IHSG Tembus 7500! Waspada Posisi di Resistance Rawan Longsor

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
24 July 2025 14:52
ilustrasi trading
Foto: Pixabay

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis hari ini (24/7/2025) berhasil tembus 7500. Sayangnya posisi ini sudah di resistance, yang mana memicu aksi rawan taking profit.

IHSG dalam dua pekan terakhir bergerak moncer, pada hari ini menembus level 7500 yang menandai level tertinggi tahun ini dan mencetak rekork tertinggi sejak 24 Desember 2025.

Secara teknikal, IHSG berhasil breakout dari resistance di 7470, level ini kini berubah menjadi support, sementara resistance selanjutnya berada di level 7800.

IHSGFoto: Tradingview
IHSG

Kenaikan IHSG hari ini sudah merespon dari penguatan saham-saham big caps perbankan. Sebut saja, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sampai pukul 14.25 WIB sudah terbang 3,16% ke posisi Rp3.920 per lembar, menyumbang 19,77 indeks poin terhadap indeks.

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) juga tak kalah kuat mendorong penguatan IHSG, masing-masing menyumbang 10,50 poin dan 4,27 poin. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) juga ikut berkontribusi 1,23 poin.

Ada yang menarik dari sektor finansial, yaitu saham PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) berhasil Auto Reject Atas (ARA) dan menjadi kontributor utama IHSG sampai 25,12 poin.

Di luar sektor keuangan, saham big caps lain yang sudah lama geraknya lambat, seperti PT Astra Internasional Tbk (ASII) ikut muncul jadi pendorong IHSG dengan kontribusi 3,33 poin.

Namun, ada yang perlu menjadi catatan, dari kenaikan IHSG selama lebih dari 10 hari ini, yaitu dominasi saham konglomerasi.

CNBC Indonesia Research menghitung sampai 21 Juli 2025, dominasi saham konglomerat terhadap IHSG sudah mencapai 48%. Ini utamanya datang dari saham dari grup Prajogo Pangestu.

Tak dipungkiri, saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Chandra Asri Pacifik Tbk (TPIA), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), sampai anak usaha yang baru IPO, PT Daya Chandra Investasi Tbk (CDIA) pada pekan ini nampang di posisi 20 besar market cap.

Untuk ukuran anak yang baru lahir, belum genap sebulan, CDIA Auto Reject Atas (ARA) beruntun, mengakumulasi penguatan hingga 697% menjadi Rp 1.515 per saham

Saat ini, saham CDIA sedang disuspensi bursa untuk kedua kalinya.

Sebelumnya, IPO lain yang tercatat bersamaan dengan CDIA, yakni PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN), juga mengalami suspensi selama dua hari. Begitu suspensi dibuka hari ini, saham COIN langsung terkoreksi lebih dari 8%.

Jika pola serupa terjadi pada CDIA saat suspensi dibuka, potensi tekanan terhadap IHSG bisa meningkat. Apalagi, saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) yang beberapa juga menjadi penopang indeks sekaligus saham dengan harga tertinggi di bursa saat ini, juga sedang disuspensi.

Bila suspensinya dicabut dan aksi ambil untung (profit taking) mulai terjadi, koreksi IHSG dalam waktu dekat menjadi hal yang patut diantisipasi.

CNBC INDONESIA RESEARCH

(tsn/tsn)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation