility Index (VIX) dan pergerakan turun imbal hasil obligasi serta dolar AS. VIX melonjak ke level tertinggi sejak Mei, sementara imbal hasil Treasury 10-tahun turun menembus di bawah 4%. Indeks dolar AS turun hampir 0,5%.

Ketegangan perdagangan antara China dan AS baru-baru ini meningkat, menambah volatilitas di Wall Street.

Presiden Donald Trump minggu lalu mengancam akan mengenakan tarif tambahan 100% terhadap barang-barang dari China sebagai respons terhadap kontrol ekspor baru China terhadap mineral tanah jarang.

Nada perdagangan sempat melunak dalam beberapa hari berikutnya, tetapi ketegangan meningkat lagi pada Selasa, ketika Trump mengancam China dengan larangan perdagangan minyak goreng.

"Pemerintahan Trump ingin memengaruhi dan mengendalikan jauh lebih banyak hal dibandingkan pemerintahan sebelumnya... sehingga mereka terus mengguncang pasar dengan cara yang tak terduga," kata Ellerbroek.

Investor juga terus mengamati situasi penutupan pemerintah AS yang kini memasuki minggu ketiga. Penutupan ini menyebabkan tertundanya rilis data ekonomi penting dari lembaga federal secara tidak terbatas.

(emb/emb)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular