
Harga CPO Terbang & Tembus Tertinggi 4 Bulan, Bos Sawit Senyum-Senyum

Jakarta, CNBC Indonesia- Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) kembali melonjak dan mencatat level tertinggi dalam empat bulan terakhir.
Melansir Refinitiv, kontrak berjangka CPO di Bursa Malaysia untuk pengiriman Oktober pada Rabu (13/8/2025) ditutup menguat 0,57% atau MYR 25 menjadi MYR 4.425 per ton.
Kenaikan ini menandai reli empat hari beruntun dengan akumulasi lonjakan 4,00% dibandingkan penutupan Jumat pekan lalu (8/8/2025) di MYR 4.255 per ton.
Penguatan harga CPO dipicu kombinasi faktor fundamental dan sentimen eksternal. Di pasar minyak nabati global, harga minyak kedelai di Dalian, China, naik 0,9%, sementara minyak biji bunga matahari menguat 0,44% pada perdagangan Selasa kemarin (12/8/2025).
Minyak kedelai di Dalian, China, naik 0,9% sendiri akibat kekhawatiran berkurangnya suplai dari Amerika Selatan menyusul revisi turun proyeksi panen di Argentina dan Brasil, serta cuaca kering yang mengancam produktivitas di Midwest, AS.
Minyak biji bunga matahari turut menguat 0,44%, terdorong pengetatan pasokan dari kawasan Laut Hitam akibat gangguan logistik di Ukraina dan Rusia.
Faktor energi juga ikut menopang harga. Minyak mentah dunia yang bertahan di level tinggi membuat produksi biodiesel dari CPO menjadi lebih ekonomis.
Negara produsen besar seperti Indonesia dan Malaysia terus menggulirkan kebijakan mandatori biodiesel termasuk rencana implementasi B50 di Indonesia pada 2026 yang akan memperkuat permintaan domestik di tengah ketatnya pasokan global.
Dari sisi perdagangan fisik, ekspor produk sawit Malaysia melonjak tajam pada awal Agustus. Data Intertek Testing Services mencatat ekspor 1-10 Agustus naik 23,3% dibanding periode yang sama bulan sebelumnya, sementara AmSpec Agri Malaysia melaporkan kenaikan 23,7%.
Di Indonesia,laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis 1 Agustus 2025 menunjukkan ekspor CPO dan produk turunannya pada semester I 2025 tumbuh 24,81% year-on-year menjadi US$ 11,43 miliar, dengan volume mencapai 11 juta ton. Peningkatan ini didorong pemulihan permintaan global serta kesepakatan tarif nol CPO ke Uni Eropa melalui implementasi CEPA.
Melansir Reuters, secara teknikal menunjukkan tren jangka pendek CPO berada di zona bullish dengan Relative Strength Index (RSI) di 65 dan Stochastic RSI di 72, mengindikasikan momentum beli yang masih kuat.
Resistance terdekat berada di MYR 4.416 per ton. Jika level ini ditembus, target berikutnya diproyeksikan di MYR 4.444-4.448 per ton. Sementara itu, support terdekat berada di MYR 4.349 per ton, diikuti MYR 4.271 per ton.
Dengan momentum positif dari sisi teknikal, dukungan harga minyak nabati global, dan lonjakan ekspor dua produsen utama dunia, peluang harga CPO mempertahankan tren naik dalam jangka pendek masih terbuka.
CNBC Indonesia Research
(emb/emb)