Newsletter

The Fed & BI Tahan Suku Bunga, Perang Membara: IHSG - Rupiah Tertekan?

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
19 June 2025 06:10
Bendera Amerika tergantung di luar Bursa Efek New York di New York
Foto: Bendera Amerika tergantung di luar Bursa Efek New York di New York (AP/Frank Franklin II)

Pasar saham Amerika Serikat (AS) ditutup bervariasi usai bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk menahan suku bunga dan Powell mengatakan bahwa inflasi akan naik. Sehingga harapan pemangkasan suku bunga semakin jauh.

Pada penutupan perdagangan Rabu (18/6/2025), Dow Jones melemah 0,10% di level 42.171,66, begitu pula dengan S&P 500 terkoreksi 0,03% di level 5.980,86,sementara Nasdaq berhasil menguat sendirian 0,13% di level 19.546,27.

Wall Street ditutup beragam setelah Ketua The Federal Reserve Jerome Powell mengatakan inflasi harga barang diperkirakan akan naik selama musim panas karena tarif Presiden AS Donald Trump mulai berlaku bagi konsumen.

Bank sentral AS tidak mengubah suku bunga, seperti yang diharapkan. Dalam pernyataan tersebut, para pembuat kebijakan mempertahankan ekspektasi untuk dua kali pemotongan tahun ini, tetapi minoritas yang meningkat memperkirakan tidak akan ada pemotongan suku bunga sama sekali. Selain itu, mereka sedikit memperlambat laju yang diharapkan menjadi satu pemotongan seperempat poin persentase pada tahun 2026 dan 2027.

Saham sedikit lebih tinggi sebelum komentar Powell. Saat ia berbicara, imbal hasil Treasury AS juga memangkas sebagian besar penurunan sebelumnya.

"Ia menjelaskan dengan cukup jelas bahwa ia tidak akan mengubah kebijakan moneter sampai mereka yakin dengan dampak tarif terhadap inflasi," ujar Peter Cardillo, kepala ekonom pasar di Spartan Capital Securities.

Investor juga telah mengamati dengan saksama perkembangan di Timur Tengah. Beberapa khawatir tentang kemungkinan keterlibatan militer AS yang lebih langsung dalam perang udara Israel-Iran.

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menolak tuntutan Trump untuk penyerahan tanpa syarat. Trump mengatakan kesabarannya telah habis, meskipun ia tidak menunjukkan apa langkah selanjutnya.

Pada awal hari, data klaim pengangguran awal menunjukkan jumlah warga Amerika yang mengajukan aplikasi baru untuk tunjangan pengangguran turun minggu lalu, tetapi tetap pada level yang konsisten dengan hilangnya momentum pasar tenaga kerja lebih lanjut pada bulan Juni.

"Pesan Powell konsisten dengan apa yang telah dikomunikasikan. Inflasi masih tinggi, tetapi tarif dalam beberapa bulan mendatang akan menjadi kartu liar. Powell mengatakan jika bukan karena tarif, ia akan memangkas suku bunga sekarang," ujar Sahak Manuelian, direktur pelaksana perdagangan ekuitas global di Wedbush Securities di Los Angeles.

(saw/saw)
Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular