
Amerika Sudah Beri Kabar Baik, Masa Iya IHSG Tidak Mampu Bangkit?

- Pasar keuangan Indonesia babak belur pada perdagangan kemarin, IHSG dan rupiah ambruk
- Wall Street kompak menguat di tengah harapan penundaan tariff
- Kebijakan tarif Trump, Danantara serta RUPST Bank Mandiri akan menjadi sentimen pasar hari ini.
Jakarta,CNBC Indonesia- Pasar keuangan Indonesia babak belur pada perdagangan kemarin, di mana pasar saham dan rupiah sama-sama jatuh.
Pasar keuangan hari ini diharapkan berakhir positif seiring dengan meredanya kekhawatiran mengenai perang tarif dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil memangkas koreksi dan mengakhiri perdagangan Senin kemarin (24/3/2025) dengan penurunan 1,55% ke level 6.161,22. Indeks sempat anjlok lebih dari 4,6% ke 5.967, level terendah dalam hampir empat tahun sebelum akhirnya bangkit setelah pengumuman susunan pengurus Danantara.
IHSG sudah ambruk tiga hari beruntun dengan pelemahan mencapai 7,2%.
Saham-saham unggulan masih mengalami tekanan, terutama dari sektor perbankan, emiten grup konglomerat, dan BUMN. Saham AMMN ambles 13,19%, menjadi pemberat utama indeks dengan kontribusi negatif sebesar 25 poin. BREN, yang memiliki kapitalisasi pasar jumbo, juga anjlok 8,79%, menyeret IHSG turun 20 poin. Saham BRPT dan TPIA ikut terkoreksi masing-masing 6,43% dan 2,41%.
Investor tampak berhati-hati menjelang libur Lebaran, dengan aktivitas perdagangan mulai mereda. Sepanjang tahun ini, IHSG sudah melemah 11,61%, diperburuk oleh arus dana asing yang terus keluar dari pasar saham domestik. Dalam sebulan terakhir, net foreign sell mencapai Rp19,85 triliun, sementara sejak awal 2025, dana asing yang keluar mencapai Rp30,82 triliun.
Asing masih mencatat net sell pada perdagangan kemarin dengan nilai Rp 160,62 miliar. Jumlah ini lebih sedikit dibandingkan akhir pekan lalu yang melebihi Rp 2triliun.
Dari pasar valuta asing, nilai tukar rupiah kembali melemah terhadap dolar AS. Pada penutupan Senin (24/3/2025), rupiah ditutup di level Rp16.550 per dolar AS, turun 0,33%.
Tekanan terhadap rupiah datang dari ketidakpastian kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump, yang dijadwalkan mengumumkan tarif balasan terhadap mitra dagangnya pada 2 April.
Indeks dolar AS (DXY) memang sedikit melemah ke 104,01, namun sinyal The Fed yang tidak terburu-buru memangkas suku bunga masih menjadi faktor penguat bagi dolar. Data Bank Indonesia menunjukkan bahwa pekan lalu terjadi arus keluar dana asing sebesar Rp4,25 triliun, terutama dari pasar saham.
Di pasar obligasi, imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun ditutup di 7,176%, turun tipis dari sesi sebelumnya 7,194%. Investor masih mencermati perkembangan global dan domestik, terutama terkait kebijakan fiskal pemerintah serta dinamika politik di dalam negeri.
Dari pasar saham Amerika serikat (AS), bursa Wall Street kompak menghijau seiring meredanya kekhwatiran investor mengenai perang dagang. Ada optimisme pasar jika Presiden Donald Trump mungkin menunda atau mempersempit cakupan tarifnya. Hal ini bisa membuat Amerika Serikat dapat terhindar dari perlambatan ekonomi akibat perang dagang yang berkepanjangan.
Indeks Dow Jones melonjak 597,97 poin (1,42%) dan ditutup di 42.583,32. Indeks S&P 500 naik 1,76% menjadi 5.767,57, sementara Nasdaq Composite, yang didominasi saham teknologi, terapresiasi 2,27% dan berakhir di 18.188,59.
Saham Tesla, yang ambruk selama sembilan minggu berturut-turut, naik hampir 12%, melanjutkan kenaikan dari Jumat. Meta Platforms dan Nvidia juga mengalami kenaikan lebih dari 3%.
Dia menambahkan investor masih khawatir akan kenaikan inflasi dan kemungkinan resesi menjelang 2 April, tanggal mulai kebijakan tarif resiprokal Trump.
Namun, sentimen pasar membaik setelah laporan dari Bloomberg News dan The Wall Street Journal mengindikasikan bahwa tarif yang diberlakukan mungkin lebih terbatas cakupannya dan beberapa sektor akan mengalami penundaan.
Trump mengatakan pada Senin sore bahwa ia mungkin memberikan pengecualian kepada banyak negara dari tarif resiprokal. Ia juga menyatakan bahwa tarif di sektor farmasi dan otomotif masih akan diterapkan dalam waktu dekat, yang secara tidak langsung mengonfirmasi bahwa tarif tersebut tidak akan menjadi bagian dari kebijakan awal April.
"Kondisi pasar membaik secara signifikan karena kekhawatiran terhadap tarif resiprokal mulai mereda," tutur Charlie Ripley, ahli strategi investasi senior di Allianz Investment Management, kepada CNBC International.
Dia menambahkan dari perspektif risiko, eskalasi atau pembalasan selalu menjadi perhatian, tetapi jika pemerintahan Trump menerapkan strategi yang lebih terarah dan taktis dalam pemberlakuan tarif, risiko perang dagang besar-besaran dapat dikurangi.
"Ini bisa menjadi dorongan bagi pertumbuhan ekonomi AS jika tarif resiprokal yang diterapkan lebih ringan." Imbuhnya.
Dalam beberapa minggu terakhir, kekhawatiran resesi semakin meningkat karena melemahnya data sentimen konsumen. Saham mengalami penurunan tajam sejak akhir Februari, dengan S&P 500 sempat memasuki zona koreksi.
Pada Jumat, Trump mengatakan kepada wartawan bahwa ada kemungkinan "fleksibilitas" dalam rencana tarif resiprokalnya. Pernyataan ini membantu mengangkat indeks utama ke zona hijau, sehingga S&P 500 terhindar dari pekan kelima berturut-turut dengan kerugian.
Pelaku pasar perlu mencermati sentimen yang bisa berdampak ke pergerakan saham, nilai tukar dan SBN. Dari dalam negeri, sentimen Danantara hingga Rapat Umum Pemenang Saham Tahunan (RUPST) Bank Mandiri bisa menjadi sentimen hari ini. Menghijaunya Wall Street serta meredanya kekhawatiran market AS mengenai tarif Trump bisa menjadi penggerak positif.
Danantara Rampungkan Susunan Pengurus
CEO BPI Danantara, Rosan Roeslani, mengumumkan struktur lengkap pengurus dalam konferensi pers Meet The Team Danantara pada Senin (24/3). Ia menekankan bahwa pemilihan tim tidak hanya mempertimbangkan keahlian tetapi juga dedikasi untuk negeri.
"Dalam pemilihan nama ini, kami memastikan mereka tidak hanya expert, tapi juga memiliki komitmen pengabdian kepada bangsa," ujar Rosan.
Sejumlah nama besar masuk dalam jajaran pengurus Danantara, termasuk Pandu Sjahrir sebagai Chief Investment Officer (CIO) dan Erick Thohir dalam Dewan Pengawas.
Berikut susunan pengurus inti Danantara:
Chief Executive Officer (CEO): Rosan Roeslani
Chief Operational Officer (COO): Dony Oskaria
Chief Investment Officer (CIO): Pandu Sjahrir
Dewan Pengawas: Erick Thohir, Muliaman Hadad, para Menko, dan Mensetneg
Dewan Penasihat: Ray Dalio, Jeffrey Sachs, Helman Sitohang, Chapman Taylor, Thaksin Shinawatra
Danantara juga mengumumkan susunan inti dari kepengurusan mereka mulai dari managing director hingga manajer pengelola risiko dan investasi.
Selain struktur organisasi, Danantara juga mengumumkan sektor investasi prioritas yang mencakup ketahanan pangan dan energi, hilirisasi industri, serta infrastruktur digital. Pendekatan investasi yang diambil bersifat jangka panjang dengan fokus pada daya saing dan penciptaan nilai ekonomi.
Dengan initial funding yang diproyeksi mencapai US$ 20 miliar,
Pemerintah juga telah mengalihkan saham seri B beberapa BUMN ke PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) sebagai bagian dari tambahan penyertaan modal negara ke Danantara. Meski kepemilikan saham berpindah ke BKI, kendali negara atas BUMN strategis tetap terjaga melalui kepemilikan saham Seri A Dwiwarna. Dengan aset 10 BUMN yang masuk dalam proyeksi Danantara, total dana kelolaan bisa mencapai Rp9.924,23 triliun.
BRI Setujui Dividen Jumbo Rp 51,74 Triliun
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahunan, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menyepakati pembagian dividen sebesar 85% dari laba bersih tahun buku 2024, atau setara dengan Rp 51,74 triliun. Dengan perhitungan ini, pemegang saham akan menerima dividen Rp 345 per lembar saham.
Sebagai catatan, BRI sebelumnya telah membagikan dividen interim sebesar Rp 135 per lembar saham. Dengan demikian, sisa dividen final yang akan dibagikan adalah Rp 208,40 per lembar saham.
Kinerja keuangan BRI sepanjang 2024 terbilang solid dengan laba bersih Rp 60,64 triliun, didukung oleh pendapatan bunga bersih Rp 142,05 triliun dan pertumbuhan kredit 7,98% secara tahunan (yoy). Selain itu, total kredit UMKM yang disalurkan mencapai Rp 1.110,37 triliun.
Kepercayaan Konsumen AS Jadi Sorotan
Hari ini, Amerika Serikat akan merilis Indeks Kepercayaan Konsumen periode Maret 2025. Pada Februari lalu, indeks ini turun tajam menjadi 98,3 dari 105,3, mencatat penurunan terbesar sejak Agustus 2021. Ini juga menjadi bulan ketiga berturut-turut kepercayaan konsumen melemah.
Stephanie Guichard, Ekonom Senior di The Conference Board, menjelaskan bahwa pesimisme konsumen terus meningkat, terutama terkait kondisi bisnis, prospek pekerjaan, dan pendapatan masa depan. Bahkan, ekspektasi terhadap kondisi tenaga kerja ke depan mencapai titik terlemah dalam sepuluh bulan terakhir.
Jika tren pelemahan ini berlanjut, maka dampaknya bisa terasa ke berbagai sektor ekonomi, termasuk konsumsi rumah tangga dan pasar keuangan global. Investor akan mencermati bagaimana data ini memengaruhi ekspektasi kebijakan moneter The Federal Reserve ke depan.
Harga IPO Rp2.390, YUPI Bersiap Melantai di BEI
Produsen permen PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk (YUPI), akan resmi mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini 25 Maret 2025 dengan harga IPO sebesar Rp2.390 per saham.
Dalam proses penawaran umum yang berlangsung 19-21 Maret, perseroan berhasil menetapkan harga di kisaran tengah dari rentang bookbuilding Rp2.100-Rp2.500 per saham. Dari total 854,44 juta saham yang ditawarkan, sekitar 256,33 juta saham merupakan emisi baru, sementara 598,11 juta saham lainnya merupakan divestasi dari pemegang saham eksisting, PT Sweets Indonesia. Melalui aksi korporasi ini, YUPI diperkirakan akan mengantongi dana segar sebesar Rp2,04 triliun.
Sebagian besar dana hasil IPO, sekitar 72 persen, akan dialokasikan untuk pembangunan fasilitas produksi baru di Nganjuk, Jawa Timur, yang ditargetkan beroperasi pada 2026 dengan estimasi investasi Rp437,5 miliar. Jika dana yang terkumpul dari IPO tidak mencukupi, perusahaan akan menutupi kekurangan tersebut melalui kas internal.
Sementara itu, 28 persen dana IPO akan digunakan sebagai modal kerja guna mendukung ekspansi bisnis, baik di pasar domestik maupun internasional. Perusahaan juga berencana memperpanjang term of payment bagi distributor untuk mendorong peningkatan penjualan, serta menambah stok bahan baku dan produk jadi guna menjaga kelancaran operasional.
Dengan aksi korporasi ini, YUPI akan menjadi emiten ke-11 yang tercatat di BEI sepanjang 2025. Perseroan menunjuk PT CIMB Niaga Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin emisi efek dalam proses IPO ini. Sementara dana yang diperoleh dari penjualan saham divestasi akan sepenuhnya menjadi hak pemegang saham penjual, tanpa ada bagian yang masuk ke kas perusahaan.
RUPS Bank Mandiri
Bank Mandiri akan menggelar RUPS pada hari ini. Pelaku pasar menunggu susunan direksi dan komisaris baru dari Bank Mandiri serta pembagian dividen mereka. Menarik disimak pula seperti apa kebijakan Bank Mandiri ke depan, terutama setelah masuk Danantara.
Harapan Relaksasi Tarif Trump
Presiden Donald Trump memberi isyarat pada Jumat bahwa akan ada beberapa fleksibilitas terkait tarif resiprokal yang dijadwalkan berlaku pada 2 April dan diperkirakan akan mendorong inflasi serta menghambat pertumbuhan ekonomi.
Setelah rapat kabinet pada Senin, Trump mengatakan bahwa tarif untuk berbagai produk akan diumumkan dalam waktu dekat. Kemudian, pada Senin sore, ia menambahkan AS akan memberi banyak negara pengecualian.
Trump berulang kali menyebut Rabu depan sebagai "Hari Pembebasan", ketika tarif resiprokal besar-besaran akan diberlakukan untuk menyamakan pajak impor negara asing dengan pajak AS, dolar demi dolar.
Ia juga sebelumnya berencana menerapkan tarif 25% untuk semua barang dari Meksiko dan Kanada, yang telah dua kali ditunda setelah sempat berlaku sebentar awal bulan ini. Selain itu, Trump berjanji akan memberlakukan tarif untuk berbagai produk seperti otomotif, farmasi, mikrochip, tembaga, kayu, dan lainnya.
Namun kini, menurut laporan Bloomberg dan The Wall Street Journal, tarif-tarif spesifik ini tidak akan diberlakukan pada 2 April. Sementara itu, nasib tarif 25% untuk barang dari Meksiko dan Kanada masih belum jelas, apakah akan berlaku atau ditunda lagi.
Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan kepada CNN bahwa belum ada keputusan final dan tarif untuk berbagai sektor mungkin atau mungkin tidak diumumkan pada 2 April.
Tarif resiprokal akan tetap berlaku, kemungkinan mulai April, tetapi hanya untuk beberapa negara terlebih dahulu.
Negara-negara pertama yang menghadapi tarif ini kemungkinan adalah 15% negara yang dianggap sebagai "The Dirty 15" oleh Menteri Keuangan Scott Bessent dalam wawancaranya di Fox Business pekan lalu. Ia menyebut negara-negara ini sebagai mitra dagang yang berperilaku tidak adil terhadap AS.
Mitra dagang yang masuk daftar ini kemungkinan adalah Australia, Brasil, Kanada, China, Uni Eropa, India, Jepang, Korea Selatan, Meksiko, Rusia, dan Vietnam.
Walaupun tarif ini dapat mencakup sebagian besar barang yang masuk ke AS, pendekatan yang lebih spesifik ini tetap merupakan pengurangan signifikan dibandingkan beberapa kebijakan tarif terkeras yang sebelumnya dijanjikan Trump.
Namun, Trump menegaskan bahwa jika tarif pada berbagai produk ditunda, maka penundaan itu tidak akan lama.
"Kita butuh baja, kita butuh farmasi, kita butuh aluminium, kita butuh banyak hal yang sudah lama tidak kita produksi sendiri. Tapi kita mampu membuat semuanya," kata Trump dalam rapat kabinet. "Jadi, kami akan mengumumkan kebijakan ini dalam waktu dekat - bukan waktu yang lama, tetapi sangat dekat." ujarnya.
Trump mengisyaratkan bahwa tarif pada mobil bisa menjadi yang pertama diterapkan, dengan pengumuman yang akan datang dalam waktu sangat singkat
Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:
Presiden melantik para duta besar luar biasa dan berkuasa (LBBP) di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat.
RDP Komisi VI DPR dengan Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero)/ID Food di ruang rapat Komisi VI DPR, Senayan, Jakarta Pusat (10.00 WIB)
RDP Komisi IV DPR dengan Kepala Badan Pangan Nasional, Sekjen Kementan, dan Direktur Utama Perum BULOG di ruang rapat Komisi IV DPR, Senayan, Jakarta Pusat (13.00 WIB)
Aksi unjuk rasa driver ojek online di depan kantor Kementerian Ketenagakerjaan, Jakarta Selatan.
Pencatatan Perdana Saham PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk (YUPI) sebagai perusahaan tercatat ke 11 di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2025 (09.00 WIB)
Rangkaian Press Conference XLSMART di Hotel JW Marriot dan XL Axiata Tower, Jakarta Selatan. Agenda: Joint Press Conference - Perkembangan Merger, Public Expose RUPST, dan Buka Bersama Ibu Dian Siswarini & manajemen XL Axiata.
RUPS PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. di Auditorium Plaza Mandiri, Jakarta Selatan (14.00 WIB).
Acara Pelaksanaan Apel Bersama Posko Siaga Kualitas Layanan Telekomunikasi Optimal Tahun 2025 yang akan dilaksanakan di Halaman Parkir Lobi Gedung Utama Kementerian Komdigi. Narasumber: Menteri Komunikasi dan Digital.
Redbook YoY (22 Maret): 5.2% / Indeks penjualan ritel di AS naik 5,2% dibanding tahun sebelumnya.
S&P/Case-Shiller Home Price YoY (Januari): 4.5% (sebelumnya 4.6%) / Harga rumah di 20 kota besar AS naik 4,5% YoY, sedikit melambat dari bulan sebelumnya.
House Price Index (Januari): 436.1 (sebelumnya 437.4) / Indeks harga rumah AS sedikit turun dari 437,4 ke 436,1.
House Price Index MoM (Januari): 0.4% (sebelumnya 0.3%) / Harga rumah naik 0,4% dibanding bulan sebelumnya.
House Price Index YoY (Januari): 4.7% (sebelumnya 4.7%) / Harga rumah AS naik 4,7% dibanding tahun lalu, stabil dari bulan sebelumnya.
S&P/Case-Shiller Home Price MoM (Januari): -0.1% (sebelumnya 0.2%) / Harga rumah turun tipis -0,1% MoM, setelah sebelumnya tumbuh 0,2%.
- Fed Williams Speech: 08:05 PM / Pidato Presiden Fed New York, John Williams, yang bisa memberi petunjuk soal kebijakan suku bunga.
Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:
- IPO PT. Yupi Indo Jelly Gum
RUPS BMRI
- RUPS NOBU
- RUPS IFSH
- RUPS EXCL
- RUPS ADMF
- RUPS FREN
- RUPS WOMF
- Public Expose EXCL
- Public Expose IFSH
- Public Expose INTP
- Public Expose UDNG
Berikut untuk indikator ekonomi RI :
CNBC INDONESIA RESEARCH
(emb/emb) Next Article Hari Pembuktian: Ekonomi RI Diumumkan, Takdir Harris-Trump Ditentukan