Harga Batu Bara Membara, Melesat 1% Lebih!

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
18 December 2024 07:25
Industri pertambangan merupakan dunia kerja yang identik dengan karakter maskulin dan secara alamiah pekerjanya lebih cocok untuk kaum laki-laki. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Industri pertambangan merupakan dunia kerja yang identik dengan karakter maskulin dan secara alamiah pekerjanya lebih cocok untuk kaum laki-laki. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara dunia melonjak lebih dari 1% karena tersengat harga gas alam dunia yang melesat nyaris 3% dalam satu hari perdagangan.

Berdasarkan data Barchart harga batu bara dunia acuan Newcastle untuk kontrak Januari pada perdagangan Selasa (17/12/2024) tercatat US$130,35 per ton, melejit 1,23% dari posisi sebelumnya.

Harga gas alam Nymex untuk kontrak Januari pada Selasa (17/12/2024) ditutup menguat 2,92% dari posisi sebelumya.

Harga gas alam untuk Januari pulih dari penurunan awal dan ditutup lebih tinggi secara moderat. Short covering di kontrak berjangka gas alam muncul pada Selasa, mendorong harga naik setelah harga gas alam Eropa melonjak lebih dari 4%.

Hal ini terjadi ketika Uni Eropa menyatakan tidak memiliki kepentingan lagi terhadap gas Rusia, yang dapat memperketat pasokan gas Eropa dan meningkatkan permintaan gas alam AS.

Namun, harga gas alam sempat turun lebih awal karena prakiraan cuaca menunjukkan suhu di atas normal untuk wilayah AS hingga akhir tahun. Prakiraan cuaca NOAA untuk 11-15 hari ke depan memprediksi cuaca yang hangat di luar musim dari Maine hingga California, dengan suhu di wilayah Midwest menjadi yang paling tinggi di atas normal.

Peningkatan produksi listrik di Amerika Serikat berdampak positif pada permintaan gas alam dari penyedia listrik. Edison Electric Institute melaporkan bahwa total produksi listrik AS (Lower-48) untuk pekan yang berakhir 7 Desember naik 10,87% year-on-year menjadi 83.412 GWh. Selama periode 52 minggu yang berakhir 7 Desember, produksi listrik AS naik +1,96% yoy menjadi 4.173.295 GWh.

Laporan mingguan EIA pada Kamis lalu menunjukkan data bullish untuk harga gas alam, di mana inventaris gas alam untuk pekan yang berakhir 6 Desember turun 190 bcf, jauh lebih besar dari perkiraan turun 168 bcf dan lebih dalam dibandingkan penurunan rata-rata 5 tahun sebesar 71 bcf.

Per 6 Desember, inventaris gas alam naik 2,3% yoy dan naik 4,6% di atas rata-rata musiman 5 tahun, yang menunjukkan pasokan gas alam yang cukup. Sementara itu, penyimpanan gas di Eropa per 10 Desember mencapai 81%, sedikit di bawah rata-rata musiman 5 tahun sebesar 83%.

Baker Hughes melaporkan pada Jumat lalu bahwa jumlah rig pengeboran gas alam aktif di AS untuk pekan yang berakhir 13 Desember naik 1 rig menjadi 103 rig, sedikit di atas level terendah 3,5 tahun pada 6 September sebesar 94 rig. Jumlah rig aktif telah menurun sejak mencapai puncaknya dalam 5 tahun di 166 rig pada September 2022, yang jauh di atas rekor terendah era pandemi sebesar 68 rig pada Juli 2020.

Batu bara dan gas alam memiliki hubungan subtitusi yang memengaruhi pergerakan harga keduanya. Jika harga gas alam naik, maka harga batu bara akan menguat. Sebaliknya, jika harga gas alam melemah, harga batu bara akan turun.

(ras/ras)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation