
China & AS Siaga: Gebrakan Danantara-Purbaya Jadi Tumpuan IHSG Rupiah?

Dari pasar saham Amerika Serikat (AS), bursa Wall Street kembali ditutup beragam pada perdagangan Rabu atau Kamis dini hari nanti.
Indeks S&P 500 kembali menguat pada Rabu, didorong oleh laporan laba luar biasa dari Bank of America dan Morgan Stanley.
Namun, ada Kekhawatiran yang terus berlanjut mengenai negosiasi perdagangan AS-China dan kemungkinan penutupan pemerintah sempat menekan sentimen investor, tetapi hal itu tersingkir oleh antusiasme terhadap awal musim laporan laba yang lebih baik dari perkiraan.
Indeks Dow Jones Industrial Average mengakhiri perdagangan hampir tidak berubah, turun hanya 17,15 poin atau 0,04% ke 46.253,31.
Indeks S&P 500 ditutup naik 0,4% ke 6.671,06, setelah sempat menguat hingga 1,2% di perdagangan intraday. Nasdaq Composite menguat 0,7% menjadi 22.670,08, setelah sempat rally hingga 1,4%.
Saham-saham mendapat dorongan awal dari laba kuat Bank of America dan Morgan Stanley. Saham Bank of America ditutup naik 4,4%, sementara saham Morgan Stanley menguat 4,7% pada akhir sesi.
"Sepertinya bank-bank ini berhasil melampaui ekspektasi, baik dalam hal laba maupun pendapatan," kata Sam Stovall, kepala strategi investasi di CFRA Research, kepada CNBC International.
Dia menambahkan kenaikan menjadi indikasi bahwa ekonomi tetap kuat dan ditambah kemungkinan The Fed akan menurunkan suku bunga lagi pada akhir bulan ini,
Namun, kenaikan volatilitas belakangan ini masih berlanjut.
Investor tampak waspada dalam beberapa hari terakhir karena ketegangan perdagangan global meningkat.
Cboe Volatility Index (VIX), yang dikenal sebagai "indikator ketakutan" Wall Street, sempat memuncak lebih tinggi pada sore hari, ditutup di level 20,6. Indeks ini telah menunjukkan tren naik sepanjang minggu lalu, naik hingga lebih dari 21,6 pada hari Jumat, atau level tertinggi sejak akhir Mei.
Saham teknologi unggulan AI, Nvidia, turun tipis 0,1% pada penutupan, setelah sempat naik hingga 2,7%.
Penutupan pemerintah AS, yang kini memasuki minggu ketiga, menambah ketidakpastian saat ini. Akibat penutupan ini, rilis data ekonomi penting dari lembaga federal terhenti tanpa batas waktu, menciptakan "blind spot" bagi para pedagang.
"Investor tampaknya belum siap untuk mengirimkan saham kembali ke rekor baru pada tahap ini, karena mereka menunggu lebih banyak laporan laba dan komentar dari Washington atau Beijing sebelum bergerak naik," kata Jose Torres, ekonom senior di Interactive Brokers.
Dia menambahkan level volatilitas tetap tinggi dan itu menunjukkan potensi pergerakan tiba-tiba ke arah manapun saat para pelaku mencari berita penting yang bisa memengaruhi sentimen dan perilaku pengambilan risiko.
(emb/emb)