
Anyaman Kebumen Go International! Taklukkan Amerika - Eropa

Meski ekspor Kebumen bernilai ratusan juta rupiah, bila dibandingkan dengan ekspor nasional untuk produk anyaman (HS 46: keranjang, barang dari jerami, rumput, bambu, dan bahan anyaman lainnya), skalanya masih kecil.
Amerika Serikat tetap pasar utama, dengan nilai US$15,91 juta pada Januari-Juli 2025, meski turun 22,2% dibanding periode sama 2024.
Di Eropa, prospek terlihat lebih cerah. Belanda, Inggris, Jerman, Prancis, Spanyol, Denmark, dan Italia masuk daftar 10 besar tujuan ekspor.
Jerman mencatat pertumbuhan tertinggi, naik 44,5% menjadi US$3,53 juta. Italia juga tumbuh signifikan, melonjak 38,5% ke US$1,45 juta. Fakta ini menunjukkan bahwa kawasan Eropa menjadi pasar yang paling dinamis untuk produk anyaman Indonesia.
Sebaliknya, Asia Pasifik menunjukkan tantangan. Jepang mengalami penurunan 19,3%, menjadi US$1,49 juta. Australia turun 13,9% ke US$1,47 juta. Spanyol bahkan anjlok 29,3%, meskipun tetap berada di posisi keenam dengan nilai US$1,69 juta.
Hal ini mengindikasikan adanya faktor persaingan harga dan selera desain yang berbeda di luar pasar Eropa.
Kisah Kebumen menegaskan bahwa UMKM bisa menjadi pemain penting dalam rantai pasok global, sekalipun kontribusi awalnya masih kecil dibanding total ekspor HS 46. Dengan promosi berkelanjutan, dukungan pembinaan, serta penyesuaian desain dan kualitas, potensi untuk memperbesar pangsa pasar sangat terbuka.
Apalagi, permintaan dunia untuk produk dekorasi rumah berbahan serat alam terus meningkat. Pada 2024, nilainya tercatat lebih dari US$6 miliar, dengan pertumbuhan rata-rata hampir 3% per tahun. Jika momentum seperti ekspor Kebumen bisa diperbanyak, Indonesia berpeluang merebut porsi pasar yang lebih besar.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
