Newsletter

Euforia Saham IPO Sukses Bangkitkan IHSG, Pesta Berlanjut Hari Ini?

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
09 July 2025 06:17
Perang Dagang Trump Membara Lagi, RI Kena Tarif 32%
Foto: Cover fokus/ Perang Dagang Trump Membara Lagi, RI Kena Tarif 32%/ Ilham

Pasar keuangan Indonesia hari ini masih akan dibayangi oleh kebijakan tarif Trump. Kebijakannya yang berubah-ubah bisa emnjadi sentimen negatif pasar. 
Sentimen positif hari ini diharapkan datang dari perdagangan perdana dua saham emiten baru yakni  PT Cakra Buana Resources EnergiTbk (CDIA) dan PT Bank Coin Indonesia Tbk (COIN). Antusiasme  besar saat periode penawaran diharapkan berlanjut pada perdagangan perdana hari ini.

Saat ini IHSG tengah berada di area konsolidasi usai tren penurunan secara minor trend. Hal ini memberikan peluang IHSG dapat menuju bullish trend usai keluar dari zona konsolidasi. Harapan negosiasi RI terhadap tarif yang ditetapkan Presiden Trump bisa menjadi katalis positif bagi pasar keuangan RI.

Berikut beberapa sentimen pasar hari ini:

Keyakinan Konsumen Terjaga

Bank Indonesia mencatat keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap terjaga pada Juni 2025. Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen yang berada di level optimis sebesar 117,8, lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya yang tercatat 117,5.

Terjaganya keyakinan konsumen pada Juni 2025 ditopang oleh Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK). IKE Juni 2025 tercatat sebesar 106,7, lebih tinggi dibandingkan dengan indeks bulan sebelumnya sebesar 106,0.

BI mencatat membaiknya IKE Juni 2025 didukung oleh Indeks Penghasilan Saat Ini (IPSI) dan Indeks Pembelian Barang Tahan Lama/Durable Goods (IPDG).

IPSI dan IPDG berada pada level optimis masing-masing tercatat sebesar 120,2 dan 105,9, lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya sebesar 118,1 dan 104,1.

Sedangkan, Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja (IKLK) tercatat di level pesimis sebesar 94,1.

Adapun, IEK Juni 2025 tercatat sebesar 128,9, relatif stabil dibandingkan dengan indeks pada bulan sebelumnya sebesar 129,0.

Tetap terjaganya IEK bersumber dari komponen Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha (IEKU) dan Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja (IEKLK) pada Juni 2025 tercatat masing-masing sebesar 129,3 dan 124,1 lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya sebesar 127,8 dan 123,8.

Sementara, Indeks Ekspektasi Penghasilan (IEP) tercatat sebesar 133,2 masih berada pada level optimis meski lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya sebesar 135,4.

Survei BI yang sama juga mencatat rata-rata proporsi pendapatan konsumen untuk konsumsi (average propensity to consume ratio) pada Juni 2025 tercatat sebesar 75,1%, lebih tinggi dibandingkan dengan proporsi pada bulan sebelumnya, yaitu sebesar 74,3%.

Sedangkan, proporsi pendapatan konsumen yang disimpan (saving to income ratio) sebesar 14,1%, lebih rendah dibandingkan dengan proporsi pada bulan sebelumnya sebesar 14,9%.

Adapun proporsi pembayaran cicilan/utang (debt to income ratio) pada Juni 2025 stabil sebesar 10,8%.

Kebijakan Tarif Trump

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memperingatkan para mitra dagangnya untuk merundingkan kesepakatan baru. Jika tidak, mulai 1 Agustus 2025, AS siap menerapkan kenaikan pajak impor sesuai tarif resiprokal atau timbal balik.

Pada Senin kemarin (7/7/2025), Presiden AS Donald Trump telah mengirimkan surat kepada para negara mitra dagang AS. Dalam surat itu, Trump memberi peringatan bahwa mereka akan menghadapi bea masuk yang lebih tinggi dalam waktu dekat jika kesepakatan tidak tercapai.

Trump telah mengirimkan surat resmi kepada 14 negara, termasuk Indonesia, yang mengancam akan mengenakan tarif impor minimal 25% mulai 1 Agustus 2025.

Jika negara-negara tersebut gagal mencapai kesepakatan perdagangan baru dengan Washington sebelum tenggat waktu tersebut, maka kebijakan ini akan diberlakukan secara penuh.

Dalam surat yang dikirim langsung ke para pemimpin negara-negara target dan diunggah ke media sosial, Trump menegaskan tarif tersebut merupakan tanggapan atas defisit perdagangan yang sudah berlangsung lama.
Ia juga menyatakan kesediaannya untuk menyesuaikan tarif, namun dengan syarat negara-negara tersebut harus menurunkan hambatan dagang mereka terhadap produk-produk asal AS.

Menurut surat-surat tersebut, barang-barang yang diimpor ke AS dari Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Kazakhstan, dan Tunisia sekarang akan menghadapi tarif 25%. Barang-barang Afrika Selatan dan Bosnia akan dikenakan tarif AS sebesar 30%.

Impor dari Indonesia akan dikenakan bea cukai sebesar 32%. Bangladesh dan Serbia sama-sama dikenai tarif 35% sementara Kamboja dan Thailand ditetapkan untuk tarif 36%, lalu dari Laos dan Myanmar sebesar 40%.

Tarif tarif impor AS yang diperbarui. (Dok. cnbc.com)Foto: Tarif tarif impor AS yang diperbarui. (Dok. cnbc.com)

Surat yang ditandatangani Trump menambahkan bahwa AS "mungkin" akan mempertimbangkan untuk menyesuaikan tingkat tarif baru lagi. "Tergantung pada hubungan kami dengan Negara Anda," tegasnya dikutip Selasa (8/7/2025).

Surat-surat tersebut adalah yang pertama dikirim sebelum hari Rabu, 9 Juli. Tanggal itu adalah batas negosiasi tarif timbal balik Trump, yang diumumkan April lalu.

Trump menandatangani perintah eksekutif yang menunda batas waktu tarif hari Rabu hingga 1 Agustus. Perintah tersebut mengatakan Trump membuat keputusan itu "berdasarkan informasi tambahan dan rekomendasi dari berbagai pejabat senior".

Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan lebih banyak surat akan dikirim dalam beberapa hari mendatang. Belum ada detail lain soal pernyataan tersebut.

Perlu diketahui, semua surat tersebut mengatakan bahwa tarif umum terpisah dari bea masuk sektor tertentu tambahan pada kategori produk utama. Surat tersebut juga mengatakan "barang yang dikirim ulang untuk menghindari tarif yang lebih tinggi akan dikenakan tarif yang lebih tinggi lagi".

RI Gabung BRICS

Bergabungnya Indonesia dan sederet negara lain membuat kekuatan BRICS semakin besar, bahkan jika dibandingkan kelompok negara maju G7 yang didukung Amerika Serikat (AS). BRICS hingga kini telah mencakup 40% dari PDB dunia dan merepresentasikan sekitar 56% populasi global.
Demikianlah disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam siaran pers, dikutip CNBC Indonesia, Selasa (8/7/2025).

"Jadi ini ekonominya terus bertambah, dan kalau kita lihat berdasarkan purchasing power parity, ini juga BRICS itu sudah lebih tinggi daripada G7. Jadi ini yang mendorong bahwa BRICS menjadi bagian daripada Global South dan diharapkan bisa menyuarakan Global South di fora internasional," jelasnya.

Indonesia berkomitmen untuk terus mendukung perdamaian dunia melalui pendekatan multilateralisme serta menjunjung tinggi prinsip-prinsip hukum internasional. Indonesia menolak perang dan penggunaan standar ganda dalam tatanan global, serta mendorong reformasi sistem multilateral dan peningkatan keterwakilan negara-negara Global South dalam tata kelola global, khususnya pada institusi seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

BRICS diharapkan dapat menjadi katalis dalam menciptakan multilateralisme yang lebih adil. Indonesia tetap memberikan dukungan terhadap Palestina dan secara khusus mengangkat pentingnya Bandung Spirit untuk dapat dilanjutkan dalam forum BRICS tersebut.

Pertemuan BRICS, ujarnya, bertujuan mempersatukan negara berkembang mengatasi berbagai tantangan yang akan dihadapi. Tata, begitu ia kerap disapa, juga menegaskan dalam pertemuan itu tidak ada dibahas mengenai ancaman yang dilakukan Trump terhadap negara BRICS.

Data Inflasi China

Dari negeri Sang Naga Asia pada pekan ini terpantau akan merilis data inflasi pada hari ini, Rabu (9/7/2025) untuk periode Juni 2025.

Ini cukup penting diperhatikan karena China sudah selama empat bulan beruntun mengalami deflasi. Artinya, daya beli masyarakat di sana bisa dibilang loyo.

Kondisi ini mirip dengan Indonesia, bedanya China menerima hantaman yang lebih kencang soal ketidakpastian tarif Trump, tetapi saat ini sudah lebih mendingin setelah ada kesepakatan tarif sebesar 30% dari sebelumnya ratusan persen dan ada pelonggaran untuk ekspor logam tanah jarah ke AS. Di luar itu, China juga masih menerima efek dari krisis properti yang berkepanjangan.

Untuk periode Juni, indeks harga konsumen China diharapkan stagnan atau 0%. Setidaknya lebih baik dibandingkan tiga bulan beruntun yang kontraksi 0,1%.

Penjualan Ritel RI

Bank Indonesia hari ini akan mengumumkan data penjualan eceran  Mei 2025. Indeks Penjualan Riil (IPR) Mei 2025 diprakirakan tumbuh sebesar 2,6% (yoy), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, sehingga mencapai level 234,0.

Peningkatan kinerja penjualan tersebut didorong oleh Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi, Makanan, Minuman, dan Tembakau, dan Subkelompok Sandang. Secara bulanan, penjualan eceran pada Mei 2025 diprakirakan mencatat kontraksi sebesar 0,6% (mtm), tidak sedalam kontraksi pada bulan sebelumnya. 

Pada April 2025, IPR tercatat sebesar 235,5, relatif stabil dibandingkan dengan IPR periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 236,3 terutama didukung oleh tetap tumbuhnya Kelompok Suku Cadang dan Aksesori, Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, serta Barang Budaya dan Rekreasi. Secara bulanan, penjualan eceran pada April 2025 terkontraksi sebesar 5,1% (mtm), dipengaruhi oleh penurunan mayoritas kelompok barang seiring dengan normalisasi permintaan masyarakat pasca-periode Ramadan dan HBKN Idulfitri.

Trump Kenakan Tarif 50% Tembaga

Trump juga mengatakan bahwa ia akan segera mengumumkan tarif dengan tingkat yang sangat, sangat tinggi, seperti 200% untuk impor farmasi.

Perusahaan farmasi dapat diberi waktu hingga satu setengah tahun untuk mulai memproduksi produk mereka di Amerika Serikat sebelum tarif baru tersebut mulai diberlakukan, tambah Trump.

Harga tembaga melonjak ke rekor tertinggi setelah pengumuman mendadak Trump dan mengakhiri hari perdagangan dengan kenaikan 13,12%, pencapaian harian terbaik sejak tahun 1989.

Saham perusahaan tambang tembaga Freeport-McMoRan pun naik 5%, karena investor memperkirakan produsen domestik akan mendapat keuntungan dari kebijakan tarif tersebut.

Tembaga merupakan logam paling banyak dikonsumsi ketiga di dunia, setelah besi dan aluminium. Amerika Serikat mengimpor hampir setengah dari total kebutuhan tembaganya, sebagian besar berasal dari Chile.

 Indonesia sebagai produsen tembaga bisa mendapat manfaat dari kenaikan harga ini, terutama jika volume ekspor tetap tinggi. Emiten berbasis tembaga bisa diuntungkan, di antaranya PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), dan PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA).


Perdagangan Perdana Saham CDIA dan COIN

Hari ini, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) dan PT Indo kripto Koin Semesta Tbk (COIN) akan resmi mengawali perdagangan perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Perdagangan perdana kedua saham ini diperkirakan akan menarik banyak investor untuk kembali menambah sahamnya.

Pada Selasa kemarin, PT Asia Pramulia Tbk (ASPR) dan PT Pancaran Samudera Transport Tbk (PSAT) resmi melantai. Kedua saham langsung menguat tajam dan PSAT langsung menyentuh ARA atau Auto Reject Atas.

Diketahui, CDIA mencatat kelebihan permintaan atau oversubscribed sampai lebih dari 400 kali untuk jumlah lembar saham baru yang ditawarkan sebanyak 12.482.937.500 lembar.

CDIA adalah anak usaha tidak langsung dari PT Chandra Asri Pacific Tbk(TPIA), yang sebelumnya dikenal sebagai PT Chandra Asri PetrochemicalTbk.

Selain itu, IPO COIN sejak dibuka pada penawaran umum Rabu (2/7/2025), mencatatkan minat yang tinggi pada para pelaku pasar.

IPO COIN sudah mencatatkan kelebihan permintaan atau oversubscribed lebih dari 70 kali dengan total pemesanan lebih dari 100 ribu calon investor berdasarkan informasi yang CNBC Indonesia Research dapatkan.

IPO COIN menjadi satu-satunya Bursa Berjangka dan Bursa Aset Kripto di Indonesia yang akhirnya go public. Jumlah saham yang ditawarkan sebanyak 22.058.824 lot, dengan persenan total saham sebanyak 15%. Potensi dana IPO sebesar Rp220,6 miliar-Rp231,6 miliar dan potensi market cap setara dengan Rp1,47 triliun-Rp1,54 triliun.

(saw/saw)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular