
Tidak Ada Kado untuk Pemilik Emas, Harganya Ambles Jelang Natal

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas melemah tertekan oleh dolar Amerika Serikat yang kuat dan imbal hasil Treasury yang tinggi. Sementara investor menunggu sinyal yang lebih jelas mengenai kebijakan moneter bank sentral The Federal Reserve untuk 2025.
Berdasarkan data Refinitiv harga emas dunia di pasar spot pada perdagangan Senin (23/12/2024) tercatat US$2.612,93 per troy ons, turun 0,3% dari posisi sebelumnya.
Sementara pada awal perdagangan hari ini emas menguat tipis 0,06% ke US$2.613,99 per troy ons.
Indeks dolar, yang mengukur kekuatan greenback dibandingkan enam mata uang utama dunia lainnya, naik 0,4%. Posisi tersebut mendekati level tertinggi dua tahun, sehingga mengurangi daya tarik emas bagi pemegang mata uang lain. Sementara itu, imbal hasil acuan Treasury AS 10 tahun juga meningkat.
"Pasar masih mencerna hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pekan lalu. Jalur suku bunga yang lebih dangkal untuk tahun 2025 kini mulai dipertimbangkan, kemungkinan jeda pada Januari, mungkin juga Maret," kata Peter Grant, wakil presiden sekaligus ahli strategi logam senior di Zaner Metals.
Meskipun The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pekan lalu, sinyal bahwa akan ada lebih sedikit pemotongan suku bunga di tahun 2025 menyebabkan emas jatuh ke level terendah sejak pertengahan November pekan lalu.
Meski emas yang tidak memberikan hasil imbalan biasanya mendapat keuntungan dalam lingkungan suku bunga rendah, investor kini sedang menyesuaikan kembali ekspektasi untuk tahun depan.
Emas telah mencetak rekor tertinggi beberapa kali tahun ini, naik 27% sejauh ini dan mencatatkan kinerja tahunan terbaik sejak 2010. Kenaikan ini didorong oleh pembelian besar-besaran oleh bank sentral, ketegangan geopolitik, dan pelonggaran kebijakan moneter oleh bank-bank utama.
"Dampak besar berikutnya adalah pelantikan presiden Trump dan dekrit-dekrit presiden awal yang mungkin diumumkan olehnya. Hal ini berpotensi menambah volatilitas pasar dan menjadi katalis positif bagi harga emas," kata Michael Langford, kepala investasi di Scorpion Minerals.
Presiden terpilih Donald Trump akan dilantik pada 20 Januari. Emas, yang sering dianggap sebagai aset safe haven, biasanya berkinerja baik selama masa ketidakpastian ekonomi.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(ras/ras)