
Panas! Trump Serang The Fed Habis-habisan, Ada Rapat Genting di BI

Pelaku pasar keuangan mesti mencermati sejumlah sentimen dari pasar global dan domestik pada perdagangan hari ini. Ambruknya Wall Street, babak baru pertikaian The Fed, serta ketidakpastian negoisasi perdagangan global membayangi pasar saham, rupiah, dan obligasi hari ini.
Dari dalam negeri, sentimen akan datang dari data neraca dagang dan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI).
Berikut rincian sentimen yang akan berpengaruh pada perdagangan pasar hari ini :
Serangan Trump ke The Fed
Presiden Donald Trump kemarin Senin (21/4/2025) kembali meningkatkan tekanannya terhadap Chairman The Fed Jerome Powell, dengan menyebutnya sebagai "pecundang besar" dan memperingatkan bahwa ekonomi AS bisa melambat kecuali suku bunga segera diturunkan.
"Pemangkasan suku bunga secara pre-emptif sedang diserukan oleh banyak pihak," tulis Trump di platform Truth Social.
Trump mengklaim bahwa saat ini "hampir tidak ada inflasi" di AS, dan bahwa biaya energi serta "sebagian besar barang lainnya" sedang menurun.
"Dengan biaya-biaya ini yang terus turun secara baik-seperti yang saya prediksi sebelumnya-maka hampir tidak mungkin ada inflasi. Tapi, bisa saja terjadi perlambatan ekonomi kecuali Tuan Terlambat, si pecundang besar, menurunkan suku bunga SEKARANG," tulis Trump.
Serangan terbaru Trump terhadap Powell muncul di saat Trump dan timnya sedang mengkaji apakah mereka secara hukum dapat memecat kepala bank sentral sebelum masa jabatannya berakhir pada Mei 2026. Sebagai catatan, Powell diangkat sebagai Chairman The Fed oleh Trump di masa jabatan pertamanya yakni pada 5 Februari 2018.
Powell telah secara tegas menyatakan bahwa presiden tidak memiliki kewenangan hukum untuk memecatnya.
Setiap upaya Trump untuk memecat Powell kemungkinan besar akan memicu aksi jual besar-besaran di pasar saham AS, menurut Krishna Guha, wakil ketua di Evercore ISI, dalam wawancara dengan CNBC pada Senin.
"Jika Anda mulai mempertanyakan independensi Federal Reserve, maka itu akan membuat Fed semakin sulit untuk memangkas suku bunga. Jika benar-benar mencoba memecat Ketua The Fed, saya rasa pasar akan bereaksi keras. imbal hasil obligasi naik, dolar melemah, dan saham dijual habis-habisan," kata Guha di acara "Squawk Box. CNBC International.
"Saya sulit percaya bahwa itulah yang ingin dicapai oleh pemerintahan saat ini," tambah Guha.
Pertikaian Powell-Trump sudah memanas sejak Trump memenangi pemilu.
The Fed menggelar rapat Federal Open Market Committee (FOMC) hanya sehari setelah kandidat Partai Republik Donald Trump memenangi pemilu AS dengan mengalahkan lawannya dari Partai Demokrat, Kamala Harris pada 5 November 2024.
Trump dalam kampanyenya selalu berjanji akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi AS serta melindungi produk dalam negeri melalui proteksionisme.
Sejumlah ekonom melihat janji percepatan aktivitas ekonomi di bawah Trump bisa membuat inflasi kembali naik sehingga pemangkasan suku bunga The Fed lebih sedikit.
Dalam konferensi pers usai rapat FOMC, Powell mengingatkan jika The Fed tetap independen dan pemerintahan baru tidak akan langsung mempengaruhi kebijakan moneter. Seperti diketahui, Trump baru akan dilantik pada Januari 2025 sehingga kebijakannya juga baru akan berlaku pada tahun depan.
"Dalam jangka pendek, pemilihan tidak akan mempengaruhi keputusan kebijakan kami," kata Powell.
Powell juga mengatakan bahwa ia tidak akan mengundurkan diri meskipun Trump memintanya mundur. Sebagai catatan, Powell ditunjuk pada 2017 atau periode pertama pemerintahan Trump. Jabatannya baru akan berakhir pada 2026.
Powell mengingatkan secara hukum presiden juga tidak memiliki kekuasaan untuk memecatnya.
"Tidak (tidak akan mundur). (Pemecatan) tidak diizinkan di bawah hukum yang berlaku," ujar Powell.
Donald Trump semasa menjabat presiden sering mengkritik Fed dan Jerome Powell. Pada 2019, misalnya, ia mengecam bank sentral beberapa kali, bahkan pernah mengatakan bahwa Fed merupakan hambatan yang lebih besar bagi kemakmuran Amerika dibandingkan China.
Update Hasil Neraca Dagang Indonesia
Neraca perdagangan masih mencatat surplus pada Maret 2025. Surplus pada bulan Maret lalu mencapai US$ 4,33 miliar.
Surplus ini lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar US$ 3,12 miliar. Ini adalah surplus ke-59 bulan beruntun sejak Mei 2020.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat peningkatan ekspor pada Maret 2025 hingga mencapai US$23,25 miliar dipicu oleh ekspor minyak dan gas. Sementara itu, impor hanya mencapai US$18,92 miliar, naik tipis 0,38% dibandingkan Februari 2025.
Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan secara bulanan nilai surplus ini naik US$ 1,23 miliar sehingga ini menjadi surplus 59 bulan beruntun sejak Mei 2020.
"Surplus ditopang komoditas nonmigas US$ 6 miliar penyumbang utama lemak hewan nabati bahan bakar mineral serta besi dan baja," kata Amalia dalam paparan BPS, Senin (21/4/2025).
Secara kumulatif hingga bulan Maret 2025, neraca perdagangan tercatat surplus US$ 10,92 miliar. Amalia mengatakan jika dibandingkan tahun lalu Januari-Maret 2024 kenaikan US$ 3,51 miliar. Surplus ini ditopang surplus komoditas nonmigas US$ 15,76 miliar sementara neraca migas mengalami defisit. Defisit migas mencatat US$ 1,67 miliar, disumbang oleh hasil minyak dan minyak mentah.
![]() Rilis BPS Senin, (21/4/2025). (Tangkapan Layar Youtube BPS Statistics) |
Hari Pertama RDG BI Dimulai
Pada hari ini BI akan memulai hari pertama Rapat Dewan Gubernus (RDG) dan akan berakhir pada esok hari Rabu, sekaligus dengan keputusan suku bunga.
Sebagai informasi, pada bulan lalu BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75%, suku bunga deposit fasility di 5,00%, dan suku bunga lending facility di 6,50%.
Dalam konfrensi pers pasca RDG, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyatakan
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia terjaga dengan baik di tengah ketidakpastian yang masih tinggi. Ke depan, Bank Indonesia terus mengoptimalkan bauran kebijakannya untuk tetap menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Stimulus kebijakan makroprudensial dan akselerasi digitalisasi transaksi pembayaran terus dioptimalkan."
Keputusan RDG BI ini penting dinanti karena pasar ingin mencermati bagaimana sikap BI di tengah ketidakpastian tarif trump terhadap mitra-mitra dagangnya, termasuk Indonesia dan dampaknya pada kebijakan bank sentral.
Apalagi, Trump memberikan waktu sekitar 90 hari dari tarif resiprokal untuk negosiasi perdagangan.
Akan Ada Lelang Surat Utang Negara (SUN)
Pemerintah akan kembali melakukan lelang Surat Utang Negara (SUN) dalam mata uang rupiah untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2025. Lelang SUN ini akan dilakukan pada esok hari, Selasa, 22 April 2025
Pelaksanaan lelang dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.08/2019 tentang Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana Domestik (PMK No. 168/PMK.08/2019). Adapun, target indikatif dari lelang ini sebesar Rp 26 triliun. Lelang akan dimulai pada pukul 09.00 WIB hingga 11.00 WIB. Maksimal SUN yang akan dimenangkan mencapai 150% dari target indikatif.
Ada 8 SUN yang akan ditawarkan dalam lelang ini. Untuk Seri FR, pemerintah menawarkan tingkat imbal hasil mulai dari 6,50%-7,12%.
Penjualan SUN tersebut akan dilaksanakan dengan menggunakan sistem pelelangan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia.
"Lelang bersifat terbuka (open auction), menggunakan metode harga beragam (multiple price). Pemenang lelang yang mengajukan penawaran pembelian kompetitif (competitive bids) akan membayar sesuai dengan yield yang diajukan," tulis Direktorat Jenderal Pengelolaan, Pembiayaan, dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu dalam rilis, dikutip Senin (21/4/2025)
Serangan Trump
Ukraina vs Rusia Memanas
Ukraina mengeluarkan peringatan serangan udara untuk Kyiv dan bagian timur negaranya. Peringatan dikeluarkan saat sebuah ledakan mengguncang kota Mykolaiv pada Senin (21/4/2025) pagi dan beberapa jam setelah "gencatan senjata" Paskah satu hari yang dideklarasikan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin berakhir.
Melansir The Guardian, beberapa wilayah di Ukraina timur berada di bawah peringatan serangan udara yang dimulai beberapa menit setelah tengah malam pada Senin, menurut data dari angkatan udara Ukraina. Peringatan tersebut secara bertahap meluas ke wilayah tengah negara tersebut.
"Kami mendesak penduduk kota untuk segera pergi ke tempat perlindungan terdekat dan tetap di sana hingga peringatan berakhir," kata administrasi militer Kyiv dalam sebuah unggahan media sosial pada pukul 4.41 pagi waktu setempat.
Royalti Batu Bara
Presiden Prabowo Subianto menerbitkan aturan yang mengatur tentang perlakuan perpajakan dan/atau Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di bidang usaha pertambangan batu bara.
Aturan ini tertuang di dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 18 Tahun 2025 sebagai perubahan atas PP Nomor 15 Tahun 2022.
Beleid ini ditetapkan oleh Presiden Prabowo Subianto di Jakarta pada 11 April 2025 dan mulai berlaku setelah 15 hari terhitung sejak tanggal diundangkan 11 April 2025. Artinya, aturan ini berlaku efektif mulai 26 April 2025.
Penerbitan aturan ini bertujuan untuk memberikan kepastian hukum dan kepastian berusaha bagi pemegang Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) sebagai kelanjutan operasi kontrak/perjanjian.
"Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku setelah 15 hari terhitung sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia," bunyi pasal II PP No.18/2025, dikutip Senin (21/4/2025).
Tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak berupa penjualan hasil tambang per ton dihitung berdasarkan ketentuan/formula:
l. untuk penjualan batu bara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3):
a) HBA < USD 70 (tujuh puluh) per ton, tarif 15% (lima belas persen) dikalikan harga jual) dikurangi tarif iuran produksi atau royalti dikurangi tarif pemanfaatan barang milik negara eks PKP2B dari hasil produksi per ton;
b) HBA ≥ USD 70 (tujuh puluh) per ton sampai dengan < USD 120 (seratus dua puluh) per ton, (tarif 18% (delapan belas persen) dikalikan harga jual) dikurangi tarif iuran produksi atau royalti dikurangi tarif pemanfaatan barang milik negara eks PKP2B dari hasil produksi per ton;
c) HBA ≥ 2 USD 120 (seratus dua puluh) per ton sampai dengan < USD 140 (seratus empat puluh) per ton, (tarif 19% (sembilan belas persen) dikalikan harga jual) dikurangi tarif iuran produksi atau royalti dikurangi tarif pemanfaatan barang milik negara eks PKP2B dari hasil produksi per ton;
(d) HBA ≥ 2 USD 140 (seratus empat puluh) per ton sampai dengan < USD 160 (seratus enam puluh) per ton, (tarif 22% (dua puluh dua persen) dikalikan harga jual) dikurangi tarif iuran produksi atau royalti dikurangi tarif pemanfaatan barang milik negara eks PKP2B dari hasil produksi per ton;
(e) HBA ≥ USD 160 (seratus enam puluh) per ton sampai dengan < USD 180 (seratus delapan puluh) per ton, (tarif 25% (dua puluh lima persen) dikalikan harga jual) dikurangi arif iuran produksi atau royalti dikurangi tarif pemanfaatan barang milik negara eks PKP2B dari hasil produksí per ton;
(f) HBA ≥ 2 USD 180 (seratus delapan puluh) per ton, (tarif 28% (dua puluh delapan persen) dikalikan harga jual) dikurangi tarif iuran produksi atau royalti dikurangi tarif pemanfaatan barang milik negara eks PKP2B dari hasil produksi per ton;
(tsn/tsn)