Ternyata Ini Penyebab Saham Grup Astra Kompak Melesat

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
19 August 2025 13:43
Menara Astra. (Dok. Astra)
Foto: Menara Astra. (Dok. Astra)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdagangan pasar saham kembali dibuka pada hari ini. Meskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melemah, justru beberapa saham Grup Astra mencatatkan kenaikan signifikan.

IHSG terpantau melemah hingga perdagangan sesi I hari ini Selasa (19/8/2025) dengan turun 0,09% di level 7.891,04 usai mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa pada perdagangan sebelumnya di level 8.017,07.

Penurunan IHSG masih terbatas ditopang oleh kenaikan saham-saham dari Grup Astra.

Kenaikan saham-saham Grup Astra usai PT Astra International Tbk (ASII) tengah menjalani strategic review, dimana hasilnya kemungkinan akan diumumkan pada semester I 2026. Hal ini diungkapkan dalam dalam earning call di riset Indo Premier Sekuritas.

Tinjauan ini dapat mencakup perencanaan jangka panjang untuk portofolio bisnis, alokasi modal, laba, pertumbuhan, dan total return bagi pemegang saham.

Dalam perencanaan ini, beberapa sektor pun potensial untuk ekspansi, seperti sektor infrastruktur, termasuk jalan tol terutama di wilayah luar Jawa, dan secara selektif di Jawa, selama harganya tetap menarik.

PT Astra International (ASII) juga menyebutkan bahwa review ini bisa saja menghasilkan kemungkinan divestasi pada beberapa aset yang tidak lagi sejalan dengan target jangka panjang.

Sebelumnya, ASII telah melakukan ekspansi bisnis dengan melakukan akuisisi pada salah satu perusahaan tbk di Tanah Air.

ASII melalui anak usaha terkonsolidasi, PT Saka Industrial Arjaya, menandatangani perjanjian bersyarat terkait rencana akuisisi sebanyak 83,67% saham PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP). Penandatanganan dilakukan pada Senin (21/7/2025).

Melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (22/7/2025), menyebutkan bahwa Saka Industrial Arjaya berencana membeli saham SSIA dari pengendali PT Suwarna Arta Mandiri yang menggenggam 49,23% saham dan pemegang saham lainnya Bridge Leed Ltd yang menggenggam 17,51% saham MMLP.

Berdasarkan perjanjian bersyarat, Saka Industrial Arjaya berencana untuk membeli saham milik para penjual yang mewakili kurang lebih 83,67% dari modal ditempatkan dan disetor MMLP. Penyelesaian transaksi tunduk pada dipenuhinya seluruh persyaratan pendahuluan dalam perjanjian bersyarat.

Hingga kuartal I 2025, MMLP mencatatkan penurunan pendapatan dari Rp 87,11 miliar menjadi Rp 86,24 miliar. Laba periode berjalan juga turun dari Rp 32,57 miliar menjadi Rp 22,91 miliar. Sedangkan laba atribusi pemilik entitas induk turun dari Rp 29,66 miliar menjadi Rp 20,66 miliar.

Meskipun kinerja keuangannya turun, terdapat beberapa hal yang membuat MMLP ini menarik untuk diakuisisi oleh ASII.

Pertama, adalah likuiditas MMLP yang melimpah, terpantau dari kas dan setara kas per kuartal I/2025 mencapai Rp230,18 miliar, naik lebih dari dua kali lipat dari posisi akhir tahun lalu.

Sementara utang jangka pendek turun dari Rp119,9 miliar jadi Rp115,19 miliar. Posisi ini dibandingkan kas yang ready, hanya sekitar setengahnya, artinya perusahaan sebenarnya bisa saja melunasi utang ini kapan saja.

Kedua, MMLP ini punya arus yang bisa dibilang bagus, arus kas dari operasional tetap positif, sampai akhir Maret lalu tercatat Rp37,36 miliar, nilai ini lebih banyak dari beban operasionalnya, yang terdiri dari pembayaran untuk gaji, perpajakan, utilitas, sampai outsourcing dan lain-lain nilainya Rp26,72 miliar.

Ketiga, sinergi antara bisnis ASII dan MMLP. Pada dasarnya, akuisisi bisnis pergudangan ini membuka peluang sinergi yang kuat bagi Grup Astra.

Dengan portofolio bisnis yang luas, mulai dari otomotif, agribisnis, logistik, hingga e-commerce. Astra membutuhkan infrastruktur rantai pasok dan distribusi yang andal. Masuknya MMLP ke dalam ekosistem Astra memungkinkan optimalisasi logistik dan efisiensi biaya distribusi, terutama dalam mendukung operasional anak-anak usaha Astra.

Selain itu, sinergi ini juga membuka peluang ekspansi bisnis logistik terpadu milik Astra ke sektor-sektor baru dengan memanfaatkan jaringan gudang MMLP yang tersebar strategis.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation