
The Fed & BI Kompak Tahan Suku Bunga, Badai Bakal Reda Atau Menggila?

Dari pasar saham Amerika Serikat (AS), bursa Wall Street kompak menguat di perdagangan Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia.
Bursa saham menyambut positif keputusan bank sentral AS The Fed yang menahan suku bunga di level 4,25-4,50%.
Indeks Dow Jones menguat 383,32 poin atau 0,92% dan ditutup di 41.964,63. Indeks S&P 500 melonjak 1,08% dan berakhir di 5.675,29, sementara Nasdaq Composite naik 1,41% menjadi 17.750,79.
Bank sentral mempertahankan suku bunga dana federal dalam kisaran 4,25% hingga 4,5%, sesuai dengan ekspektasi pasar. Meskipun demikian, The Fed tetap memproyeksikan dua kali pemangkasan suku bunga dalam sisa tahun ini, seraya mencatat bahwa "ketidakpastian terhadap prospek ekonomi telah meningkat."
"Ekonomi secara keseluruhan kuat dan telah membuat kemajuan signifikan menuju tujuan kami dalam dua tahun terakhir," kata Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, dalam konferensi pers setelah pengumuman keputusan tersebut, dikutip dari CNBC International.
"Kondisi pasar tenaga kerja tetap solid, dan inflasi telah bergerak lebih dekat ke target jangka panjang kami sebesar 2%, meskipun masih sedikit tinggi." Imbuhnya.
Pada akhirnya, para pelaku pasar menyambut baik keputusan The Fed yang mempertahankan proyeksi dua kali pemangkasan suku bunga tahun ini, serta pernyataan Powell bahwa ekonomi tetap kuat. Dia juga menyebutkan bahwa dampak tarif terhadap inflasi kemungkinan hanya bersifat sementara.
"Hal paling penting yang harus diakui adalah bahwa informasi yang disampaikan hampir sesuai dengan ekspektasi," ujar Michael Green, kepala strategi di Simplify Asset Management, kepada CNBC International.
"Dua musim panas berturut-turut menunjukkan inflasi melemah dari perkiraan, sementara dua musim dingin dan musim semi berturut-turut menunjukkan inflasi lebih tinggi. Ini mengindikasikan ada pola musiman yang belum sepenuhnya tercermin dalam data."imbuhnya.
Keputusan The Fed ini diambil di tengah meningkatnya ketegangan antara AS dan mitra dagang utamanya. Presiden Donald Trump awal bulan ini memberlakukan tarif pada barang dari Kanada, Meksiko, dan China. Kanada dan China kemudian membalas dengan tarif mereka sendiri.
Sementara itu, pengecualian sementara Trump terhadap beberapa barang impor dari Kanada dan Meksiko akan berakhir pada 2 April.
Investor baru saja mengalami hari yang sulit pada Selasa, ketika aksi jual besar-besaran di pasar kembali terjadi setelah dua sesi kemenangan berturut-turut. Dow dan S&P 500 kini masing-masing turun lebih dari 6% dan 7% dari level tertinggi penutupan terbaru mereka. Sementara itu, Nasdaq berada sekitar 12% di bawah rekor penutupan tertingginya.
(tsn/tsn)