Harga Emas Jatuh: Pembeli & Bandar Mulai Kelelahan & Kebingungan

mae, CNBC Indonesia
Jumat, 12/09/2025 06:32 WIB
Foto: Pexels

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas melemah setelah menciptakan rekor setelah data inflasi Amerika Serikat (AS) mengecewakan pelaku perdagangan emas. Namun, data tenaga kerja AS yang lemah menutupi kekhawatiran dari data inflasi yang lebih kuat.

Fakta ini membuat investor tetap bertaruh jika bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga minggu depan.

Harga emas pada perdagangan Kamis (11/9/2025) ditutup di posisi US$ 3.633,74 per troy ons atau melemah tipis 0,18%. Pelemahan ini berbanding terbalik dengan Rabu di mana emas menguat 0,4% dan menciptakan rekor penutupan baru di US$ 3.640, 39 per troy ons.

Harga emas masih melemah pada hari ini, Jumat (12/9/2025) pada pukul 06.22 WIB. Harga emas melemah 0,01% ke US$ 3.633,22 per troy ons.

"Emas terselamatkan oleh lonjakan tajam klaim pengangguran awal mingguan, yang mencapai level tertinggi tiga tahun di 263.000, sementara inflasi inti tetap tinggi di 0,3% secara bulanan," kata Tai Wong, pedagang logam independent, kepada Reuters.

Wong menambahkan pergerakan harga emas terbaru menunjukkan adanya kelelahan dari pembeli dan trader emas, tetapi prospek emas untuk beberapa bulan ke depan masih positif sehingga membatasi potensi koreksi tajam.
Dia menjelaskan adanya pergerakan beda arah dari data ekonomi AS juga membuat proyeksi harga emas semakin terbelah.

Menurut Biro Statistik Tenaga Kerja AS, IHK naik 0,4% (month to month/mtm), lebih tinggi dari perkiraan ekonom yang disurvei Dow Jones sebesar 0,3%. Namun, secara tahunan (Year on year/yoy), IHK tercatat 2,9%, sesuai dengan ekspektasi.

Sementara itu, core CPI (inflasi inti yang tidak memasukkan harga pangan dan energi yang bergejolak) naik 0,3% (mtm) pada Agustus dan 3,1% (yoy). Keduanya bergerak sesuai perkiraan Dow Jones.

Inflasi AS naik lebih tinggi dari perkiraan pada Agustus, mencatat kenaikan tahunan terbesar dalam tujuh bulan. Namun pada saat yang sama, klaim pengangguran mingguan melonjak tajam, menegaskan tanda-tanda pelemahan pasar tenaga kerja.

Data Kamis juga menunjukkan harga produsen AS secara tak terduga turun pada Agustus, mencerminkan margin jasa perdagangan yang melemah serta biaya barang yang tetap rendah.

Jika digabungkan dengan data non-farm payrolls minggu lalu yang lemah serta revisi yang mengungkap 911.000 lapangan kerja lebih sedikit dalam 12 bulan hingga Maret maka angka-angka ini menunjukkan momentum ekonomi yang melambat dan menambah ekspektasi akan pelonggaran kebijakan Fed.

Menurut data CME FedWatch, pasar kini sepenuhnya memperhitungkan pemangkasan 25 basis poin pada pertemuan kebijakan Fed Rabu depan, dengan kemungkinan kecil pemangkasan 50 basis poin,. Bank sentral menghentikan siklus pelonggaran pada Januari 2025 sambil mempertimbangkan dampak inflasi dari tarif.

Logam mulia ini telah naik 38% sepanjang tahun ini dan sering kali mendapat keuntungan dalam kondisi suku bunga rendah, karena dipandang investor sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian yang lebih luas.

Pertumbuhan yang melambat, inflasi yang tinggi, pergeseran geopolitik, serta diversifikasi dari aset dan dolar AS akan terus menopang permintaan investasi dan pembelian oleh bank sentral, sehingga mendukung emas.


(mae/mae)
Pages