
7 Emiten RI Ini Punya Ladang Emas Raksasa: Lagi Tersenyum Bahagia!

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham emas di Tanah Air kini menjadi rebutan para investor. Pergerakan ini dipicu lonjakan harga emasĀ menjelang keputusan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed), dimana para pelaku pasar optimis akan ada pemangkasan suku bunga.
Pergerakan beberapa saham emas hingga perdagangan sesi I hari ini Rabu (3/9/2025), terpantau melesat dalam sepekan seiring dengan kenaikan harga emas dunia yang telah terjadi selama enam hari beruntun.
Saat saham-saham emas tengah dilirik, sangat penting mengetahui berapa cadangan emas yang dimilik oleh masing-masing emiten.
Berikut catatan CNBC Indonesia Research, total cadangan dari masing-masing emiten di sektor pertambangan emas.
Cadangan emas adalah sumber utama pendapatan perusahaan tambang emas. Semakin besar cadangan terbukti (proven reserves), semakin tinggi nilai ekonominya. Investor akan melihat cadangan emas sebagai jaminan keberlanjutan bisnis.
Namun, tambang emas punya umur ekonomis terbatas. Jika cadangan emas sedikit atau hampir habis, prospek pendapatan jangka panjang akan menurun. Cadangan yang besar memberi keyakinan bahwa perusahaan bisa beroperasi bertahun-tahun ke depan.
Bertambah dan berkurangnya cadangan emas juga dapat mempengaruhi harga saham. Penemuan cadangan emas baru biasanya menaikkan harga saham karena dianggap menambah aset berharga. Sebaliknya, jika cadangan terbukti berkurang atau biaya eksplorasi tidak sebanding hasilnya, harga saham bisa tertekan.
Cadangan emas memengaruhi proyeksi produksi, pendapatan, laba bersih, dan pada akhirnya dividen. Investor yang mengincar dividen stabil biasanya lebih percaya pada perusahaan dengan cadangan besar dan mudah ditambang.
Cadangan emas perusahaan tambang adalah jaminan masa depan bisnis mereka. Investor melihatnya sebagai ukuran nilai intrinsik, potensi laba, dan umur bisnis perusahaan.
Harga Emas Terbang
Pada perdagangan Selasa (2/9/2025), harga emas dunia melesat 1,64% di level US$3.532,93 per troy ons. Harga emas sudah menguat enam hari beruntun dengan menguat hampir 5%.
Pergerakan harga emas Selasa kemarin langsung menciptakan empat rekor sekaligus. Pertama, harga emas menciptakan rekor baru intraday di US$ 3.540.28 per troy ons.
Rekor intraday ini mengalahkan catatan tertinggi pada 22 April yakni US$ 3.500 per troy ons.
Rekor kedua adalah harga penutupan tertinggi sepanjang masa. Harga emas sudah menciptakan rekor penutupan tertinggi sepanjang masa selama tiga hari yakni pada Jumat (US$3446,75), Senin (US$3475,87), dan Selasa kemarin (US$ 3532,92).
Rekor ketiga adalah level baru US$ 3.500 dalam sejarah. Setelah berkali-kali mencoba tembus rekor US$ 3.500, harga emas akhirnya mampu menembus level baru di US$ 3.500.
Rekor ke empat adalah penguatan enam hari beruntun. Harga emas terbilang jarang menguat enam hari beruntun. Terakhir kali, harga emas menciptakan rekor enam hari beruntun adalah pada awal April 2025 di mana menjadi awal perang dagang.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)