Newsletter

Kisruh PPN Berakhir, RI Siap Happy Weekend?

Tim Riset, CNBC Indonesia
06 December 2024 06:00
BI
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman
  • Pasar keuangan ditutup beragam di mana IHSG melemah dan rupiah menguat
  • Wall Street kompak melemah
  • Data cadangan devisa dan isu PPN diperkirakan akan menjadi penggerak pasar hari ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia bergerak tak senada. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah, sementara rupiah berakhir di zona penguatan pada perdagangan kemarin. Kamis (6/12/2024).

Pelemahan IHSG terjadi di tengah sikap investor yang masih mencerna pernyataan ketua bank sentral Amerika Serikat (AS) terkait kebijakan suku bunga acuan.

Akan tetapi, masih terdapat beberapa sentimen dari dalam negeri maupun luar negeri pada perdagangan hari ini. Selengkapnya mengenai sentimen dan proyeksi pasar hari ini dapat dibaca pada halaman tiga pada artikel ini. Para investor juga dapat mengintip agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini baik dalam negeri dan luar negeri pada halaman empat.

IHSG ditutup turun 0,18% ke posisi 7.313,31 pada akhir perdagangan Kamis (5/12/2024). IHSG masih berada di level psikologis 7.300 pada akhir perdagangan kemarin.

Nilai transaksi IHSG relatif sepi atau hanya mencapai sekitar Rp 9,1 triliun dengan melibatkan 15,2 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,2 juta kali. Sebanyak 300 saham naik, 287 saham turun, dan 203 saham stagnan pada perdagangan kemarin.

Sektor keuangan menjadi penekan terbesar IHSG di akhir perdagangan kemarin, yakni mencapai 0,92%. Emiten perbankan raksasa menjadi pemberat laju IHSG yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang mencapai 18 indeks poin, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) sebesar 10,2 indeks poin, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) sebesar 4,7 indeks poin.

Adapun yang menjadi perhatian para pelaku pasar saham RI kemarin adalah nilai transaksi jumbo yang terjadi di saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI). Pada hari pertama perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham AADI mampu ditutup Auto Rejection Atas (ARA) 19,82% di level Rp6.650. Terpantau antrian bid dalam transaksi saham AADI mencapai 5,38 juta lot, dimana 5,28 juta lot mengantri di transaksi Rp6.650 per lembar saham atau nilainya mencapai Rp3,52 triliun.

Menariknya saham AADI di mata investor mendorong sebagian investor beralih mengantri transaksi di saham AADI meskipun sedang terkunci ARA, sehingga mendorong sepinya transaksi di saham big caps.

Selain itu, sentimen global yang turut berpengaruh terhadap performa IHSG pada sesi kemarin sadalah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) mengindikasikan akan berhati-hati dalam memangkas suku bunga acuannya.

Ketua The Fed Jerome Powell menyatakan bahwa perekonomian AS saat ini lebih kuat dibandingkan yang diperkirakan bank sentral pada September lalu ketika mulai menurunkan suku bunga. Ia juga memberikan sinyal bahwa ia mendukung langkah yang lebih hati-hati dalam pemotongan suku bunga ke depan.

Beralih ke rupiah, dilansir data Refinitiv, pada penutupan perdagangan kemarin (5/12/2024) rupiah tumbuh hingga 0,44% berada di level Rp15.855/US$. Sepanjang hari, nilai tukar rupiah berfluktuasi di rentang Rp15.920/US$ hingga Rp15.854/US$.

Indeks Dolar AS (DXY) alami pelemahan hingga 0,17% tepat pukul 15.00 ke posisi 106,14. Pelemahan ini tentu membawa angin segar bagi nilai tukar RI.

Selain terdorong oleh melemahnya indeks dolar AS, penguatan rupiah juga sejalan dengan optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Laporan Economic Outlook 2025 yang dirilis Permata Institute for Economic Research (PIER) memproyeksikan ekonomi Indonesia tumbuh hingga 5,15% pada tahun 2025.

Proyeksi ini didasarkan pada potensi peningkatan konsumsi rumah tangga, diversifikasi ekspor, dan aliran investasi langsung yang lebih kuat.

Josua Pardede, Chief Economist Permata Bank, menyatakan bahwa prospek ini menjadi pijakan yang kokoh untuk menjaga keberlanjutan pertumbuhan ekonomi, meski tantangan global masih ada.

Selain itu, inflasi Indonesia pada 2025 diperkirakan tetap terkendali di angka 3,12%, meski terdapat tekanan dari kenaikan tarif PPN dan cukai pada beberapa barang seperti plastik, rokok, dan minuman berpemanis.

Adapun nilai tukar rupiah diproyeksikan bergerak di kisaran Rp15.200-Rp15.700/US$ pada tahun depan, sejalan dengan meningkatnya arus investasi langsung dan portofolio, serta kebijakan suku bunga rendah yang diprediksi akan diterapkan oleh Bank Indonesia dan The Federal Reserve.

Sementara dari pasar obligasi Indonesia, pada perdagangan Kamis (5/12/2024) imbal hasil obligasi tenor 10 tahun tercatat menguat 0,14% di level 6.995 dari perdagangan sebelumnya. Imbal hasil obligasi yang menguat menandakan bahwa para pelaku pasar sedang membuang surat berharga negara (SBN). Begitupun sebaliknya, imbal hasil obligasi yang melemah menandakan bahwa para pelaku pasar sedang kembali mengumpulkan surat berharga negara (SBN).

Saham-saham AS melemah pada Kamis karena investor menantikan laporan besar tentang pekerjaan (jobs report) pada hari ini.

Dow Jones Industrial Average turun 248,33 poin atau 0,55% ke level 44.765,71. Sementara itu, Nasdaq Composite melemah 0,18% dan ditutup di 19.700,26. S&P 500 juga turun 0,19%, menetap di 6.075,11.

Ketiga indeks utama ini sebelumnya mencatatkan kenaikan solid pada sesi sebelumnya dengan menembus rekor tertinggi.

"Masalahnya adalah valuasi saham terlalu tinggi di semua sektor," kata Brian Leonard, manajer portofolio Keeley Teton, dalam wawancara dengan CNBC. "Anda memang berada di level tertinggi, tetapi tidak ada banyak antusiasme atau euforia. Secara historis, saat rekor-rekor ini terjadi, valuasi lebih masuk akal."

Pada Kamis, para trader menantikan data ketenagakerjaan utama AS yang akan dirilis Jumat. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan ekonomi AS menambah 214.000 pekerjaan pada November.

Laporan ketenagakerjaan ini dapat memengaruhi keputusan suku bunga The Federal Reserve dalam pertemuan kebijakannya akhir bulan ini. Pada Rabu, Ketua The Fed, Jerome Powell, mengatakan bahwa ekonomi AS cukup kuat untuk memungkinkan bank sentral bertindak hati-hati dalam menurunkan suku bunga.

"Pasar tenaga kerja membaik, dan risiko penurunan di pasar tenaga kerja tampaknya lebih sedikit," katanya. "Pertumbuhan jelas lebih kuat dari yang kami perkirakan, dan inflasi sedikit lebih tinggi. Jadi, kabar baiknya adalah kami bisa lebih berhati-hati saat mencoba menemukan keseimbangan."

Sementara itu, Bitcoin diperdagangkan sedikit lebih rendah, turun di bawah $100.000 setelah sebelumnya menembus level itu untuk pertama kalinya pada Rabu malam. Pergerakan semalam itu sempat mendorong saham-saham terkait kripto seperti MicroStrategy dan Coinbase lebih tinggi. Namun, saham-saham tersebut kembali melemah, dengan MicroStrategy turun 4,8% dan Coinbase melemah 3,1%.

Akhir pekan, pergerakan IHSG maupun rupiah diprediksi bergerak lebih volatile. Lantaran masih terdapat data ekonomi Indonesia dan Amerika Serikat (AS) yang akan rilis pada hari ini hingga sentimen rencana kenaikan PPN 12% yang batal di tunda dan kenaikan Bitcoin.

PPN 12% Disetujui 

Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) tak ditunda lagi. Pemerintah akhirnya menyetujui kenaikan PPN menjadi 12% pada tahun depan, akan tetapi dikhususkan untuk barang mewah.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan aturan PPN itu akan dibahas dan finalisasi dalam pertemuan pekan depan. Namun ia menyampaikan tidak semua barang akan dikenakan PPN 12%, meski belum mau terang-terangan bahwa hanya barang mewah yang dikenakan PPN 12% seperti yang disampaikan Ketua Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun.

Sementara itu untuk barang lainnya masih akan dikenakan pajak 11%. Barang-barang pokok dan berkaitan dengan pelayanan yang langsung menyentuh kepada masyarakat masih tetap akan diperlakukan pajak yang sekarang yaitu 11%.

Barang mewah yang akan dikenakan PPN 12% yakni seperti mobil, apartemen dan rumah mewah.

"Mobil mewah, apartemen mewah, rumah mewah, yang semuanya serba mewah," ungkap Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (5/12/2024).

Bitcoin Tembus di atas US$100.000

Pasar kripto dihebohkan setelah Bitcoin kembali mencatatkan all time high (ATH) dan menembus level psikologis US$100.000.

Dilansir dari coinmarketcap.com, Bitcoin melesat ke angka US$103.649 pada Kamis (5/12/2024) pukul 22.11 WIB.

Kenaikan Bitcoin ini tidak sendiri, melainkan diikuti dengan menguatnya kripto lainnya, seperti Ethereum, Dogecoin, hingga Cardano.

Salah satu alasan terbangnya harga Bitcoin yakni besarnya inflow pada dana yang diperdagangkan di bursa AS (ETF Bitcoin Spot) beberapa hari terakhir.

Mengacu pada Farside Investors, pada 3 Desember 2024 tercatat inflow sebesar US$676 juta. Lebih lanjut, inflow juga tercatat sebanyak empat hari beruntun yakni sejak 27 November 2024.

Selain itu, Paul Atkins yang ditunjuk sebagai calon Ketua SEC oleh Presiden Terpilih Donald Trump juga memberikan sentimen positif bagi pasar kripto termasuk Bitcoin.

Trump memuji Atkins sebagai pemimpin yang terbukti dalam pasar modal dan regulasi, sambil menekankan komitmennya terhadap inovasi dan aset digital.

Selain itu, perlu diketahui, menariknya pasar Bitcoin saat ini dapat berdampak penurunan transaksi pasar saham RI.

Cadangan Devisa Indonesia

Pada hari ini Jumat (6/12/2024), Bank Indonesia (BI) akan merilis data Cadangan Devisa Indonesia periode November 2024.

Sebelumnya, BI melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Oktober 2024 tercatat sebesar US$ 151,2 miliar. Realisasi tersebut meningkat US$ 1,3 miliar dari sebelumnya US$ 149,9 miliar.

Kenaikan posisi cadangan devisa tersebut antara lain bersumber dari penerimaan pajak dan jasa serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah.

Data tersebut menunjukkan, cadangan devisa setara dengan pembiayaan 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Banjir Data Ekonomi AS

Dari negeri Paman Sam, Amerika Serikat (AS) akan merilis beberapa data tenaga kerja pada malam ini Jumat (6/12/2024).

Terdapat data ketenagakerjaan non-pertanian periode November 2024. Kemudian data tingkat pengangguran dengan periode yang sama.

Pada periode sebelumnya, ekonomi AS menambah 12 ribu pekerjaan pada Oktober 2024, jauh di bawah 223 ribu yang direvisi turun pada September dan perkiraan 113 ribu. Angka ini adalah pertumbuhan pekerjaan terendah sejak Desember 2020 ketika 243 ribu pekerjaan hilang, karena dampak pemogokan di Boeing.

Sementara itu, tingkat pengangguran di AS berada di angka 4,1% pada bulan Oktober 2024, tidak berubah dari level terendah dalam tiga bulan pada bulan sebelumnya, dan sejalan dengan ekspektasi pasar. Jumlah pengangguran secara umum tidak berubah di angka 7 juta. Di antara mereka yang tidak memiliki pekerjaan, mereka yang kehilangan pekerjaan tetap naik sedikit menjadi 1,8 juta, sementara PHK sementara hanya sedikit berubah di angka 846 ribu. Pada gilirannya, pengangguran jangka panjang hanya sedikit berubah dari bulan sebelumnya di angka 1,6 juta. Sementara itu, tingkat partisipasi angkatan kerja turun 0,1 poin persentase menjadi 62,6%.

Berikut sejumlah agenda ekonomi dalam dan luar negeri pada hari ini:

• Cadangan Devisa Indonesia November 2024
• Ketenagakerjaan Non-pertanian AS November 2024
• Tingkat Pengangguran AS November 2024

Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:

• Pemberitahuan RUPS Rencana PT WIR ASIA Tbk (WIRG)
• Pemberitahuan RUPS Rencana PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR)
• Pemberitahuan RUPS Rencana PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA)
• Cum Dividen Tunai Interim PT Cikarang Listrindo Tbk (POWR)
• Cum Dividen Tunai Interim Golden Energy Mines Tbk (GEMS)

Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:

Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Next Page
WALL STREET
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular