Danantara Jual Patriot Bond, Lebih Murah dari Punya Arab - Turki

Elvan Widyatama, CNBC Indonesia
27 August 2025 14:35
Danantara Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Danantara Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) akan merilis bond atau surat utang bernama Patriot Bond.

Surat utang ini menargetkan dana hingga US$3,1 miliar atau sekitar Rp50 triliun dengan imbal hasil 2%. Dana hasil penerbitan akan dialokasikan untuk membiayai proyek pengelolaan sampah menjadi energi.

Imbal hasil yang ditawarkan jauh lebih kecil dibandingkan yang diterbitkan sovereign wealth fund (SWF) negara lain pada tahun ini. Dengan imbal hasil yang rendah maka Danantara akan lebih ringan atau lebih murah dalam membayar bunga ke investor.

Chief Investment Officer Danantara, Pandu Sjahrir, menjelaskan bahwa Patriot Bond merupakan instrumen pembiayaan strategis yang lazim digunakan di berbagai negara, termasuk Jepang dan Amerika Serikat, guna memperkuat kemandirian pembiayaan nasional.

"Prinsip dasar Patriot Bond adalah partisipasi sukarela dan tanggung jawab bersama. Skema ini membuka ruang bagi kelompok usaha nasional untuk berkontribusi pada agenda pembangunan lintas generasi, sekaligus memastikan keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat," jelas Pandu dalam keterangan tertulis, Selasa (26/8/2025).

Langkah Danantara sejalan dengan praktik sejumlah sovereign wealth fund (SWF) internasional yang telah lebih dulu memanfaatkan instrumen utang sebagai bagian dari strategi pendanaan.

Berikut daftar SWF yang telah merilis surat utang dalam setahun terakhir:

Tercatat, Turkiye Wealth Fund (TWF) pada Oktober 2024 menerbitkan bond senilai US$750 juta dengan kupon 6,950%, mencerminkan premi risiko tinggi atas kondisi fiskal negara tersebut.

Sementara itu, Investment Corporation of Dubai (ICD) pada Oktober 2020 merilis surat utang senilai US$600 juta dengan yield 3,223%.

Di kawasan Teluk, Public Investment Fund (PIF) Arab Saudi juga aktif memanfaatkan pasar utang. Pada Januari 2025, PIF meluncurkan obligasi jumbo senilai US$4 miliar dengan tenor 10 tahun dan yield 5,730%. Dana ini digunakan untuk mendukung agenda diversifikasi ekonomi Saudi melalui proyek-proyek besar Vision 2030.

Adapun dari Uni Emirat Arab, Masdar Abu Dhabi, entitas energi bersih di bawah Mubadala, masuk ke pasar pada Mei 2025 dengan dua penerbitan sekaligus. Seri pertama bernilai US$500 juta dengan tenor 5 tahun dan yield 4,875%, sedangkan seri kedua bernilai sama dengan tenor 10 tahun dan yield 5,375%.

CNBC INDONESIA RESEARCH 

[email protected]

(evw/evw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation