Newsletter

Perang Dagang Tinggal Tunggu Waktu, Sanggupkah IHSG-Rupiah Bertahan?

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
14 February 2025 06:15
new york stock exchange (nyse)
Foto: Infografis/Trump Ngamuk Bank Dunia Utangi China/Edward Ricardo

Pasar saham Amerika Serikat (AS) Wall Street kembali berpesta usai setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana tarif timbal balik pada mitra dagang AS.

Pada penutupan perdagangan Kamis (13/2/2025), Dow Jones menguat 0,77% di level 44.711,49, begitu juga dengan S&P 500 naik 1,04% di level 6.115,07, dan Nasdaq melesat 1,50% di level 19.945,64.

Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan tarif tersebut akan sesuai dengan bea masuk yang lebih tinggi yang dikenakan oleh negara lain dan dapat diberlakukan dalam beberapa minggu karena tim perdagangan dan ekonomi Trump mempelajari tarif bilateral dan hubungan perdagangan.

Saham juga naik setelah data menunjukkan harga produsen AS meningkat. AS melaporkan Indeks Harga Produsen (PPI) mengalai kenaikan atau inflasi sebesar 0,4% secara bulanan (month to month/mtm) pada Januari 2025. Inflasi lebih rendah dari Desember yang tercatat 0,3% tetapi di atas ekspektasi pasar yakni 0,3%.

Secara tahunan (yoy), inflasi PPI menembus 3,5% pada Januari 2025. Angka ini jauh di atas ekspektasi pasar yakni 3,2% dan tetap bergerak pada level tertinggi sejak Februari 2023.

Inflasi inti PPI tercatat 3,6% pada Januari 2025, lebih rendah dari Desember (3,7%). Namun, angkanya jauh di atas ekspektasi pasar yakni 3,3%.

Kendati PPI naik, pelaku pasar melihat data PPI pada Januari 2025 bisa menjadi sinyal dari pergerakan inflasi pengeluaran konsumen (PCE) yang akan tidak sekencang dugaan mereka. PCE merupakan pertimbangan utama bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) dalam menentukan kebijakan.

"Komponen-komponen yang memengaruhi PCE, saya rasa, adalah alasan di balik perayaan hari ini. Itu juga membantu menurunkan imbal hasil sedikit," kata Adam Turnquist, kepala strategi teknikal di LPL Financial, kepada CNBC International.

"Kami mengamati 4,5% sebagai batasan untuk pergerakan naik yang telah terjadi sejak September. Penurunan di bawah angka itu akan menjadi tanda baik bagi pasar saham," tambahnya.

Imbal hasil obligasi Treasury AS 10 tahun bergerak turun tajam ke 4,53% menyusul laporan tersebut.

Saham Tesla (TSLA.O) melonjak 5,9%, Nvidia (NVDA.O) naik 3,2%, dan Apple (AAPL.O) naik 2%, sehingga mengangkat indeks S&P 500 hingga mendekati rekor tertingginya pada penutupan 23 Januari.

"Investor ekuitas mengambil isyarat dari pasar obligasi. Investor juga bersiap menghadapi angka inflasi yang sangat tinggi, berdasarkan tarif." ," ujar Jack Ablin, kepala investasi di Cresset Capital, kepada CNBC International.

(saw/saw)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular