NEWSLETTER

Dear Investor! Pemerintah Beberkan APBN & Target Prabowo 2026 Hari Ini

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
20 May 2025 06:25
USA-BANKS/BONUSES
Foto: Ilustrasi Prabowo, (Edward Ricardo/ CNBC Indonesia)

Dari pasar saham AS, bursa Wall Street mengakhiri perdagangan dengan kompak menguat tipis.

Kenaikan tipis ini sejalan dengan melandainya imbal hasil US Treasury dari posisi tertingginya, sementara para investor berusaha mengabaikan penurunan peringkat kredit Amerika Serikat oleh Moody's.

Indeks S&P naik 0,09% dan ditutup di level 5.963,60, menandai sesi kenaikan ke-6 hari berturut-turut.

Nasdaq Composite menguat tipis 0,02% dan berakhir di angka 19.215,46. Dow Jones Industrial Average menanjak 137,33 poin (atau 0,32%) dan ditutup pada 42.792,07.

Kenaikan Dow Jones didorong oleh rebound saham UnitedHealth, yang naik 8% setelah sebelumnya mengalami tekanan jual yang cukup besar.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS (USTreasury) melonjak setelah Moody's menurunkan peringkat kredit AS satu tingkat, dari Aaa menjadi Aa1, menyamakan posisi dengan lembaga pemeringkat lainnya.

Moody's menyebutkan tantangan pembiayaan terkait defisit anggaran pemerintah federal yang terus membesar serta risiko saat harus melakukan rollover (perpanjangan jatuh tempo) utang di tengah biaya pinjaman yang tinggi.

Penurunan peringkat ini menekan harga obligasi dan mendorong imbal hasil (yield) naik - pada saat ekonomi masih menunggu dampak penuh dari kebijakan tarif Presiden Donald Trump yang sedang berjalan. Di titik tertingginya pada Senin, imbal hasil obligasi AS tenor 30 tahun sempat tembus 5%,

Imbal hasil 10 tahun melewati 4,5% - level yang bulan lalu membebani pasar saham dan menjadi salah satu alasan Trump melunak terhadap kebijakan tarif yang paling ketat.

Imbal hasil 10 tahun ini juga menjadi acuan bagi suku bunga KPR (kredit pemilikan rumah).

Pada titik terendah perdagangan hari itu, Dow sempat turun lebih dari 300 poin, dan S&P 500 melemah sekitar 1%. Namun, indeks-indeks utama mampu memangkas kerugian setelah imbal hasil Treasury mulai turun dari puncaknya.

"Laporan Moody's sebenarnya tidak menyebutkan hal baru yang belum diketahui para investor soal situasi fiskal AS. Menurut saya, ini lebih menjadi alasan bagi pasar untuk mengambil jeda sejenak - tapi tidak ada hal yang secara struktural mengubah pandangan optimistis kami untuk 6 sampai 12 bulan ke depan." kata Ross Mayfield, analis investasi di Baird, kepada CNBC International.

Para pelaku pasar kini melihat perjanjian perdagangan baru sebagai kunci untuk mempertahankan pemulihan pasar saham - selama imbal hasil yang tinggi tidak membuat investor kabur lebih dulu.

CEO JPMorgan, Jamie Dimon, mengatakan pasar saat ini terlalu tenang dan meremehkan risiko tarif Presiden Donald Trump.

"Menurut pandangan saya pribadi, orang-orang merasa cukup nyaman karena mereka belum benar-benar merasakan dampak tarif secara efektif," kata Dimon dalam acara Investor Day tahunan JPMorgan di New York.
"Pasar sempat turun 10%, lalu naik lagi 10% - itu mencerminkan tingkat kepuasan diri (complacency) yang luar biasa." Imbuhnya.

Dimon juga menyinggung beberapa risiko lain, termasuk stagflasi (gabungan inflasi tinggi dengan pertumbuhan ekonomi rendah), defisit anggaran AS yang terus memburuk, dan potensi penurunan pertumbuhan laba perusahaan di indeks S&P 500.

(tsn/tsn)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular