
Mesin Penjualan Mobil Menyala, ASII Langsung Ngebut?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 sukses mencatat penjualan mobil sebanyak 38.000 unit, atau setara lebih dari separuh total penjualan sepanjang Juli. Angka tersebut tumbuh 12% secara tahunan (year on year/yoy), menandakan daya beli masyarakat di sektor otomotif masih terjaga.
Sebagai emiten otomotif terbesar di Indonesia, PT Astra International Tbk (ASII) diperkirakan menjadi salah satu pihak yang paling diuntungkan dari gelaran ini. Pasalnya, GIIAS sejak lama telah menjadi tradisi tahunan yang tidak sekadar menampilkan pameran, melainkan juga momentum penting bagi konsumen untuk membeli kendaraan dengan lebih bijak.
Banyak masyarakat menunggu GIIAS karena adanya berbagai promo menarik hingga peluncuran perdana mobil maupun kendaraan bermotor terbaru, menjadikan ajang ini sebagai salah satu motor penggerak utama penjualan industri otomotif nasional.
Pasar Otomotif Nasional Masih Lesu
Tak dipungkiri sejak awal tahun pasar otomotif nasional cukup lesu. Penjualan mobil terus turun, bahkan sempat menyentuh kisaran 48.000 unit pada April lalu, menandai level terendah setidaknya dalam tiga tahun.
"Pertumbuhan ekonomi yang belum sesuai harapan ditambah daya beli masyarakat yang masih rendah," kata Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiarto, Selasa (15/7/2025).
Melemahnya daya beli masyarakat membuat banyak masyarakat menahan pembelian mobil dan lebih mengutamakan keperluan lebih premier. Begitu pun dengan tren ganti mobil setelah pemakaian umumnya 5 tahun yang akhirnya tertahan.
Meski demikian ada harapan penjualan bakal semakin membaik bulan ini dengan hadirnya pameran mobil seperti Gaikindo Indonesia Internasional Auto Show (GIIAS).
"Mudah-mudahan dengan adanya pameran-pameran seperti GIIAS Jakarta dan kota-kota lain, atau GJAW , bisa menjadi stimulus untuk meningkatkan angka penjualan," ujar Jongkie.
Adapun penjualan mobil nasional bulan Juni 2025 hanya mencapai 57.761 unit. Terjadi penurunan sebanyak 2.851 unit atau 4,71% dibandingkan penjualan Mei 2025 yang mencapai 60.612 unit.
Padahal, penjualan mobil sempat naik di bulan Mei 2025 jadi 60.612 unit dari bulan April 2025 yang tercatat 51.205 unit. Jika dibandingkan Juni 2024, penjualan mobil tahun ini ambrol 16.854 unit atau 22,59%.
Secara total, penjualan mobil di paruh pertama tahun 2025 tercatat sebanyak 374.741 unit. Angka ini juga ambruk 35.279 unit atau 8,60% dibandingkan periode sama tahun 2024 yang mencatat penjualan sebanyak 410.020 unit.
GIIAS Jadi Pendongkrak Penjualan Mobil Juli - Agustus
Secara historis, Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) selalu digelar pada rentang Juli-Agustus dengan durasi tetap 11 hari. Tradisi ini konsisten berlangsung dari tahun ke tahun, dan meskipun relatif singkat, dampaknya terhadap penjualan kendaraan sangat signifikan.
Pada pelaksanaan GIIAS 2025, penjualan mobil tercatat menembus 38.000 unit, atau tumbuh 12% secara tahunan (yoy). Angka tersebut bahkan setara lebih dari separuh total penjualan mobil sepanjang Juli 2025 yang mencapai 60.552 unit.
Berkat dorongan dari ajang ini, penjualan mobil di Juli naik 4,83% dibandingkan bulan sebelumnya. Namun, secara tahunan masih terkoreksi 18,4% yoy.
Ketua Umum Gaikindo, Yohannes Nangoi, menyebut capaian ini tetap luar biasa di tengah berbagai tantangan global maupun domestik yang menekan industri otomotif.
"Sungguh luar biasa bahwa di tengah tantangan tahun ini, GIIAS berhasil mencatatkan transaksi lebih dari 38 ribu unit kendaraan, melampaui hasil tahun lalu sebesar 12%," ujar Yohannes Nangoi dalam keterangan resmi, Senin (18/8/2025).
Secara kumulatif, sepanjang Januari-Juli 2025, penjualan wholesales tercatat 435.390 unit, turun 10,1% yoy dari periode yang sama tahun 2024 sebanyak 484.250 unit. Sementara itu, penjualan ritel juga terkoreksi 10,8% yoy menjadi 453.278 unit, dari sebelumnya 508.041 unit.
Adapun penjualan ritel pada Juli 2025 mencapai 62.770 unit, atau turun 17% dibandingkan Juli 2024 yang mencapai 75.588 unit. Penurunan tersebut disebabkan oleh transaksi yang terjadi selama GIIAS biasanya baru terealisasi pada bulan berikutnya, sehingga belum sepenuhnya tercatat dalam laporan Juli.
Dengan demikian, tren menunjukkan bahwa penjualan mobil pada Agustus berpotensi lebih kuat dibandingkan Juli. Pola ini sejalan dengan pengalaman pada tahun-tahun sebelumnya, di mana penyelenggaraan GIIAS konsisten mendongkrak kinerja penjualan, meskipun laju pertumbuhan cenderung melambat. Bisa dilihat dalam tabel berikut :
GIIAS 2025 juga berhasil menarik perhatian publik dengan jumlah pengunjung yang mencapai 485.569 orang selama 11 hari penyelenggaraan. Capaian ini lebih tinggi dibandingkan GIIAS 2024 yang mencatat sekitar 475.084 pengunjung.
Pada pameran tahun ini, setidaknya 54 model kendaraan terbaru resmi diperkenalkan ke pasar, mencakup kategori world premiere, Asian premiere, hingga Indonesian premiere. Ajang ini diikuti oleh lebih dari 60 merek otomotif global, terdiri atas 40 merek mobil penumpang, 4 merek kendaraan komersial, 17 merek sepeda motor, serta 4 produsen karoseri.
Deretan merek besar seperti Toyota, Honda, Suzuki, Daihatsu, Mitsubishi, hingga Hyundai kembali meramaikan panggung GIIAS 2025. Selain itu, sejumlah pemain baru asal Tiongkok juga turut mencuri perhatian, di antaranya BYD, AION, Aletra, BAIC, dan Geely, menambah semarak kompetisi di pasar otomotif Indonesia.
ASII Dapat Berkah dan Prospeknya
ASII sebagai pemain otomotif terbesar RI juga mendapat gairah positif dari ajang GIIAS tahun ini.
Hal ini berkat penjualan mobil yang diraih sepanjang Juli 2025 mencapai 31.772 unit, meningkat 8% dibandingkan bulan sebelumnya sebanyak 29.365 unit.
Sejalan dengan kinerja operasional yang membaik ini, saham ASII juga mulai dilirik investor dengan pergerakan yang ciamik.
Pada perdagangan kemarin Rabu (20/8/2025) saham ASII melesat nyaris 10% membawa-nya ke posisi Rp5.500 per lembar, menandai level tertinggi pada tahun ini.
Saham ASII memang sudah lama terkonsolidasi lebih dari setahun dan momentum paruh kedua tahun ini bisa menjadi kebangkitan bagi saham otomotif ini, mengingat secara makro juga sudah mendukung, seperti Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga empat kali membawa harapan daya beli masyarakat semakin membaik dan minat untuk beli kendaraan kembali lagi.
Secara teknikal, setelah ASII melesat kemarin menandai konfirmasi breakout setelah sideways panjang. Ini bisa membuka peluang harga saham ASII bergerak menuju tren naik dengan target resistance ke 6.250 yang merupakan neckline dari pattern double top sebelumnya.
Posisi ini juga semakin menarik diperhatikan kalan ada koreksi dulu ke support terdekat sekitar 5.250, bisa dijadikan momentum untuk buy on retracement.
Namun, jika harga turun lebih dalam dari 5.250 tentu kita harus antisipasi agar bisa meminimalisir risiko jika strategi tidak sesuai yang kita harapkan.
![]() Saham ASII |
Momentum kenaikan saham ASII ini juga tak lepas dari pengaruh asing. Menurut broker summery kemarin, ada JP Morgan Sekuritas Indonesia mencetak net buy saham ASII Rp 206,8 miliar, Maybank Sekuritas net buy Rp193,5 miliar, Macquarie Sekuritas net buy Rp 165,4 miliar, dan CLSA Sekuritas net buy Rp120,8 miliar. Adapun secara total, net buy asing di saham emiten otomotif dan holding senilai Rp853 miliar.
Profitabilitas dan Valuasi ASII
Kalau berbicara soal profitabilitas, ada yang menarik dari ASII yakni net income pada kuartal II/2025 berhasil terbang lebih dari 20% secara kuartalan, hal ini membuatnya secara yoy bisa tetap tumbuh positif kisaran 2%.
Dengan prospek paruh kedua yang diharapkan lebih moncer, hal menarik kedua dari ASII adalah valuasinya masih terbilang undervalued. Menggunakan metrik Price to Book Value (PBV) sampai kemarin saham ASII dihargai 1,03 kali, masih lebih rendah dibandingkan rata-rata industri di 1,26 kali.
Secara keseluruhan, saham ASII terbilang menarik, tetapi ada beberapa risiko yang masih dihadapi dan patut diantisipasi seperti risiko dari sektor bisnis lain yang masih loyo seperti batu bara, lalu dari makro jika daya beli belum pulih sesuai yang diharapkan penjualan segmen otomotif juga tidak akan terlalu tumbuh banyak.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(tsn/tsn)
