
'Monster' Wipha Bikin Warga Filipina-Taiwan-China Bergidik, Apa Itu?

Jakarta, CNBC Indonesia - Badai tropis Wipha telah memporak-porandakan Filipina dan Taiwan. Dahsyatnya badai Wipha dikabarkan mampu mencapai kecepatan di atas 100 kilometer per jam dan merubuhkan papan reklame.
Badai Wipha sebelumnya melintasi Filipina hingga membuat sebuah truk yang terparkir tertimpa papan reklame yang tumbang akibat angin kencang di Kota Quezon, sebelah utara Manila.
Wipha juga mampu mencapai kecepatan angin maksimum 101 km/jam dan hembusan hingga 126 km/jam saat melewati selatan Taiwan pada Sabtu (19/7/2025).
Wipha membuat banyak feri menghentikan layanannya di provinsi Fujian di pantai timur China. Sementara di Hong Kong, Cathay Pacific menyatakan bahwa semua penerbangan yang tiba atau berangkat antara pukul 5.00 dan 18.00 waktu setempat pada hari Minggu akan dibatalkan atau ditunda. Maskapai ini juga menggratiskan biaya perubahan tiket.
Dahsyatnya Wipha sudah pernah dirasakan sebelumnya. Misalnya pada 2023, sebuah topan Wipha ke China selatan, memicu banjir di Hong Kong dan wilayah lainnya. Banjir di sekitar kota Maoming di provinsi Guangdong menyebabkan sebuah danau di sebuah peternakan buaya komersial meluap dan lebih dari 70 ekor buaya melarikan diri.
Lebih parah terjadi pada 2019. Saat itu, badai tropis Wipha melintas sekitar 310 km dari wilayah tersebut, sirkulasinya yang luas dan struktur anginnya yang asimetris mengharuskan dikeluarkannya Sinyal Badai No. 8 pertama tahun ini. Wipha juga merupakan badai tropis terjauh yang mengharuskan dikeluarkannya Sinyal Badai No. 8 di Hong Kong sejak tahun 1961.
Hujan deras dan badai yang terkait dengan daerah hujan luar Wipha melanda wilayah tersebut selama 30 Juli hingga 2 Agustus 2019.
Secara keseluruhan, curah hujan lebih dari 250 milimeter tercatat di wilayah tersebut, dengan curah hujan melebihi 350 milimeter di Pulau Lantau dan sebagian Wilayah Baru.
Peringatan Hujan Badai Amber dikeluarkan pada 31 Juli, 1 Agustus, dan 2 Agustus. Hujan sangat deras pada malam 31 Juli, sehingga Observatorium mengeluarkan Peringatan Hujan Badai Merah, Peringatan Tanah Longsor, dan Pengumuman Khusus tentang Banjir di Wilayah Baru Utara.
Pada saat itu, di Hong Kong, setidaknya 20 orang terluka selama berlalunya Wipha. Ada lebih dari 850 laporan pohon tumbang, 3 laporan banjir dan 3 laporan tanah longsor.
Saat angin kencang, sebuah menara derek di Sham Shui Po tertiup jatuh dan satu orang terluka oleh benda yang jatuh. Bahkan ada perancah atau scaffolding bangunan di Sai Kung, Tung Chung dan Aberdeen tertiup jatuh.
Selama cuaca badai, satu orang terluka saat berenang di Shek O dan membutuhkan bantuan penjaga pantai. Penduduk desa di Kam Tin terjebak oleh air banjir dan dibawa ke tempat aman oleh petugas pemadam kebakaran.
Bagian dari langit-langit palsu di Pasar Sentral runtuh di bawah hujan deras. Sebuah dinding penahan di Tai Tong juga runtuh, merusak gubuk logam. Sekitar 300 hektar lahan pertanian di Wilayah Baru terdampak. 693 penerbangan dibatalkan, 25 penerbangan ditunda dan 14 penerbangan dialihkan di Bandara Internasional Hong Kong.
(ras/ras)