Ngacir! Saham Ini Masuk MSCI Meski Labanya Jeblok

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
08 August 2025 12:05
Karyawan berdiri dengan latarbelakang layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (11/7/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Karyawan berdiri dengan latarbelakang layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (11/7/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar yang dinanti-nanti oleh investor akhirnya rilis juga. Morgan Stanley Capital International (MSCI) resmi mengumumkan hasil rebalancing MSCI untuk edisi Agustus 2025. Beberapa saham berhasil masuk MSCI meskipun secara kinerja keuangannya turun. Saham yang masuk dalam indeks tersebut pun langsung meluncur pada awal perdagangan hari ini Jumat (8/8/2025).

Rebalancing Morgan Stanley Capital International (MSCI) telah merilis hasil tinjauan berkala (index review) untuk edisi Agustus 2025 pada Kamis (7/8/2025) waktu Amerika Serikat (AS).
Perubahan ini akan berlaku setelah penutupan perdagangan pada 26 Agustus 2025 dan efektif mulai 27 Agustus 2025.

Dalam aksi kocok ulang kali ini, akhirnya ada dua yang masuk setelah beberapa kali rebalancing menjual saham RI. Menariknya, saham Prajogo Pangestu ada satu yang masuk ke MSCI Global Standard Indexes yaitu PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN).

Ini menjadi satu rekor saham PP masuk MSCI, setelah dua kali gagal dan sekali kena pengecualian.

Saham satu lagi yang masuk datang dari grup Sinarmas, yaitu PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA).

Di sisi lain, ada satu saham yang terdepak dari indeks global ini yaitu PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO).

Karena itu, saham ADRO turun tahta masuk ke MSCI Small Cap Indexes, bersama lima emiten lainnya.

Mereka adalah PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI), PT MNC Land Tbk (KPIG), PT Petrosea (PTRO), Raharja Energi Cepu (RATU), dan PT Triputra Agro Persada (TAPG).

Sementara yang keluar dari small caps ada PT Merdeka Battery Materials (MBMA) dan PT Panin Financial Tbk (PNLF).

Hasil rebalancing MSCI hari ini pun memberikan reaksi pasar terhadap harga saham-saham yang masuk dan keluar dari indeks tersebut.

Meskipun CUAN berhasil masuk dalam MSCI Global Standard Indexes, nyatanya emiten tersebut justru mencatatkan penurunan kinerja keuangan pada semester I 2025.

Begitu juga pada KPIG dan PTRO yang berhasil masuk dalam MSCI Small Cap Indexes, namun masih mencatatkan penurunan performa pada kinerja keuangannya di semester I 2025. Sementara PNLF justru harus keluar dari indeks tersebut meskipun mencatatkan pertumbuhan laba bersih.

Ada beberapa faktor yang biasanya mendorong saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk masuk ke dalam indeks MSCI Indonesia. MSCI (Morgan Stanley Capital International) memiliki kriteria seleksi yang cukup ketat karena indeks ini digunakan oleh investor global sebagai acuan investasi.

Sehingga bukan dari performa kinerja keuangannya saja, tetapi mulai dari kapitalisasi pasar yang besar (market cap), free float yang memadai, likuiditas perdagangan tinggi, stabilitas harga, ,reputasi perusahaan sektor strategis dan respresentatif, tidak ada hambatan investasi asing,

Sebagai catatan, indeks MSCI ini menjadi perhatian investor asing untuk investasi di negara-negara tertentu, baik itu negara maju dan berkembang, termasuk Indonesia.

Setiap kali jadwal rebalancing MSCI mendekat, fund manager asing, investor ritel pun ikut menyoroti pengumuman tersebut.

Pasalnya, Indeks MSCI seperti MSCI Emerging Markets, MSCI Asia ex-Japan, atau MSCI Indonesia, dijadikan patokan oleh investor global dalam mengalokasikan dana ke negara-negara berkembang.

Arus dana besar bisa masuk ke saham yang baru ditambahkan, sementara saham yang dikeluarkan cenderung dibuang oleh investor institusi.

Tak jarang, saham yang diumumkan akan masuk ke dalam indeks MSCI langsung melonjak karena permintaan mendadak.

Sebaliknya, saham yang didepak dari daftar MSCI bisa turun tajam karena tekanan jual. Fenomena ini dikenal sebagai MSCI effect, dan sering dimanfaatkan investor sebagai peluang jangka pendek.

Tak hanya dana pasif, bahkan manajer investasi aktif sekalipun turut menjadikan MSCI sebagai referensi. Rebalancing menjadi momen krusial untuk mengevaluasi strategi alokasi aset, terutama bagi dana kelolaan besar.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation