Raffi Ahmad Cerita Kerasnya Hidup Hingga Sukses, Inspirasi Anak Muda!

Emanuella Bungasmara Ega Tirta, CNBC Indonesia
06 August 2025 22:00
Artis, presenter sekaligus pebisnis, Raffi Ahmad menyampaikan paparan dalam acara LPS Financial Festival 2025 di Dyandra Convention Center, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (6/8/2025). (CNBC Indonesia/Tias Budiarto)
Foto: Artis, presenter sekaligus pebisnis, Raffi Ahmad menyampaikan paparan dalam acara LPS Financial Festival 2025 di Dyandra Convention Center, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (6/8/2025). (CNBC Indonesia/Tias Budiarto)

Jakarta, CNBC Indonesia- Raffi Ahmad bukan ekonom, bukan regulator, dan bukan pembuat kebijakan. Tapi kehadirannya dalam LPS Financial Festival 2025 di Surabaya menjadi salah satu momen yang menarik perhatian audiens, terutama anak muda.

Dalam forum resmi yang digelar Lembaga Penjamin Simpanan ini, Raffi tidak membawakan hiburan. Raffi datang sebagai pelaku ekonomi, pendiri ekosistem bisnis, sekaligus representasi figur publik yang belajar dari tekanan hidup sejak awal kariernya.

Di hadapan ratusan peserta dari berbagai latar belakang, Raffi menjelaskan bagaimana dirinya memandang uang, kerja, dan waktu. Semua berangkat dari pengalaman langsung, bukan teori.

Raffi mengawali ceritanya dari titik yang sangat personal. Ia terjun ke dunia hiburan karena kebutuhan, bukan karena ambisi atau kemewahan.

"Saya mulai syuting umur 13 tahun karena bapak saya sakit. Saya harus bantu keluarga. Pendidikan saya nggak tinggi, tapi saya mau belajar."

Situasi itu membuat Raffi menjalani masa remaja dengan prioritas yang berbeda dari anak-anak seusianya. Ia tidak punya waktu untuk bermain, apalagi memikirkan kemewahan. Sejak dini, ia sudah akrab dengan jadwal padat, tanggung jawab, dan konsekuensi dari setiap keputusan finansial.

Artis, presenter sekaligus pebisnis, Raffi Ahmad menyampaikan paparan dalam acara LPS Financial Festival 2025 di Dyandra Convention Center, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (6/8/2025). (CNBC Indonesia/Tias Budiarto)Foto: Artis, presenter sekaligus pebisnis, Raffi Ahmad menyampaikan paparan dalam acara LPS Financial Festival 2025 di Dyandra Convention Center, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (6/8/2025). (CNBC Indonesia/Tias Budiarto)

Kerja Tanpa Syarat Khusus

Di dunia hiburan, tidak sedikit artis yang menetapkan riders atau permintaan khusus dalam setiap penampilannya. Namun Raffi menyebut dirinya tidak pernah mengajukan permintaan semacam itu. Baginya, kerja adalah kerja.

"Saya entertain buat bikin orang happy. Saya nggak pernah punya riders. Saya datang karena kerjaan dan silaturahmi. Rejeki bukan dari uang saja, tapi dari hubungan baik."

Dalam banyak kesempatan, Raffi selalu menekankan pentingnya menjaga hubungan sosial sebagai bagian dari aset tak berwujud yang berpengaruh langsung terhadap keberlanjutan karier dan bisnis.

Artis, presenter sekaligus pebisnis, Raffi Ahmad menyampaikan paparan dalam acara LPS Financial Festival 2025 di Dyandra Convention Center, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (6/8/2025). (CNBC Indonesia/Tias Budiarto)Foto: Artis, presenter sekaligus pebisnis, Raffi Ahmad menyampaikan paparan dalam acara LPS Financial Festival 2025 di Dyandra Convention Center, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (6/8/2025). (CNBC Indonesia/Tias Budiarto)

Bisnis dan Momen

Berbeda dengan banyak pengusaha yang lahir dari perencanaan matang, bisnis bagi Rffi dimulai dari intuisi dan kesiapan mengambil risiko. Ia percaya bahwa momen adalah elemen penting dalam keberhasilan usaha. Namun, kesiapan mental dan kemampuan mengambil keputusan di saat yang tepat jauh lebih menentukan.

"Bisnis itu soal momen. Mau jadi trendsetter atau pengikut tren, yang penting jangan di zona nyaman. Harus mau capek."

Dalam beberapa tahun terakhir, Raffi memperluas portofolio bisnisnya. Ia membangun RANS Entertainment, mengelola merek makanan dan minuman, menjalin kerja sama di bidang olahraga, bahkan masuk ke sektor teknologi digital.  Semua itu menurutnya bukan hasil satu langkah besar, tapi banyak langkah kecil yang dijalani secara konsisten.

Investasi yang Paling Awal: Keluarga

Ketika membicarakan investasi, Raffi tidak langsung menyebut instrumen keuangan. Sebaliknya, ia berbicara soal keputusan yang ia buat pada saat menerima penghasilan pertama.

"Honor pertama saya masuk ke ibu saya. Rejeki jangan ditahan. Kasih ke orang tua, nanti Allah ganti berkali lipat."

Ia menyebut bahwa keyakinan seperti itu membuat dirinya lebih tenang dalam bekerja. Tidak ada ketakutan kehilangan uang karena prinsip dasarnya adalah berbagi, bukan menimbun. Ia mengakui bahwa strategi bisnis dan finansial tentu penting, tapi keputusan-keputusan sederhana yang dilandasi nilai dan etika juga tidak kalah berpengaruh.

Artis, presenter sekaligus pebisnis, Raffi Ahmad menyampaikan paparan dalam acara LPS Financial Festival 2025 di Dyandra Convention Center, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (6/8/2025). (CNBC Indonesia/Tias Budiarto)Foto: Artis, presenter sekaligus pebisnis, Raffi Ahmad menyampaikan paparan dalam acara LPS Financial Festival 2025 di Dyandra Convention Center, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (6/8/2025). (CNBC Indonesia/Tias Budiarto)

Waktu Adalah Parameter Kedisiplinan

Dari seluruh topik yang dibahas Raffi, soal waktu menjadi yang paling ia tekankan. Ia menyebut waktu sebagai aset utama, bahkan lebih penting dari uang.

"Waktu nggak bisa diulang. Kalau bisa atur waktu dengan baik, berarti kamu sudah dewasa."

Raffi menyadari bahwa popularitas tidak abadi. Maka ia membangun bisnis bukan untuk mengikuti tren, tapi untuk memperpanjang daya hidup karya dan pengaruhnya. Baginya, cara terbaik memanfaatkan waktu adalah dengan belajar, bekerja, dan terus bergerak. Ia tidak percaya pada stagnasi.

"Kita nggak bisa terlalu nyaman. Saya punya mimpi, tapi mimpi itu hanya bisa dicapai kalau dijalani dengan capek."

Raffi kini menjalankan peran sebagai suami, ayah, pemimpin tim, sekaligus pemilik ragam brand. Ia menyadari bahwa setiap posisi membawa tanggung jawab, terutama dalam hal pengelolaan uang dan waktu.

"Saya masih belajar. Saya bukan orang paling sukses, tapi saya tahu saya nggak boleh berhenti di titik ini."

Dalam forum LPS, Raffi menegaskan bahwa literasi keuangan tidak harus dimulai dari bangku kuliah atau seminar formal. Bisa dari obrolan, pengalaman pribadi, hingga tekanan hidup. Yang penting, menurutnya, adalah kemauan untuk mengatur diri sendiri, belajar dari kegagalan, dan tidak takut untuk mulai dari nol.

CNBC Indonesia Research

(emb/emb)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation