Harga Emas Tiba -Tiba Ambruk ke Level US$ 3.900, Perak Rekor: Ada Apa?

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
10 October 2025 06:40
Donat Lapis emas
Foto: cnbc.com

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas turun lebih dari 1% setelah mencetak rekor demi rekor dan menembus level bersejarah $4.000 per troy ons. Sebaliknya harga perak masih mengangkasa.

Emas ambruk seiring kenaikan dolar AS menguat dan investor emas melakukan profit taking setelah kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

Merujuk Refinitiv, harga emas ditutup di posisi US$ 3.975,05 per troy ons atau ambruk 1,6% pada perdagangan Kamis (9/10/2025).
Pelemahan ini memutus kinerja luar biasa emas yang mencetak rekor terus menerus pada empat hari perdagangan berikutnya. Emas sebelumnya juga terbang 4,7% dalam empat hari tersebut.

Pelemahan harga kemarin juga membawa emas kembali ke level US$ 3.900 setelah sempat menembus uS$ 4.000 pada Rabu.

Pada perdagangan hari ini, Jumat (10/10/2025) pukul 06.32 WIB, harga emas menguat 0,1% di US$ 3.978,99 per troy ons.

"Spekulan melepas sebagian emas mereka karena gencatan senjata Gaza mulai berlaku, yang menurunkan ketegangan di wilayah yang secara historis sangat volatil," kata Tai Wong, pedagang logam independent, kepada Reuters.

Israel dan Hamas menandatangani kesepakatan gencatan senjata pada Kamis, fase pertama dari inisiatif Presiden AS Donald Trump untuk mengakhiri perang di Gaza.

"Secara keseluruhan, kepercayaan terhadap perdagangan ini masih kuat. Namun, reli ini sangat cepat sehingga dukungan nyata baru muncul di $3.850," tambah Wong.

Emas sempat menembus $4.000 per ounce untuk pertama kali pada Rabu, mencapai rekor tertinggi $4.059,05. Aset non-yielding ini, yang biasanya dianggap sebagai lindung nilai selama ketidakpastian geopolitik dan ekonomi, telah naik sekitar 52% tahun ini.

Kenaikan harga emas didorong oleh ketegangan geopolitik, pembelian besar dari bank sentral, aliran masuk ETF yang meningkat, ekspektasi pemotongan suku bunga AS, dan ketidakpastian ekonomi terkait tarif perdagangan.

Lonjakan dolar AS juga membuat emas tertekan.
Indeks dolar AS terbang ke 99,53 kemarin atau posisi tertingginya sejak akhir Juli 2025 di tengah ketidakpastian kapan shutdown akan berakhir.

Dolar menguat meskipun tidak ada data ekonomi besar yang dirilis (misalnya, klaim pengangguran mingguan hari ini tidak diterbitkan). Hal ini telah mengalihkan perhatian investor ke "sisa dunia", terutama ke Prancis yang sedang mengalami kekacauan politik.

Tidak mengherankan, euro menjadi salah satu yang paling terpukul dalam narasi bullish baru dolar ini.

Sepanjang minggu ini, euro tersebut melemah sekitar 1,5% terhadap US$, menandai penurunan mingguan terbesar sejak November 2024.

Pembelian emas dikonversi dalam dolar AS. Kenaikan dolar AS membuat harga emas makin mahal sehingga mengurangi minat pembelian.

Dari sisi lain, harga perak (XAG) di pasar spot pada penutupan perdagangan Kamis (9/10/2025), masih mencatatkan kenaikan 0,48% di level US$49,11 per troy ons. Pada perdagangan intraday harga perak sempat menyentuh level tertinggi sepanjang masa di US$51,22 per troy ons. Sebelum akhirnya kembali di level psikologis US$49 per troy ons.

Dan pada perdagangan hari ini Jumat (10/10/2025) hingga pukul 06.25 WIB, harga perak di pasar spot melemah 0,24% di level US$48,99 per troy ons.

Perak naik lebih dari 70% sepanjang tahun ini, diuntungkan oleh faktor-faktor yang sama yang mendorong reli emas serta ketatnya pasar spot.

Harga perak telah menguat 72% di sepanjang tahun ini, didorong oleh faktor-faktor yang sama yang mendorong emas dan didukung oleh ketatnya pasar.

"Perak juga diuntungkan karena investor mengalihkan perhatian mereka ke seluruh kompleks logam mulia di tengah permainan safe haven yang lebih luas," ujar Han Tan, kepala analis pasar di Nemo.money.


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular