Catat!Hari Lebih Pendek pada Tanggal Ini, Rotasi Bumi Akan Lebih Cepat

Rania Reswara Addini, CNBC Indonesia
09 July 2025 16:07
Ilustrasi roket Artemis meninggalkan Bumi menuju Bulan
Foto: dok NASA

Jakarta, CNBC Indonesia - Bumi diperkirakan akan berputar lebih cepat dalam beberapa minggu ke depan, sehingga beberapa hari akan terasa lebih pendek dari biasanya.

Pada tanggal 9 Juli, 22 Juli, dan 5 Agustus, posisi bulan diperkirakan akan mempengaruhi rotasi bumi sehingga setiap hari akan lebih pendek antara 1,3 hingga 1,51 milidetik dari biasanya.

Satu hari di bumi adalah lama waktu yang dibutuhkan planet kita untuk berputar penuh pada porosnya, lebih tepatnya sekitar 86.400 detik, atau 24 jam. Meskipun begitu, durasi rotasi bumi tidaklah tetap sepanjang masa akibat dipengaruhi oleh posisi matahari dan bulan, perubahan medan magnet bumi, dan keseimbangan massa planet.

Seiring jarak antara bulan dan bumi semakin menjauh, hari rata-rata menjadi lebih panjang.

Sejak masa awal planet kita, rotasi bumi telah melambat, sehingga hari-hari menjadi lebih panjang. Para peneliti menemukan bahwa sekitar 1 hingga 2 miliar tahun yang lalu, satu hari di bumi hanya berdurasi 19 jam

Hal ini kemungkinan disebabkan oleh bulan yang lebih dekat dengan planet kita, sehingga tarikan gravitasinya lebih kuat daripada sekarang dan menyebabkan umi berputar lebih cepat pada porosnya.

Pada 9 Juli, 22 Juli, dan 5 Agustus 2025, bulan akan berada pada jarak terjauh dari khatulistiwa bumi, yang mengubah dampak tarikan gravitasinya terhadap sumbu bumi.

Untuk memahaminya dengan mudah, bayangkan bumi sebagai gasing yang berputar. Jika jari-jari di tengah diputar, Ia tidak akan berputar secepat jika dipegang dari atas dan bawah.

Ketika bulan lebih dekat ke kutub, rotasi bumi menjadi lebih cepat, sehingga hari menjadi lebih pendek dari biasanya.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa aktivitas manusia juga berkontribusi pada perubahan rotasi planet. Para peneliti di Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menghitung bahwa pergerakan es dan air tanah, yang terkait dengan perubahan iklim, telah memperpanjang panjang hari kita sebesar 1,33 milidetik per abad antara tahun 2000 dan 2018.

Peristiwa tunggal juga dapat memengaruhi rotasi bumi.  Gempa bumi tahun 2011 yang melanda Jepang memperpendek panjang hari sebesar 1,8 mikrodetik. Bahkan perubahan musim memengaruhi rotasi bumi, kata Richard Holme, seorang geofisikawan dari Universitas Liverpool, dalam email kepada Live Science.

"Ada lebih banyak daratan di belahan utara daripada selatan. Pada musim panas di belahan utara, pohon-pohon tumbuh daun, artinya massa dipindahkan dari tanah ke atas tanah lebih jauh dari sumbu rotasi bumi." kata Holme dikutip dari The Guardian.

Kecepatan rotasi benda yang bergerak dipengaruhi oleh distribusi massanya. Saat seorang peminat seluncur es berputar di tempat, mereka berputar lebih cepat saat lengan mereka rapat di dada, dan memperlambat diri dengan mengulurkan lengan.

Saat massa bumi berpindah dari inti ke bagian luar pada musim panas, laju rotasinya harus berkurang, sehingga panjang hari bertambah, jelas Holme.

Namun perubahan ini tidak terasa pada tingkat individu. Pada hari-hari tersebut, jam kita akan tetap mencatat 24 jam.

Perubahan zona waktu hanya akan terjadi jika perbedaan panjang hari melebihi 0,9 detik, atau 900 milidetik. Meskipun hal ini belum pernah terjadi dalam satu hari, seiring berjalannya waktu, jam kita menjadi tidak sinkron dengan posisi planet.

Hal ini dipantau oleh Layanan Rotasi bumi dan Sistem Referensi Internasional (IERS), yang akan menambahkan "detik kabisat" ke UTC sesuai kebutuhan untuk mengembalikan sinkronisasi.

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]

 

(mae/mae)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation