Newsletter

Danantara Diluncurkan Hari Ini, Akankah Disambut Senyum IHSG-Rupiah?

Emanuella Bungasmara Ega Tirta, CNBC Indonesia
24 February 2025 06:15
Financial Markets Wall Street
Foto: Pixabay/gerd Altmann

Dari bursa saham Amerika Serikat (AS), bursa Wall Street ambruk berjamaah paad perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (21/2/2025).

Indeks jatuh karena data ekonomi baru AS memicu kekhawatiran di kalangan investor mengenai melambatnya perekonomian dan inflasi yang terus tinggi. Kondisi ini membuat mereka mencari aset yang lebih aman.

Kerugian semakin meningkat menjelang penutupan pasar karena para pedagang khawatir untuk tetap bertahan di posisi beli menjelang akhir pekan. Terlebih, ada kekhawatiran mengenai rencana Presiden Donald Trump yang mengusulkan serangkaian tarif dan perubahan kebijakan lainnya yang dapat memengaruhi pasar.

Indeks Dow Jones Industrial Average ambruk 748 poin, atau 1,69% ke 43.428,02. Penurunan Jumat kemarin merupakan yang terbesar di tahun ini. Indeks S&P 500 turun 1,71% ke 6.013,13 sementara indeks Nasdaq jatuh 2,2% ke 19.524,01.

Dalam sepekan, S&P 500 turun sekitar 1,6%, sementara Dow dan Nasdaq masing-masing ambruk 2,5% dan 2,4%.

Serangkaian data ekonomi membuat investor beralih ke obligasi yang menyebabkan imbal hasil turun tajam. Langkah ini diambil investor setelah keluarnya data baru ekonomi AS.

Indeks sentimen konsumen University of Michigan turun ke 64,7 pada Januari, penurunan 10% dan lebih tajam dari yang diperkirakan. Penurunan ini menunjukkan konsumen khawatir tentang inflasi yang lebih tinggi akibat kemungkinan tarif baru.

Proyeksi inflasi lima tahun dalam survei tersebut adalah 3,5%, tertinggi sejak 1995. Selain itu, penjualan rumah yang ada di AS turun lebih dari yang diperkirakan bulan lalu menjadi 4,08 juta unit. Indeks manajer pembelian sektor jasa AS juga turun ke wilayah kontraksi untuk bulan Februari, menurut S&P Global.

Pelemahan daya beli warga AS semakin kencang setelah Walmart memberikan proyeksi yang buruk mengenai penjualan mereka ke depan.

Saham-saham favorit investor seperti Nvidia dan Palantir mengalami kerugian tajam pada Jumat lalu karena para investor beralih ke aset yang lebih aman secara tradisional. Procter & Gamble naik lebih dari 1%, sementara General Mills dan Kraft Heinz masing-masing naik lebih dari 2%.

"20 saham dengan kinerja terbaik di S&P 500 hari ini semuanya berasal dari sektor defensif: barang konsumen pokok, utilitas, dan kesehatan. Investor sering berputar ke sektor-sektor yang disebut defensif ini ketika kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi muncul," kata Larry Tentarelli, kepala strategi teknikal dan pendiri Blue Chip Daily Trend Report, kepada CNBC Indonesia.

(emb/emb)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular