Pada penutupan perdagangan Selasa (29/10/2024), IHSG koreksi 0,37% ke posisi 7.606,60. Secara intraday, IHSG sempat jatuh ke posisi terdalam ke titik 7.587,21.
Adapun volume perdagangan tercatat lebih dari 28,68 miliar lembar saham dengan frekuensi transaksi melampaui 1,28 juta kali. Nilai total transaksi mencapai Rp 10,75 triliun. Sebanyak 249 saham mencatatkan penguatan, sementara 305 saham melemah, dan 232 saham stagnan.
Enam sektor masih mengakhiri perdagangan di zona merah, dengan sektor energi alami tekanan paling dalam sebesar 1,49%, disusul oleh sektor keuangan yang minus 1,04%, dan sektor konsumer non siklikal melemah 0,35%. Selain itu, sektor kesehatan tertekan hingga 0,14%, sektor konsumer siklikal turun 0,11%, serta utilitas yang turun 0,01%.
Bersamaan dengan IHSG, rupiah kembali terdepresiasi di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) di tengah penantian rilis data tenaga kerja AS serta ketidakpastian arah kebijakan politik Jepang yang berpotensi menghambat kebijakan suku bunga.
Melansir data Refinitiv, rupiah ditutup melemah sebesar 0,22% ke posisi Rp15.755/US$ pada penutupan perdagangan Selasa (29/10/2024). Selama satu hari penuh, fluktuasi rupiah pada kisaran Rp15.720/US$ hingga Rp15.777/US$.
Pelemahan ini merupakan yang terdalam pasca terakhir kali terjadi pada 13 Agustus 2024 di titik Rp15.830/US$.
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI Edi Susianto mengatakan tekanan terhadap nilai tukar Rupiah ini juga dialami oleh sebagian besar mata uang Asia lainnya. Dia mengatakan tekanan ini disebabkan oleh sentimen kondisi global yang kurang kondusif.
"Saya lihat perkembangan nilai tukar mata uang Asia hari ini banyak yang mengalami pelemahan terhadap US Dollar, faktor pendorongnya bersumber dari sentimen global yang kurang kondusif," kata Edi ketika dihubungi, Selasa, (29/10/2024).
Edi menjelaskan kondisi global yang dia maksud adalah perkembangan rilis data fundamental Amerika Serikat yang di atas ekspektasi pasar. Dia mengatakan rilis data ini mendorong penurunan ekspektasi terhadap pemotongan Fed Fund Rate (FFR) yang lebih agresif.
"Ditambah pernyataan-pernyataan pejabat The Fed yang cenderung less dovish," kata dia.
Edi mengatakan tekanan ini juga disebabkan oleh serangan balik dari Israel ke Iran. Dia mengatakan kondisi geopolitik itu mendorong penguatan indeks Dollar AS (DXY). Terakhir, dia mengatakan tekanan ini juga disebabkan oleh pelambatan data fundamental China dan Eropa.
Indeks Nasdaq Composite naik ke rekor baru pada perdagangan Selasa ketika para investor bersiap untuk rilis laporan pendapatan utama perusahaan, termasuk laporan dari nama-nama besar di sektor teknologi.
Nasdaq yang didominasi saham teknologi naik 0,78% dan ditutup pada rekor baru di level 18.712,75. Sementara itu, S&P 500 naik 0,16% menjadi 5.832,92. Di sisi lain, Dow Jones Industrial Average kurang beruntung, turun 154,52 poin atau 0,36% dan ditutup di 42.233,05.
Perusahaan besar seperti Alphabet, Snap, Reddit, Chipotle, dan Advanced Micro Devices dijadwalkan melaporkan hasil kuartalannya setelah penutupan pasar. Raksasa teknologi Meta Platforms dan Microsoft akan melaporkan pendapatannya pada hari Rabu, sementara Apple dijadwalkan pada hari Kamis.
Menjelang laporan pendapatannya, saham Meta naik 2,6%, dan Alphabet meningkat 1,8% pada hari Selasa.
"Ini adalah pasar yang saat ini mahal, jadi saya pikir para investor memerlukan percepatan pertumbuhan pendapatan untuk membenarkan rasio PE yang lebih tinggi ini," kata Sam Stovall, kepala ahli strategi investasi di CFRA Research.
Minggu ini akan menjadi minggu tersibuk dalam musim pelaporan pendapatan, dengan lebih dari 150 perusahaan S&P 500 dijadwalkan melaporkan pendapatan mereka sebelum penutupan pada hari Jumat.
Para pedagang juga terus mengawasi imbal hasil Treasury, karena imbal hasil Treasury 10 tahun naik ke level tertingginya sejak Juli.
Kepala teknisi pasar BTIG, Jonathan Krinsky, percaya bahwa akan ada lebih banyak volatilitas dalam waktu dekat, dengan hanya lima hari perdagangan tersisa sebelum pemilihan presiden AS.
"Walaupun kami tidak mengharapkan pasar beruang, kami tetap yakin bahwa kita akan menghadapi beberapa volatilitas ke bawah dalam beberapa minggu ke depan," tulisnya dalam sebuah catatan.
Indeks-indeks utama sebelumnya datang dari sesi kemenangan. Yang menarik, Dow berhasil menghentikan tren turun selama lima hari, sementara Nasdaq mencatat sesi positif kedelapan dari sembilan terakhir.
Pasar keuangan Indonesia akan digerakkan oleh sentimen yang berada di dalam maupun luar negeri. Pengumuman kinerja perusahaan Bank Rakyat Indonesia (Persero) dan Bank Mandiri (Persero) bisa jadi motor IHSG hari ini, sebab memiliki bobot besar.
Sementara dari luar negeri, data tenaga kerja di AS akan dicermati sebagai landasan proyeksi kebijakan suku bunga bank sentral AS The Federal Reserve atau The Fed.
Rilis Performa Keuangan BRI dan Mandiri
Bank Rakyat Indonesia (Persero) mencatatkan perolehan pendapatan bunga sebesar Rp148,79 triliun, tumbuh 12,8% yoy. Meskipun tumbuh signifikan, beban bunga menekan top line BRI sehingga pertumbuhan bunga bersih tercatat 4,5% yoy menjadi Rp105,76 triliun. Adapun beban bunga BRI tumbuh hingga 40,2% yoy menjadi Rp43,04 triliun.
Margin bunga bersih atau Net Interest Margin (NIM) BRI tercatat 7,70% per September 2024, turun tipis sebesar 0,4% basis poin dari periode yang sama 2023.
Pengelolaan beban umum yang efisien mampu membawa BRI meraup keuntungan sebelum biaya provisi atau PPOP senilai Rp87,52 triliun. Jumlah tersebut bertumbuh sebesar 10,5% yoy.
Meski demikian, BRI terkesan cukup "defensif" menghadapi gejolak tahun ini dengan meningkatkan beban provisi atau pencadangan pinjaman yang signifikan sepanjang sembilan bulan pertama 2024. Jumlah beban tersebut senilai Rp33,59 triliun, melonjak 54,1% yoy.
Laba kepada para pemilik induk senilai Rp45,06 triliun pada periode Januari hingga September 2024 atau naik tipis 2,4% dari perolehan pada periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy). Tingkat pengembalian laba per ekuitas (ROE) sebesar 19,21% atau tumbug 0,7% basis poin dari September 2023.
Dari sisi kualitas aset, tingkat kredit amcet atau non performing loan (NPL) BRI tercatat 2,9% per September 2024, turun sebesar 0,2% basis poin secara yoy.
Sementara BRI mampu menyalurkan pinjaman senilai Rp1,35 triliun atau bertumbuh 8,2% yoy. Adapun penyaluran kredit kepada segmen medium dan korporasi naik signifikan masing-masing 24,6% yoy dan 16,9% yoy.
Hari ini juga akan diumumkan kinerja PT Bank Mandiri (Persero) pada pukul 15.00 WIB. Bank Mandiri membukukan laba bersih Rp26,55 triliun per akhir Juni 2024, naik 5,23%yoy. Kenaikan laba Bank Mandiri ditopang oleh pendapatan bunga dan syariah bersih yang terkerak naik 3,75% yoy menjadi Rp 49,08 triliun.
Hingga paruh pertama tahun ini, Bank Mandiri secara konsolidasi menyalurkan kredit hingga Rp 1.526,82 triliun atau tumbuh 9,64% dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 1.392,58 triliun.
Sebelumnya, Bank swasta terbesar RI PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) membukukan laba bersih sebesar Rp41,1 triliun, tumbuh 12,8% secara tahunan (yoy) pada kuartal III-2024, dari setahun sebelumnya sebesar Rp36,4 triliun.
Kemudian, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BBNI membukukan laba Rp16,3 triliun hingga September 2024, naik 3,52% secara tahunan (yoy).
Laba BNI ditopang oleh pertumbuhan kredit sebesar 9,48% yoy menjadi Rp 735,02 triliun. Hal ini pun mendongkrak kredit bank yang naik 5,82% yoy menjadi Rp1.068,08 triliun.
Lowongan Pekerjaan di AS Turun Dalam
Lowongan pekerjaan di AS turun ke level terendah dalam lebih dari 3,5 tahun pada bulan September, namun hampir seluruh penurunan terjadi di wilayah Selatan, yang menunjukkan bahwa Badai Helene dan Milton sementara waktu memengaruhi permintaan tenaga kerja.
Laporan dari Departemen Tenaga Kerja pada hari Selasa ini disertai oleh survei dari Conference Board yang menunjukkan persepsi konsumen tentang pasar pekerjaan meningkat signifikan pada bulan Oktober, mendorong kepercayaan konsumen ke level tertinggi dalam sembilan bulan terakhir.
Lowongan pekerjaan, sebagai ukuran permintaan tenaga kerja, turun 418.000 menjadi 7,443 juta pada akhir September, level terendah sejak Januari 2021, menurut laporan Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS) dari Biro Statistik Tenaga Kerja. Data bulan Agustus direvisi turun menjadi 7,861 juta dari laporan sebelumnya yang menyebut 8,040 juta. Ekonom yang disurvei oleh Reuters sebelumnya memperkirakan jumlah lowongan pekerjaan akan mencapai 8,00 juta. Terdapat 1,09 pekerjaan untuk setiap orang yang menganggur, hampir tidak berubah dari 1,10 di bulan Agustus.
Lowongan pekerjaan turun drastis sebanyak 325.000 di wilayah Selatan AS, yang sebagian besar terdampak oleh Badai Helene dan Milton. Sementara itu, lowongan di wilayah Barat, Timur, dan Timur Laut turun secara marginal.
Secara nasional, posisi tidak terisi di sektor kesehatan dan bantuan sosial berkurang sebanyak 178.000. Pemerintah negara bagian dan lokal, tidak termasuk pendidikan, memiliki 79.000 lowongan lebih sedikit, sementara posisi di pemerintah federal turun 28.000. Namun, lowongan pekerjaan di sektor keuangan dan asuransi justru meningkat sebanyak 85.000.
Tingkat lowongan pekerjaan turun menjadi 4,5%, level terendah sejak Desember 2020, dari 4,7% di bulan Agustus. Perekrutan meningkat sebanyak 123.000 menjadi 5,558 juta, didorong oleh industri manufaktur, ritel, serta perawatan kesehatan dan bantuan sosial. Tingkat perekrutan naik menjadi 3,5% dari 3,4% di bulan Agustus.
PHK meningkat sebanyak 165.000 menjadi 1,833 juta, dipimpin oleh sektor manufaktur, jasa profesional dan bisnis, serta akomodasi dan layanan makanan. Tingkat PHK naik menjadi 1,2%, level tertinggi sejak Maret 2023, dari 1,0% di bulan Agustus. Lebih sedikit orang yang berhenti dari pekerjaan mereka, menekan tingkat pengunduran diri menjadi 1,9% dari 2,0% di bulan sebelumnya.
Ini adalah tingkat pengunduran diri terendah sejak Juni 2020, menunjukkan tekanan upah akan terus mereda, memungkinkan Federal Reserve untuk melanjutkan penurunan suku bunga.
Harga Emas Dunia Catat Rekor Tertinggi
Harga emas mencapai rekor tertinggi pada hari Selasa, didorong oleh ketidakpastian terkait pemilihan presiden AS dan konflik di Timur Tengah, serta ekspektasi pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve, yang meningkatkan daya tarik emas sebagai aset lindung nilai.
Harga emas spot naik 1% menjadi US$2.775,13 per troy ons pada penutupan perdagangan Selasa (29/10/2024) setelah sebelumnya mencapai rekor tertinggi US$2.772,42 di awal sesi.
Emas didukung oleh taruhan safe-haven karena ketegangan geopolitik dan ketidakpastian politik yang terus berlanjut, dengan Jepang sekarang ditambahkan ke dalam daftar ketidakpastian politik setelah pemilihan akhir pekan, kata Peter Grant, wakil presiden dan ahli strategi logam senior di Zaner Metals.
Mantan Presiden AS dari Partai Republik Donald Trump dan Wakil Presiden Demokrat Kamala Harris saat ini bersaing ketat dalam pemilihan untuk kursi Gedung Putih.
Di front geopolitik, setidaknya 93 warga Palestina tewas atau hilang dalam serangan Israel di Gaza utara, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Investor kini menantikan serangkaian data ekonomi, termasuk laporan ADP employment, Personal Consumption Expenditures AS, dan laporan penggajian, untuk menilai lebih lanjut sikap kebijakan The Fed, yang akan mengambil keputusan suku bunga berikutnya pada 7 November.
Rilis Pertumbuhan Ekonomi Negara di Eropa
Sentimen pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) akan mewarnai jagat global pada Rabu 30/10/2024).
Euro Area akan merilis data pertumbuhan PDB Flash untuk kuartal III-2024 yang diperkirakan sedikit lebih tinggi dibandingkan periode kuartal II-2024 yakni dari 0,6% year on year/yoy menjadi 0,8% yoy.
Sedangkan pada malam harinya, AS juga akan merilis pertumbuhan PDB Advance untuk kuartal III-2024 yang diperkirakan masih akan sama dengan kuartal II-2024 yakni di level 3%.
Berikut sejumlah agenda ekonomi dalam dan luar negeri pada hari ini:
- IKK Jepang (12.00 WIB)
- GDP Perancis (13.30 WIB)
- GDP Jerman (16.00 WIB)
- GDP Italia (16.00 WIB)
- GDP Uni Eropa (17.00 WIB)
Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:
- Rilis LAporan Keuangan BMRI
Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]