Anyaman Kebumen Go International! Taklukkan Amerika - Eropa

Emanuella Bungasmara Ega Tirta, CNBC Indonesia
22 September 2025 15:50
Pengusaha anyaman rotan asal Malang Misriwati Agustina (57) berhasil mengembangkan industrinya di tengah berbagai tantangan yang dihadapi.
Foto: Dok BRI

Jakarta,CNBC Indonesia- Sebuah langkah penting dicatatkan dari Kebumen, Jawa Tengah. Untuk pertama kalinya, produk kerajinan berbahan serat alam asal daerah itu berhasil menembus pasar Amerika Serikat (AS).

PT AgrominaFiber Java Indonesia, UMKM binaan Yayasan Pertamina, mengirim enam kontainer berisi 9.000 keranjang berbahan pelepah pisang dan eceng gondok dengan nilai US$57.200 atau setara Rp937 juta.

Pelepasan ekspor perdana ini dilakukan secara daring pada Selasa (16/9) oleh Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan, Fajarini Puntodewi.

Dia menegaskan, capaian tersebut menjadi bukti bahwa produk UMKM Indonesia mampu bersaing di pasar global, khususnya pada kategori kerajinan ramah lingkungan. "Dari Kebumen, kita bisa menghadirkan karya lokal yang kompetitif, berkelanjutan, dan diminati pasar dunia," ujarnya.

Keberhasilan ini berawal dari partisipasi PT AgrominaFiber dalam Trade Expo Indonesia (TEI) 2024. Dari ajang itu, transaksi bisnis berkembang hingga menjadi pengiriman nyata ke AS.

Direktur perusahaan, Rudi Hermawan, menekankan bahwa daya tarik produk mereka terletak pada tekstur serta warna alami hasil anyaman, yang semakin relevan dengan tren konsumen global yang mencari produk berkelanjutan.

Di Kebumen sendiri, ekspor ini membuka peluang kerja baru. Lebih dari 300 perajin lokal di berbagai desa kini terlibat dalam rantai produksi, memperkuat dampak ekonomi langsung bagi masyarakat.

Bupati Kebumen Lilis Nuryani menilai capaian ini akan menempatkan Kebumen sebagai salah satu basis produksi ekspor kerajinan yang mengangkat potensi lokal sekaligus meningkatkan kesejahteraan warga.

Sebelumnya, PT AgrominaFiber telah menembus pasar Dubai, Belgia, Nigeria, dan Cile. Target ke depan adalah memperluas pasar, meningkatkan repeat order dari mitra AS, serta mengembangkan produk baru seperti topi anyaman.

Meski ekspor Kebumen bernilai ratusan juta rupiah, bila dibandingkan dengan ekspor nasional untuk produk anyaman (HS 46: keranjang, barang dari jerami, rumput, bambu, dan bahan anyaman lainnya), skalanya masih kecil.

Amerika Serikat tetap pasar utama, dengan nilai US$15,91 juta pada Januari-Juli 2025, meski turun 22,2% dibanding periode sama 2024.

Di Eropa, prospek terlihat lebih cerah. Belanda, Inggris, Jerman, Prancis, Spanyol, Denmark, dan Italia masuk daftar 10 besar tujuan ekspor.

Jerman mencatat pertumbuhan tertinggi, naik 44,5% menjadi US$3,53 juta. Italia juga tumbuh signifikan, melonjak 38,5% ke US$1,45 juta. Fakta ini menunjukkan bahwa kawasan Eropa menjadi pasar yang paling dinamis untuk produk anyaman Indonesia.

Sebaliknya, Asia Pasifik menunjukkan tantangan. Jepang mengalami penurunan 19,3%, menjadi US$1,49 juta. Australia turun 13,9% ke US$1,47 juta. Spanyol bahkan anjlok 29,3%, meskipun tetap berada di posisi keenam dengan nilai US$1,69 juta.

Hal ini mengindikasikan adanya faktor persaingan harga dan selera desain yang berbeda di luar pasar Eropa.

Kisah Kebumen menegaskan bahwa UMKM bisa menjadi pemain penting dalam rantai pasok global, sekalipun kontribusi awalnya masih kecil dibanding total ekspor HS 46. Dengan promosi berkelanjutan, dukungan pembinaan, serta penyesuaian desain dan kualitas, potensi untuk memperbesar pangsa pasar sangat terbuka.

Apalagi, permintaan dunia untuk produk dekorasi rumah berbahan serat alam terus meningkat. Pada 2024, nilainya tercatat lebih dari US$6 miliar, dengan pertumbuhan rata-rata hampir 3% per tahun. Jika momentum seperti ekspor Kebumen bisa diperbanyak, Indonesia berpeluang merebut porsi pasar yang lebih besar.

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]


(emb/emb) Next Article Amerika Tutup Pintu: Awas! RI Dibanjiri Baja higgga Plastik China

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular