
Indonesia Menunggu Kebangkitan Rupiah di Tengah Huru-Hara Dunia

Dari AS, bursa Wall Street kembali kompak menghijau pada akhir perdagangan Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia.
Indeks Dow Jones menguat tipis 0,01% ke 42.587,5, indeks Nasdaq melesat 0,46% ke 18.271,85 sementara indeks S&P 500 menanjak 0,15% ke 5.776,65.
Indeks menguat seiring keyakinan investor jika Presiden Donald Trump akan membatasi kebijakan tarifnya.
Investor sebagian besar mengabaikan data kepercayaan konsumen Maret yang dirilis pada Selasa. Indeks menunjukkan penurunan tajam dalam pandangan jangka pendek konsumen AS terhadap pendapatan, bisnis, dan kondisi pekerjaan.
Indeks kepercayaan bulanan Conference Board turun ke 92,9, di bawah perkiraan 93,5 dari Dow Jones. Indikator ekspektasi jangka panjang jatuh ke 65,2, level terendah dalam 12 tahun terakhir dan jauh di bawah angka 80, yang biasanya dianggap sebagai sinyal resesi.
"Sentimen terus melemah di kalangan investor, konsumen, dan pelaku bisnis karena kekhawatiran ekonomi dan ketidakpastian kebijakan ekonomi mulai berdampak," kata Bret Kenwell, analis investasi AS di eToro. " kepada CNBC International.
"Sampai ada kepastian lebih lanjut terkait tarif dan faktor makroekonomi, sentimen serta kepercayaan tetap rentan," Imbuhnya.
Kenwell menyoroti bahwa laporan produk domestik bruto (PDB) dan pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) yang akan dirilis minggu ini serta laporan lapangan kerja minggu depan, dapat memberikan gambaran lebih jelas mengenai kondisi ekonomi.
Pasar saham AS belakangan ini mengalami tekanan karena kekhawatiran akan potensi kenaikan inflasi dan perlambatan pertumbuhan ekonomi, terutama menjelang penerapan tarif resiprokal Presiden Donald Trump pada 2 April. Investor sempat merasa lega pada Senin setelah muncul laporan bahwa Gedung Putih mungkin akan mempersempit cakupan tarif yang akan diberlakukan.
Trump mengatakan kepada pers bahwa ia mungkin akan memberikan pengecualian kepada banyak negara pengecualian dari tarif resiprokal. Namun, ia juga menambahkan bahwa tarif untuk sektor tertentu, seperti farmasi dan otomotif, masih akan diberlakukan dalam waktu dekat.
(emb/emb)