Newsletter

Badai Dalam Negeri Mereda, Investor Bersiap Hadapi Gempuran Amerika

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
11 September 2025 06:20
Ilustrasi Trading (Stok Market)
Foto: Ilustrasi Trading (Stok Market)

Pasar keuangan RI yang berhasil rebound pada perdagangan kemarin Rabu menunjukkan gejolak dari efek reshuffle Kabinet Merah Putih sudah mulai mereda.

Namun, tampaknya volatilitas pasar masih akan diuji sejumlah data dari eksternal, utamanya soal inflasi AS dan update mingguan soal pasar tenaga kerja yang akan menjadi penentu utama keputusan suku bunga the Fed pada minggu depan.

Berikut rincian dari sejumlah sentimen yang akan mempengaruhi gerak pasar hari ini :

Menanti Rilis Data Inflasi AS

Pada Kamis malam nanti, AS akan merilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) alias data inflasi periode Agustus 2025. Sebelumnya, inflasi mengalami percepatan sedikit lebih lambat dari perkiraan pada bulan Juli secara tahunan karena tarif Presiden AS Donald Trump menunjukkan dampak yang sebagian besar moderat dan investor semakin yakin tentang pemotongan suku bunga yang akan datang.

Indeks harga konsumen meningkat sebesar 0,2% yang disesuaikan secara musiman untuk bulan tersebut dan 2,7% dalam basis 12 bulan, Biro Statistik Tenaga Kerja. Angka tersebut dibandingkan dengan estimasi Dow Jones masing-masing sebesar 0,2% dan 2,8%.

Tidak termasuk makanan dan energi, IHK inti meningkat 0,3% untuk bulan tersebut dan 3,1% dari tahun lalu, dibandingkan dengan perkiraan sebesar 0,3% dan 3%. Pejabat Federal Reserve umumnya menganggap inflasi inti sebagai pembacaan yang lebih baik untuk tren jangka panjang. Tingkat inti bulanan merupakan kenaikan terbesar sejak Januari sementara tingkat tahunan merupakan yang tertinggi sejak Februari.

Update Data Pasar Tenaga Kerja AS Lagi

Setelah beberapa hari lalu, pasar tenaga kerja menunjukkan data yang mengecewakan karena jauh lebih lemah daripada yang diperkirakan.

Kini pasar kembali menanti update data berapa banyak tambahan klaim pengangguran secara mingguan yang berakhir per 6 September 2025.

Menurut portal penghimpun data Tradingeconomics, pasar memproyeksi klaim pengangguran akan bertambah 235.000, lebih rendah 2000 klaim dibandingkan minggu sebelumnya.

Penjualan Ritel Indonesia Juli

Sementara itu dari internal pada hari ini, Bank Indonesia (BI) diketahui akan merilis penjualan ritel/eceran Indonesia periode Juli 2025. Sebelumnya, penjualan eceran Indonesia tumbuh 1,3% secara tahunan (yoy) pada Juni 2025, melambat dari kenaikan 1,9% pada bulan sebelumnya namun menandai bulan kedua berturut-turut kenaikan.

Pertumbuhan penjualan melambat untuk makanan, minuman, dan tembakau (2,4% vs 4,0% pada Mei) dan barang budaya dan rekreasi (1,5% vs 4,7%). Omset juga melemah untuk suku cadang dan aksesori otomotif (-0,9% vs 1,6%), bahan bakar (1,2% vs 5,3%), peralatan rumah tangga (-5,9% vs -5,8%), dan peralatan informasi dan komunikasi (-17,9% vs -27,4%).

Sebaliknya, penjualan pakaian naik (1,4% vs -0,3%), mencatat kenaikan pertama dalam tiga bulan. Secara bulanan, penjualan eceran turun 0,2%, melandai dari penurunan 1,3% pada Mei dan mencatat penurunan terkecil dalam tiga bulan, didukung oleh pengeluaran terkait liburan dan bantuan tunai dari pemerintah menjelang tahun ajaran baru.

 Pemerintah Alihkan Dana di BI ke Bank Umum

Pemerintah akan menarik dana yang selama ini tersimpan di Bank Indonesia (BI) sebesar Rp200 triliun dan dialihkan kepada perbankan. Langkah ini ditempuh untuk mendorong perputaran ekonomi yang lebih cepat.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa di Istana Negara, Jakarta, Rabu (10/9/2025). Keputusan tersebut juga telah mendapatkan persetujuan dari Presiden Prabowo Subianto.

Purbaya menjelaskan, dana tersebut merupakan kas negara. Pemindahan dana ke perbankan bukan dalam bentuk pinjaman melainkan tambahan likuiditas agar bisa menggenjot penyaluran kredit.

"Itu jadi sistemnya bukan saya ngasih pinjaman ke bank dan lain-lain. Ini seperti anda naruh deposito di bank, kira-kira gitu kasarnya. Nanti penyalurannya terserah bank. Tapi kalau saya mau pakai, saya ambil," jelasnya.

Meski demikian, Purbaya mengingatkan agar bank tidak menggunakan dana tersebut untuk pembelian Surat Berharga Negara (SBN) ataupun Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

(tsn/tsn)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular