
Dolar Australia Tembus Rp11.039, Liburan ke Negeri Kanguru Makin Mahal

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah turut mengalami pelemahan terhadap dolar Australia (AUD) pada perdagangan hari ini, Kamis (25/9/2025).
Merujuk data Refinitiv, rupiah terkoreksi 0,65% ke posisi Rp11.039/AUD, sekaligus mencatatkan level terlemahnya sejak 2021.
Secara year-to-date (ytd), rupiah sudah terdepresiasi 10,83% terhadap dolar Australia. Pada awal tahun, rupiah masih dibuka di level Rp9.953/AUD, namun tren pelemahan terus berlanjut hingga menembus level saat ini.
Pelemahan rupiah terhadap dolar Australia tak lepas dari faktor internal Negeri Kanguru. Sentimen datang setelah investor memangkas ekspektasi pemangkasan suku bunga jangka pendek oleh bank sentral Australia, Reserve Bank of Australia (RBA).
Data terbaru menunjukkan inflasi Australia kembali memanas, dengan indeks harga konsumen (CPI) bulanan melonjak 3,0% pada Agustus 2025. Angka ini menjadi laju tercepat dalam setahun sekaligus sedikit di atas perkiraan pasar sebesar 2,9%.
Lonjakan inflasi tersebut membuat pasar menilai ruang pelonggaran kebijakan moneter RBA menjadi semakin terbatas. Saat ini, probabilitas pemangkasan suku bunga hanya diperkirakan hanya 6,5% pada pertemuan RBA pekan depan.
Sementara itu, peluang penurunan suku bunga pada pertemuan berikutnya di November pun hanya sebesar 38,2%.
Dengan terbatasnya ruang pelonggaran, dolar Australia mendapat dorongan penguatan karena imbal hasil aset berbasis AUD dinilai tetap menarik bagi investor. Kondisi inilah yang menekan rupiah semakin melemah terhadap dolar Australia.
Selain itu, dari dalam negeri, tekanan terhadap rupiah juga dipengaruhi oleh kebijakan moneter Bank Indonesia (BI).BI kembali memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pekan lalu, sehingga BI Rate kini berada di level 4,75%. Sepanjang 2025, total pemangkasan suku bunga sudah mencapai 125 basis poin.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(evw/evw)