Newsletter

Jurus Pajak Purbaya di Tengah Amukan Trump, Bisa Redam Badai?

Emanuella Bungasmara Ega Tirta, CNBC Indonesia
15 October 2025 06:17
wall street
Foto: Ilustrasi Trading

Dari pasar saham Amerika Serikat (AS), bursa Wall Street berakhir beragam pada perdagangan Selasa atau Rau dini hari waktu Indonesia.

Pasar terbelah setelah Presiden AS Donald Trump menuding China karena tidak membeli kedelai dari AS di penghujung hari, komentar yang akhirnya menyeret S&P 500 ke zona merah di akhir sesi.

S&P 500 ditutup melemah 0,2% ke level 6.644,31 setelah sempat jatuh 1,5% di awal dan naik 0,4% di puncaknya.

Indeks Nasdaq Composite turun 0,8% menjadi 22.521,70 sementara Dow Jones Industrial Average justru ditutup naik 0,4% (202,88 poin) ke 46.270,46 setelah sempat melonjak hampir 1%. Saham Caterpillar menjadi penopang utama penguatan Dow.

Pasar saham dibuka melemah setelah China pada malam sebelumnya memperketat cengkeramannya terhadap sektor pelayaran global, menambah bahan bakar pada ketegangan perdagangan dunia yang memanas.

Beijing menjatuhkan sanksi terhadap lima anak usaha Hanwha Ocean asal Korea Selatan di AS, yang berarti organisasi dan individu di China dilarang berbisnis dengan perusahaan-perusahaan tersebut. Pemerintah China menyatakan langkah ini bertujuan untuk memperkuat keamanan nasionalnya.

Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer mengatakan keputusan penerapan tarif tambahan 100% yang diancam oleh Trump akan bergantung pada langkah China berikutnya, dengan potensi mulai berlaku pada 1 November bahkan bisa diterapkan lebih cepat.

Trump kembali menyerang China pada malam hari melalui Truth Social, menuduh bahwa China sengaja tidak membeli kedelai AS yang ia sebut sebagai tindakan bermusuhan secara ekonomi.

Dia juga mengancam akan mempertimbangkan pembalasan, seperti embargo minyak goreng. Setelah unggahan itu, pasar saham mundur dari level tertinggi hariannya hingga akhirnya S&P 500 menutup perdagangan dengan pelemahan.

"Masih belum jelas seperti apa jalan keluar bagi China dan AS menjelang akhir bulan ini dalam ketegangan perdagangan," kata Rob Haworth, Direktur Senior Strategi Investasi di U.S. Bank Wealth Management, kepada CNBC International.

Saham-saham teknologi seperti Nvidia tetap berada di bawah tekanan seperti saat aksi jual pada Jumat lalu. Namun, awal musim laporan keuangan yang solid menjadi sinyal positif bahwa fundamental pasar masih kuat.

Saham Citigroup dan Wells Fargo masing-masing naik 3,9% dan 7,2% berkat laba yang melampaui ekspektasi. JPMorgan dan Goldman Sachs juga mengalahkan perkiraan analis, tetapi justru sedikit melemah.

Ketegangan perdagangan kembali meningkat sejak akhir pekan lalu ketika Trump mengancam akan mengenakan tarif tambahan 100% terhadap impor asal China, yang membuat pasar saham anjlok tajam.

Namun pada hari Minggu, Trump melunakkan retorikanya melalui unggahan di Truth Social: "Jangan khawatir tentang China, semuanya akan baik-baik saja."

(emb/emb)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular