Harga Emas Antam Melejit Rp7.000, Investor Bisa Happy Weekend

Elvan Widyatama, CNBC Indonesia
13 September 2025 09:00
Karyawati menunjukkan emas PT Aneka Tambang Tbk. (Antam) di salah satu gallery penjualan emas di Jakarta, Kamis (4/5). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Karyawati menunjukkan emas PT Aneka Tambang Tbk. (Antam) di salah satu gallery penjualan emas di Jakarta, Kamis (4/5). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas produksi PT Aneka Tambang (ANTM) Tbk atau yang dikenal dengan emas Antam Logam Mulia mengalami kenaikan pada perdagangan Sabtu (13/9//2025) di butik emas LM Graha Dipta, Pulo Gadung, Jakarta.

Pada pukul 08.30 WIB, harga emas Antam tercatat sebesar Rp2.095.000 per gram, naik Rp7.000 dibandingkan harga sehari sebelumnya di Rp2.088.000 per gram.

Sementara itu harga beli kembali (buyback) emas Antam juga mengalami kenaikan Rp7.000 ke posisi Rp1.942.000

Berikut rincian harga emas Antam Logam Mulia hari ini Sabtu 13 September 2025:

Melonjaknya harga emas Antam Logam Mulia terjadi seiring dengan kenaikan harga emas global.

Pada perdagangan Jumat (12/9/2025), harga emas dunia naik 0,24% di level US$3.642,62 per troy ons. Kenaikan ini ditopang oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed) di tengah sinyal pelemahan pasar tenaga kerja Amerika Serikat.

Data terbaru menunjukkan klaim pengangguran AS melonjak, sementara revisi data tenaga kerja memangkas 911 ribu lapangan kerja dari catatan sebelumnya. Kondisi ini memperkuat keyakinan bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan 17 September mendatang.

Meski inflasi konsumen AS mencatat kenaikan bulanan tertinggi dalam tujuh bulan terakhir, investor lebih menyoroti risiko perlambatan ekonomi. Kombinasi sentimen ini membuat emas semakin diminati sebagai aset lindung nilai (safe haven).

Pasar menilai pelemahan pasar tenaga kerja sebagai sinyal bahwa bank sentral terbesar dunia itu harus lebih akomodatif. Dengan suku bunga yang berpotensi turun, imbal hasil aset berbasis bunga seperti obligasi menjadi kurang menarik, sehingga investor semakin melirik emas.

"Pelemahan tenaga kerja dan inflasi yang tidak stabil sudah diperhitungkan pasar. The Fed dipaksa memangkas suku bunga, sehingga mendorong harga logam mulia naik karena ada risiko inflasi jangka panjang," ujar Daniel Pavilonis, Senior Market Strategist RJO Futures, dikutip dari Reuters.

Selain faktor kebijakan moneter, arus dana masuk ke Exchange-Traded Funds (ETF) emas juga memperkuat reli logam mulia ini. Investor global semakin agresif menempatkan portofolionya pada emas sebagai langkah perlindungan dari ketidakpastian.

"Dengan adanya faktor pendorong ini dan kenaikan arus masuk ETF belakangan, kami memperkirakan harga emas bisa naik hingga US$3.900 per ons pada pertengahan tahun depan," jelas Giovanni Staunovo, Analis UBS.

Sejauh ini, harga emas telah melonjak 39% sepanjang tahun 2025, kenaikan yang menegaskan statusnya sebagai aset lindung nilai di tengah gejolak ekonomi global dan ketidakpastian arah kebijakan moneter The Fed. Tren bullish emas berpotensi masih berlanjut seiring ekspektasi penurunan suku bunga lebih lanjut.

CNBC INDONESIA RESEARCH 

[email protected]

(evw/evw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation