Pasar & Investor Menunggu Gebrakan Baru Purbaya, Pengganti Sri Mulyani

Dari pasar Amerika Serikat (AS), bursa Wall Street kompak pesta pora pada perdagangan Senin atau Selas dini hari waktu Indonesia. Indeks Nasdaq Composite bahkan ditutup pada rekor tertinggi seiring investor bersiap menghadapi pekan penuh data, termasuk dua rilis inflasi yang diawasi ketat.
Indeks Nasdaq yang sarat saham teknologi terbang 0,45% ke level 21.798,70, rekor tertinggi baru setelah sempat menyentuh level intraday tertinggi sepanjang masa dalam sesi perdagangan.
Sementara itu, indeks S&P 500 menguat 0,21% ke 6.495,15, dan Dow Jones Industrial Average naik 114,09 poin atau 0,25% menjadi 45.514,95.
Kenaikan ini dipimpin oleh saham produsen chip Broadcom yang naik 3%, serta saham favorit kecerdasan buatan Nvidia yang naik hampir 1%, menghapus sebagian kerugian tajamnya selama sebulan terakhir. Amazon dan Microsoft juga ikut menguat.
"Masih ada momentum besar untuk belanja AI, pembangunan infrastruktur AI, dan itu tidak hanya terfokus pada 'Magnificent Seven'," ujar Ross Mayfield, ahli strategi investasi di Baird Private Wealth Management kepada CNBC International.
Investor kini menunggu dua laporan inflasi penting pekan ini untuk mendapat gambaran lebih jauh mengenai kondisi ekonomi AS, setelah data perekrutan yang lebih lemah dari perkiraan pada Jumat lalu.
Laporan indeks harga produsen (PPI) untuk Agustus akan dirilis Rabu pagi, disusul indeks harga konsumen (CPI) pada Kamis.
Data ini akan dirilis setelah laporan ketenagakerjaan Agustus yang lesu, yang justru memicu harapan investor bahwa The Federal Reserve (The Fed) hampir pasti akan memangkas suku bunga acuan pada pertemuan kebijakan akhir bulan ini.
Data ketenagakerjaan tersebut juga membuka peluang pemangkasan suku bunga sebesar 0,5 poin persentase.
"Kita sedang berada dalam situasi kekosongan katalis. Pasar akan berada dalam mode menunggu CPI, kecuali muncul kejutan tak terduga terkait tarif atau perdagangan." kata Mayfield.
(tsn/tsn)