
Bukan Blue Chip, Saham Ini Layak Dilirik

Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan Index Harga Saham Gabungan (IHSG) kini tak menentu, kadang naik kadang turun. Pola IHSG kini tengah berada di area konsolidasi, sehingga pergerakannya tak begitu volatile.
Saat IHSG berada di area konsolidasi alias bergerak sideways (datar) dalam rentang harga tertentu, hal ini biasanya mencerminkan pelaku pasar tengah menunggu katalis yang jelas untuk naik lebih tinggi atau turun lebih dalam.
Lantas jika kondisi pasar tengah sideaways seperti ini, saham apa yang cocok untuk dikoleksi?
Mengingat kini tengah ramai saham-saham IPO, justru ini menjadi peluang untuk meraup cuan dalam jangka pendek. Ditengah ketidakpastian global dan melemahnya ekonomi, maka saham-saham yang tengah trending bisa dimanfaatkan untuk meraup cuan.
Tercatat sudah ada 8 saham IPO yang akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) di sepanjang pekan ini.
Dari 8 emiten tersebut, empat diantaranya telah melantai di BEI pada perdagangan kemarin Selasa (8/7/2025) dan hari ini Rabu (9/7/2025).
Dari 4 emiten tersebut, 3 diantaranya bergerak di laju positif.
PT Pancaran Samudera Transport Tbk (PSAT) yang lebih dulu melantai merupakan salah satu saham yang bergerak di sektor transportasi dan logistik.
PSAT menggandeng underwriter atau penjamin emisi yang memiliki track record cukup bagus, yaitu Trimegah Sekuritas.
PSAT menjalankan usaha di sektor angkutan laut, khususnya dengan menggunakan tugboat dan tongkang untuk mengangkut berbagai jenis muatan seperti batu bara, pasir, dan material tambang lainnya.
Dari aksi IPO ini, PSAT menargetkan dana segar hingga Rp200,1 miliar, mayoritas dari dana itu atau sekitar 87% akan disalurkan ke anak usaha untuk memperkuat armada, yakni dengan menambah dua kapal bulk carrier.
Jika rencana ini berjalan, maka total armada bulk carrier milik perusahaan akan menjadi empat unit. Sebagai informasi, tingkat utilisasi dua kapal bulk carrier yang dimiliki sebelumnya telah mencapai lebih dari 85%.
Yang perlu dicatat, permintaan batu bara dalam negeri (Domestic Market Obligation/DMO) diperkirakan akan tetap tumbuh pada tahun 2025, dengan proyeksi kenaikan sebesar 4,1% secara tahunan (YoY) menjadi 229,3 juta ton. Ini menjadi peluang bagi PSAT untuk menangkap pasar yang semakin besar.
Sementara sisanya, sekitar 15% dana IPO akan digunakan untuk keperluan modal kerja Perseroan yang berupa bahan bakar kapal.
Kemudian, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) yang merupakan anak usaha tidak langsung dari PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), yang sebelumnya dikenal sebagai PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. Keduanya merupakan bagian dari grup Barito Pacific, milik konglomerasi Prajogo Pangestu.
TPIA adalah perusahaan induk yang bergerak di bidang petrokimia terbesar di Indonesia. CDIA didirikan untuk mengelola dan mengembangkan unit-unit usaha infrastruktur pendukung industri petrokimia dan energi dari TPIA.
CDIA memiliki peran penting bagi TPIA. CDIA dibentuk sebagai kendaraan strategis untuk menyediakan jasa logistik, transportasi laut, dan terminal penyimpanan, mengelola infrastruktur energi dan utilitas, seperti listrik dan air industri, yang akan mendukung mega proyek CAP2 (Complex Expansion Project) dari TPIA, dan meningkatkan efisiensi dan integrasi rantai pasok TPIA.
Diketahui, IPO PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) terjadi kelebihan permintaan atau oversubscribed sampai lebih dari 400 kali untuk jumlah lembar saham baru yang ditawarkan sebanyak 12.482.937.500 lembar.
IPO PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) juga memiliki enam joint lead underwriters (penjamin pelaksana emisi efek), jumlah yang tergolong banyak untuk ukuran IPO di Indonesia. Hal ini bukan kebetulan ada alasan strategis dan teknis di baliknya.
Berikut adalah enam Joint Lead Underwriters (penjamin pelaksana emisi efek) yang ditunjuk untuk IPO PTChandra Daya Investasi Tbk (CDIA):
1. PT BCA Sekuritas
2. PT BNI Sekuritas
3. PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia
4. PT Henan Putihrai Sekuritas
5. PT OCBC Sekuritas Indonesia
6. PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk
Adapun, PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) menjadi pertama dan satu-satunya Bursa Berjangka dan Bursa Aset Kripto di Indonesia yang akhirnya go public.
PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) didirikan pada 2022. Perseroan merupakan perusahaan holding yang melakukan investasi pada perusahaan anak yang bergerak dalam bidang bursa berjangka dan bursa aset kripto, yaitu PT Central Finansial X (CFX) dan jasa Kustodian Aset Kripto, yaitu PT Kustodian Koin Indonesia (ICC).
PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) menggaet Ciptadana Sekuritas Asia sebagai penjamin emisi.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)