Newsletter

Hari Ini Jadi Pembuktian: Masihkah RI Jadi Surga Investasi?

Emanuella Bungasmara Ega Tirta, CNBC Indonesia
17 October 2025 06:20
Ilustrasi Ekonomi Jerman. (AP/Michael Probst)
Foto: Ilustrasi Prabowo, (Edward Ricardo/ CNBC Indonesia)
  • Pasar saham Indonesia bergerak beragam, IHSG menguat sementara rupiah melemah
  • Wall Street ambruk karena kekhawatiran mengenai kredit macet
  • Realisasi investasi dan kabar stimulus serta data ekonomi akan menjadi penggerak pasar hari ini 

Jakarta, CNBC Indonesia- Pasar keuangan Indonesia bergerak beragam kemarin, Kamis (16/10/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat sementara rupiah melemah.

Pasar keuangan Indonesia diharapkan kompak menguat pada perdagangan hari ini. Selengkapnya mengenai sentimen pasar hari ini bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini.

Pasar saham Indonesia akhirnya memutus tren pelemahan tiga hari beruntun dengan menguat 0,91% ke level 8.124,76 pada Kamis (16/10/2025).

Kenaikan ini didorong oleh lonjakan saham bahan baku dan kesehatan, terutama Amman Mineral (AMMN) dan PT  Dian Swastatika Sentosa  (DSSA), yang menjadi penopang utama indeks.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya bangkit dari tekanan setelah tiga hari berturut-turut berada di zona merah. Pada perdagangan Kamis (16/10/2025), IHSG ditutup menguat 0,91% atau 73,58 poin ke level 8.124,76.

Sebanyak 412 saham menguat, 250 melemah, dan 141 stagnan, dengan nilai transaksi mencapai Rp19,5 triliun. Kapitalisasi pasar ikut naik menjadi Rp15.227 triliun. Namun, investor asing masih mencatat net sell sebesar Rp 622,3 miliar. 

Kenaikan IHSG ditopang kuat oleh sektor bahan baku yang melonjak 2,6%, diikuti sektor kesehatan (2,57%) dan utilitas (1,69%). Saham Amman Mineral Internasional (AMMN) dan Dian Swastatika Sentosa (DSSA) menjadi motor utama penguatan, menyumbang total lebih dari 36 poin terhadap indeks.

Dari sektor keuangan, saham perbankan besar seperti PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Bank Central Asia (BBCA), dan PT Bank Negara Indonesia (BBNI) juga ikut menguat, sementara saham konsumer terdorong oleh wacana pemangkasan tarif PPN yang digulirkan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.

 Di pasar valas, nilai tukar rupiah kembali ditutup melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (16/10/2025).

Berdasarkan data Refinitiv, rupiah terkoreksi tipis 0,03% ke level Rp16.565 per dolar AS, setelah sempat dibuka menguat ke Rp16.550.



Padahal, indeks dolar AS (DXY) justru tengah melemah 0,17% ke 98,63, tertekan oleh sinyal dovish dari Ketua The Fed Jerome Powell yang membuka peluang pemangkasan suku bunga lanjutan.

Kendati greenback terkoreksi, rupiah gagal memanfaatkan momentum itu karena investor masih menahan posisi di aset berisiko. Ketegangan dagang baru antara AS dan China kembali meningkat setelah Menteri Keuangan AS Scott Bessent menuding kebijakan ekspor logam tanah jarang Beijing mengancam rantai pasok global.

Kondisi tersebut membuat investor cenderung wait and see terhadap pasar negara berkembang, termasuk Indonesia. Pasar kini menantikan kejelasan arah kebijakan The Fed, di tengah tertundanya sejumlah rilis ekonomi akibat government shutdown yang belum berakhir.

 Di pasar obligasi, Surat Berharga Negara (SBN terus turun ke 5,92% yang merupakan rekor terendah sejak Desember 2020 atau empat tahun lebih.

Imbal hasil yang melandai menandai investor tengah memburu SBN sehingga harga naik dan imbal hasil turun.

Dari pasar saham Amerika Serikat (AS), bursa Wall Street ambruk berjamaah pada perdagangan Kamis atau Jumat dini hari.

Bursa ambruk karena adanya kekhawatiran mengenai saham bank terkait pinjaman macet. Investor juga harus menghadapi ketegangan perdagangan yang terus berlanjut serta penutupan sebagian pemerintah AS yang masih berlangsung.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 301,07 poin, atau hampir 0,7%, ke 45.952,24.

Indeks S&P 500 ditutup 0,6% lebih rendah di level 6.629,07 sementara Nasdaq Composite turun 0,5% dan berakhir di 22.562,54.

Saham bank regional seperti Zions dan Western Alliance mencapai titik terendah hari itu seiring indeks yang mulai melemah. Zions merosot 13% setelah mencatatkan beban besar akibat pinjaman macet dari beberapa debitur.

Western Alliance turun 11% setelah menuduh seorang debitur melakukan penipuan.

"Pasar benar-benar cemas terhadap kerugian terkait kredit," kata Jed Ellerbroek, manajer portofolio di Argent Capital Management, kepada CNBC International.

Dia menambahkan pasar tidak terlalu senang dengan komentar bank regional, sehingga sebagian besar saham keuangan skala kecil dan bank turun hari ini.

Industri perbankan belakangan ini berada dalam ketegangan setelah kebangkrutan dua perusahaan terkait industri otomotif yang menimbulkan kekhawatiran mengenai praktik pinjaman longgar, terutama di pasar kredit swasta yang kurang transparan.

"Kalau Anda melihat satu kecoa, kemungkinan ada lebih banyak lagi," kata CEO JPMorgan Jamie Dimon pada konferensi telepon laporan laba bank awal pekan ini, terkait kebangkrutan First Brands dan Tricolor Holdings.

Saham Jefferies, yang memiliki eksposur terhadap First Brands, turun 10% pada Kamis, sehingga kerugiannya untuk bulan ini mencapai 25%.

Penurunan saham terjadi bersamaan dengan lonjakan Cboe Volatility Index (VIX) dan pergerakan turun imbal hasil obligasi serta dolar AS. VIX melonjak ke level tertinggi sejak Mei, sementara imbal hasil Treasury 10-tahun turun menembus di bawah 4%. Indeks dolar AS turun hampir 0,5%.

Ketegangan perdagangan antara China dan AS baru-baru ini meningkat, menambah volatilitas di Wall Street.

Presiden Donald Trump minggu lalu mengancam akan mengenakan tarif tambahan 100% terhadap barang-barang dari China sebagai respons terhadap kontrol ekspor baru China terhadap mineral tanah jarang.

Nada perdagangan sempat melunak dalam beberapa hari berikutnya, tetapi ketegangan meningkat lagi pada Selasa, ketika Trump mengancam China dengan larangan perdagangan minyak goreng.

"Pemerintahan Trump ingin memengaruhi dan mengendalikan jauh lebih banyak hal dibandingkan pemerintahan sebelumnya... sehingga mereka terus mengguncang pasar dengan cara yang tak terduga," kata Ellerbroek.

Investor juga terus mengamati situasi penutupan pemerintah AS yang kini memasuki minggu ketiga. Penutupan ini menyebabkan tertundanya rilis data ekonomi penting dari lembaga federal secara tidak terbatas.

Sentimen pasar hari ini akan beragam,baik dari kebijakan dalam negeri ataupun data ekonomi luar negeri. Salah satu yang paling ditunggu adalah realisasi investasi kuartal III-2025.

Berikut beberapa sentimen penggerak pasar hari ini:

Prabowo Panggil Menteri ke Kertanegara, Bahas DHE hingga Penerimaan Pajak

Presiden Prabowo Subianto memanggil sejumlah menteri ke kediamannya di Jalan Kertanegara, Jakarta, Kamis malam (16/10/2025). Dalam rapat terbatas tersebut, kepala negara menegaskan agar aturan Devisa Hasil Ekspor (DHE) dimaksimalkan pelaksanaannya guna memperkuat cadangan devisa dan stabilitas ekonomi nasional.

Agenda tersebut menjadi sorotan karena menyangkut keberlanjutan kebijakan strategis yang diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 8 Tahun 2025, yang merupakan perubahan atas PP Nomor 36 Tahun 2023.

Regulasi ini mewajibkan eksportir non-migas-terutama dari sektor pertambangan, perkebunan, kehutanan, dan perikanan-menempatkan 100% DHE di sistem keuangan nasional selama 12 bulan. Mandatori ini telah berlaku sejak Maret 2025, namun efektivitasnya masih menjadi bahan evaluasi pemerintah.

 

Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menjelaskan bahwa Presiden Prabowo ingin aturan tersebut terus disempurnakan agar manfaatnya terhadap perekonomian dapat optimal.

Dalam rapat yang juga dihadiri Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, turut dibahas pula progres peningkatan penerimaan pajak dan optimalisasi pendapatan negara.

Rapat di Kertanegara bukan yang pertama membahas DHE. Sebelumnya, pada Minggu (12/10/2025), Prabowo juga menggelar pertemuan serupa di lokasi yang sama untuk mengevaluasi efektivitas kebijakan tersebut.

Purbaya kala itu mengakui bahwa implementasi DHE hingga kini belum berdampak signifikan terhadap peningkatan cadangan devisa. Data Bank Indonesia menunjukkan cadangan devisa pada akhir September 2025 turun menjadi US$148,7 miliar, dari US$150,7 miliar pada Agustus dan US$152,0 miliar pada Juli.

 

Konferensi Pers Capaian Investasi Triwulan III 2025: Sinyal Baru dari Hilirisasi RI

Pasar akan menyoroti rilis resmi data realisasi investasi triwulan III 2025 yang dijadwalkan berlangsung Jumat, 17 Oktober 2025, pukul 09.00 WIB, di Kantor Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Gedung Ismail Saleh, Jakarta.

Akan dipimpin langsung oleh Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, akan memaparkan perkembangan investasi, arah hilirisasi, serta dampaknya terhadap penciptaan lapangan kerja menjelang akhir tahun.

Rilis ini menjadi momentum penting, terutama setelah pemerintah gencar mendorong transformasi industri berbasis sumber daya alam menuju hilirisasi berteknologi tinggi.

Selain itu, capaian investasi kuartal ketiga kerap dijadikan tolok ukur kestabilan arus modal di tengah kondisi global yang masih bergejolak, terutama akibat penyesuaian suku bunga dan permintaan komoditas dunia.

Sebelumnya, Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan realisasi investasi nasional hingga kuartal III-2025 mencapai Rp 1.400 triliun. Dengan demikian, capaian ini sudah setara 73,68% dari target investasi Rp 1.905,6 triliun pada tahun ini.

Sebagai pembanding, realisasi investasi triwulan II 2025 mencapai Rp477,7 triliun, naik 11,5% (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp428,4 triliun. Kementerian Investasi mencatat, capaian ini menyerap 665.764 tenaga kerja di berbagai sektor produktif.

Dari sisi komposisi, penanaman modal dalam negeri (PMDN) mendominasi dengan Rp275,5 triliun atau 57,7% dari total investasi, sementara penanaman modal asing (PMA) berkontribusi Rp202,2 triliun atau 42,3%

Rilis data hari ini akan memberikan gambaran arah investasi nasional menjelang kuartal akhir 2025 sekaligus satu tahun kinerja Prabowo. Sebagai catatan, Prabowo memimpin Indonesia sejak Oktober 2024 atau kuartal IV-2025. Jika dihitung maka realsiasi kuartal III-2025 akan menjadi kuartal ke empat atau satu tahun era Prabowo.

Pasar menantikan apakah tren kenaikan dua kuartal terakhir dapat dipertahankan, sekaligus mengukur seberapa kuat program hilirisasi mampu menjaga arus modal asing di tengah dinamika ekonomi global.

Data Perizinan & Konstruksi Perumahan AS (Building Permits & Housing Starts)

Dua data penting sektor properti Amerika Serikat akan menjadi sorotan pasar pada Jumat, 17 Oktober 2025. Malam ini waktu Indonesia, Washington akan merilis data izin mendirikan bangunan (building permits) dan konstruksi rumah baru (housing starts) untuk periode September 2025 dua indikator utama yang mencerminkan arah sektor perumahan AS, salah satu motor penting ekonomi Paman Sam.

Data ini akan diuji setelah laporan bulan Agustus menunjukkan pelemahan tajam di tengah tekanan pasokan dan permintaan. Menurut U.S. Census Bureau, jumlah izin bangunan pada Agustus 2025 turun 2,3% menjadi laju tahunan musiman sebesar 1,33 juta unit. Angka ini direvisi naik dari estimasi awal 1,312 juta unit, namun tetap menjadi level terendah sejak Mei 2020.

Simak Rilis Data dan Agenda Hari Ini:

Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:

  • Press background dengan tema "Langkah Maju SDM Perhubungan Laut di Kancah Global, Dukungan Pendidikan dan Pelatihan Pengembangan SDM Sektor Maritim untuk Pelaut Afrika" di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran, Cilincing, Jakarta Utara.

  • Capital Market Summit & Expo 2025 (CMSE 2025) dengan tema "Pasar Modal untuk Rakyat, Satu Pasar Berjuta Peluang" di Main Hall Bursa Efek Indonesia, Jakarta Selatan.

  • Konferensi pers capaian realisasi investasi triwulan III tahun 2025 yang akan disampaikan langsung oleh Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM di Gedung Ismail Saleh, kantor Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Jakarta Selatan.

  • Media Briefing Menteri Keuangan di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat.

  • Kemenko Perekonomian akan menyelenggarakan media briefing tentang Hasil Kajian Penguatan Tata Kelola Listrik Nasional menuju Aksesi OECD di Media Center, Gedung Ali Wardhana, Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat. Narasumber: Chairperson Purnomo Yusgiantoro Center dan Ketua Pusat Studi Energi UGM

  • Forum Talenta Digital Komdigi "Sinergi Data Pelatihan untuk Penguatan Talenta Digital Indonesia" yang akan dilaksanakan di Media Center Kemkomdigi Gedung Utama Kemkomdigi, Jakarta Pusat. Narasumber: Menkomdigi/Wamenkomdigi.

  • Talkshow Pasar Modal oleh 3 Pemuka Agama "Muda Kaya, Tua Bahagia, Mati Bagaimana?" dalam rangkaian Capital Market Summit & Expo 2025 di Main Hall Bursa Efek Indonesia, Jakarta Selatan. Pembicara Habib Ja'far, Pastor Marcel, dan Bhante Dira.

  • Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:

  • RUPS Rencana Sidomulyo Selaras Tbk

    RUPS PT Urban Jakarta Propertindo Tbk.

    Tanggal Pembayaran Dividen Tunai Hexindo Adiperkasa Tbk

    RUPS Menara Capital Nusantara Tbk




    CNBC INDONESIA RESEARCH

    Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.



Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular