
Awas, Serangan Dolar! IHSG, Rupiah Hingga Obligasi Bisa Jadi Korban

Dari pasar saham AS, bursa Wall Street ditutup beragam pada perdagangan Senin atau Selasa dini hari waktu Indonesia.
Indeks S&P 500, naik tipis 0,02% dan ditutup di 6.389,77. Indeks ini sempat mencetak rekor tertinggi baru tak lama setelah pembukaan, tetapi hanya naik 0,2%.
Indeks S&P 500 berakhir hampir stagnan karena pelaku pasar mengabaikan kesepakatan dagang antara AS dan Uni Eropa, sementara pekan penuh katalis pasar, termasuk keputusan suku bunga The Fed sudah di depan mata.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 64,36 poin atau 0,14% menjadi 44.837,56, sementara Nasdaq Composite menguat 0,33% dan ditutup di 21.178,58. Indeks yang didominasi saham teknologi ini juga mencatat rekor tertingginya pada Senin.
Para investor tengah bersiap menyambut serangkaian data penting, termasuk pekan tersibuk musim laporan keuangan sejauh ini, keputusan suku bunga the Fed dan laporan ketenagakerjaan pada Jumat.
Lebih dari 150 perusahaan dalam indeks S&P 500 dijadwalkan merilis laporan keuangannya, termasuk raksasa teknologi "Magnificent Seven" seperti Meta Platforms dan Microsoft pada Rabu, disusul oleh Amazon dan Apple pada Kamis.
Investor akan memperhatikan komentar-komentar perusahaan mengenai pengeluaran untuk AI sebagai arah apakah investasi besar ke penyedia layanan hyperscale tahun ini memang layak.
The Fed akan mengadakan pertemuan kebijakan selama dua hari yang akan berakhir pada Rabu. Meskipun bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan jangka pendek di kisaran saat ini yaitu 4,25% hingga 4,5%, para pelaku pasar akan mencermati petunjuk apakah pemangkasan suku bunga mungkin terjadi pada pertemuan September.
Pada Jumat, investor juga akan mencermati laporan pekerjaan Juli untuk mengukur kesehatan ekonomi. Laporan tersebut diperkirakan akan menunjukkan penambahan 102.000 pekerjaan, turun dari 147.000 pada Juni.
Hari Jumat juga merupakan batas waktu yang ditetapkan P
residen Donald Trump bagi mitra dagang untuk mulai membayar tarif.
"Dengan pasar yang mendorong ke level tertinggi baru dan volatilitas turun ke level terendah sejak Februari, dua tantangan besar yang dihadapi investor adalah rasa puas diri dan dorongan untuk mengejar pasar," kata Daniel Skelly, direktur pelaksana di Morgan Stanley Wealth Management, dikutip dari CNBC International.
Dia menambahkan meskipun ada perkembangan positif di sisi perdagangan, dampak penuh dari tarif masih menjadi tanda tanya.
Pada Minggu, Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa AS telah mencapai kesepakatan dengan Uni Eropa untuk menurunkan tarif menjadi 15%.
Sebelumnya, Trump mengancam akan memberlakukan tarif sebesar 30% terhadap sebagian besar barang impor dari mitra dagang terbesar AS itu.
Pada Senin, Trump mengatakan bahwa tarif dasar global bagi negara-negara yang belum merundingkan ulang perjanjian dagang dengan AS kemungkinan akan berada di kisaran 15% hingga 20%.
"Minggu ini adalah mimpi dan sekaligus ketakutan bagi para trader. Ada begitu banyak peristiwa penting yang bisa terjadi. Apa yang akan menjadi berita utama terbesar antara keputusan FOMC dan konferensi pers Ketua The Fed?" kata Jay Woods, kepala strategi global di Freedom Capital Markets.
Data ekonomi lainnya yang dijadwalkan minggu ini termasuk JOLTS (Job Openings and Labor Turnover Survey) pada Selasa, laporan tenaga kerja sektor swasta ADP pada Rabu, dan klaim pengangguran mingguan pada hari Kamis.
(emb/emb)