Gelombang Jatuh Tempo: 38 Perusahaan Ditagih Obligasi, 4 Milik Konglo

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
27 August 2025 15:20
Ilustrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Obligasi perusahaan sering dipandang menarik di mata investor karena menawarkan kombinasi imbal hasil alias return yang relatif lebih tinggi dibandingkan obligasi pemerintah, sekaligus risiko yang masih dapat dikelola. Beberapa obligasi perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pun terpantau akan jatuh tempo pada bulan depan.

Selain capital gain dari pergerakan harga saham, obligasi di perusahaan terbuka juga cukup menarik di mata investor. Hal ini dikarenakan perusahaan biasanya harus menawarkan tingkat bunga atau kupon yang lebih tinggi daripada obligasi pemerintah agar menarik, karena risikonya juga lebih besar. Investor yang mencari return lebih tinggi cenderung memilih obligasi korporasi.

Obligasi perusahaan memberi kesempatan diversifikasi aset. Investor tidak hanya bergantung pada saham atau obligasi negara, tetapi juga mendapat instrumen dengan profil risiko atau imbal hasil berbeda.

Kupon obligasi pun dibayarkan rutin seperti tiap 3 atau 6 bulan, sehingga memberi kepastian arus kas, cocok untuk investor yang mengutamakan pendapatan stabil.

Ada obligasi korporasi dengan peringkat tinggi (risiko lebih kecil, kupon moderat) sampai obligasi high-yield (risiko lebih tinggi, kupon besar). Investor pun bisa memilih sesuai profil risikonya. Tenor juga bervariasi: jangka pendek, menengah, atau panjang.

Jika suku bunga turun atau kondisi perusahaan membaik, harga obligasi bisa naik di pasar sekunder. Investor bisa menjual lebih mahal daripada harga beli.

Kehadiran lembaga pemeringkat seperti PEFINDO di Indonesia, memberi acuan kepada investor tentang tingkat risiko gagal bayar suatu obligasi, sehingga membantu pengambilan keputusan.

Meski bukan tanpa risiko, obligasi korporasi biasanya lebih stabil dibanding saham perusahaan yang bisa sangat fluktuatif.

Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) terdapat 2 obligasi yang akan jatuh tempo pada akhir bulan ini dan 36 obligasi yang akan jatuh tempo pada bulan, yang dimana 14 diantaranya merupakan obligasi perusahaan tbk mulai dari PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk (EXCL), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL), PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Global Mediacom Tbk (BMTR), PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP), PT Pyridam Farma Tbk (PYFA), PT Bank Mayapada Internasional Tbk (MAYA), dan PT Provident Investasi Bersama Tbk (PALM).

Sebagai informasi, PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk (EXCL) merupakan bagian dari Sinar Mas Group. Kemudian terdapat pula PT Global Mediacom Tbk (BMTR) yang merupakan bagian dari MNC Group, konglomerasi besar di Indonesia milik Hary Tanoesoedibjo.

Selanjutnya, PT Provident Investasi Bersama Tbk (PALM) sebelumnya dikenal sebagai Provident Agro, merupakan perusahaan investasi yang didukung oleh beberapa pihak, salah satunya Grup Saratoga dan Grup Provident. Lebih jauh lagi, Saratoga memiliki kepemilikan di PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), dan PALM juga berinvestasi di MDKA.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation