
Siaga! Trump Kembali Kirim Badai ke RI, IHSG-Rupiah di Titik Rawan

Dari pasar saham AS, bursa Wall Street ambruk berjamaah pada Senin atau Selasa dini hari waktu Indonesia usai Presiden AS Donald Trump mengunggah surat kepada sejumlah negara terkait rencana tarif baru terhadap barang impor.
Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 422,17 poin atau 0,94% dan ditutup di 44.406,36. S&P 500 turun 0,79% ke posisi 6.229,98, sedangkan Nasdaq Composite merosot 0,92% dan berakhir di 20.412,52.
Perdagangan kemarin merupakan hari terburuk sejak pertengahan Juni bagi ketiga indeks utama tersebut. Ketiga indeks bahkan utama menyentuh titik terendah hariannya pada sesi perdagangan siang.
Trump, lewat serangkaian unggahan di platform Truth Social pada Senin, mengungkapkan bahwa impor dari setidaknya tujuh negara akan dikenai tarif tinggi mulai 1 Agustus.
Dia membagikan tangkapan layar surat resmi yang telah ditandatangani dan ditujukan kepada para pemimpin Korea Selatan, Jepang, Malaysia, Kazakhstan, Afrika Selatan, Laos, dan Myanmar, yang masing-masing memuat tarif baru bagi negara terkait.
Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, menyatakan bahwa sebanyak 14 surat akan dikirim pada Senin, dan lebih banyak lagi akan menyusul dalam beberapa hari ke depan.
Dia juga menambahkan bahwa Trump akan menandatangani perintah eksekutif untuk menunda tenggat waktu tarif, yang sebelumnya diperkirakan terjadi pekan ini, menjadi 1 Agustus.
Saham Toyota Motor turun 4%, dan Honda Motor anjlok 3,9% setelah unggahan Trump. Nvidia melemah tipis, sementara Apple dan Alphabet masing-masing turun lebih dari 1%. AMD kehilangan lebih dari 2%.
Ini merupakan yang pertama dari serangkaian pengumuman dagang yang diperkirakan akan disampaikan Trump.
Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, mengatakan bahwa akan ada beberapa pengumuman perdagangan dalam 48 jam ke depan, sambil menambahkan bahwa ia memperkirakan beberapa hari ke depan akan sangat sibuk.
Menambah kekhawatiran pasar, Trump juga mengancam akan mengenakan tarif tambahan sebesar 10% terhadap negara-negara yang mendukung kebijakan anti-Amerika BRICS, yakni blok negara berkembang yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, dan China. Namun, Trump tidak merinci kebijakan spesifik apa dari BRICS yang dimaksud.
Pengumuman ini disampaikan saat kelompok BRICS menggelar pertemuan di Rio de Janeiro, Brasil. Dalam beberapa tahun terakhir, BRICS telah berupaya mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS.
"Dengan pandangan pasar yang sedang optimistis indeks saham mencetak rekor tertinggi isu tarif justru menjadi beban Semakin banyak pembicaraan soal tarif, semakin tidak senang pasar," kata Jed Ellerbroek, manajer portofolio di Argent Capital Management, kepada CNBC International.
Saham Tesla juga turut menekan pasar secara umum. Perusahaan mobil listrik ini anjlok hampir 7% setelah CEO Elon Musk mengumumkan rencananya pada akhir pekan untuk mendirikan partai politik baru bernama "America Party."
Para investor menunjukkan ketidakpuasan atas keterlibatan Musk dalam politik tahun ini, yang menurut sebagian pihak telah merusak citra merek dan penjualan Tesla.
(saw/saw)
