Newsletter

Ketakutan Perang Timur Tengah Mereda, Pasar Keuangan RI Siap Berpesta?

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
29 October 2024 05:58
Sekelompok siswa-siswi melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, (21/10/2024).
Foto: Sekelompok siswa-siswi melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, (21/10/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
  • Sentimen perang mereda setelah harga minyak anjlok 6% tanda perang tidak ada pengaruh ke energi
  • Investor fokus terhadap data tenaga kerja dan IKK AS
  • The Fed diperkirakan akan pangkas suku bunga 2 kali lagi di sisa pertemuan 2024

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia terlihat gugup mengawali perdagangan pada pekan terakhir Oktober. Pasar saham dan nilai tukar rupiah kompak berada di teritori negatif karena kekhawatiran eskalasi konflik di Timur Tengah.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil memangkas koreksinya pada akhir perdagangan Senin (28/10/2024), setelah sempat ambles 1% lebih karena memburuknya sentimen pasar global.

IHSG ditutup terkoreksi 0,78% ke posisi 7.634,63. Meski berhasil memangkas koreksinya, tetapi IHSG tak mampu untuk kembali ke level psikologis 7.700.

Nilai transaksi indeks mencapai sekitar Rp 9,5 triliun dengan melibatkan 20,7 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,3 juta kali. Sebanyak 203 saham menguat, 365 saham melemah, dan 227 saham stagnan.

Secara sektoral, sektor teknologi dan infrastruktur menjadi penekan terbesar IHSG di akhir perdagangan yakni masing-masing mencapai 1,48% dan 1,34%.

IHSG kembali merana, terbebani oleh kabar dari memanasnya konflik di Timur Tengah, setelah Israel menyerang ibukota Iran, Teheran pada Sabtu pagi lalu.

Israel melancarkan serangkaian serangan udara terhadap Iran, terutama ke ibukota Teheran. Warga yang tinggal di Teheran melaporkan mendengar beberapa ledakan di dalam dan sekitar ibu kota Iran.

Serangan tersebut memicu kekhawatiran masyarakat global akan terjadi perang yang lebih luas di Timur Tengah karena serangan Israel terhadap Hamas di Gaza telah memasuki tahun kedua. Di sisi lain, Israel juga tengah berperang melawan Hizbullah di Lebanon selatan.

Menanggapi hal ini, Arab Saudi pun telah buka suara untuk menahan diri secara maksimal dan meminta masyarakat internasional agar mengambil tindakan guna meredakan ketegangan dan mengakhiri konflik di kawasan tersebut.

Kembali meningkatnya tensi geopolitik di Timur Tengah ini tentunya akan memberikan kekhawatiran bagi para pelaku pasar termasuk investor untuk berinvestasi di suatu negara.

Bukan tidak mungkin para pelaku pasar akan melakukan aksi profit taking terlebih dahulu hingga berujung keep cash atau mungkin menempatkan dananya ke instrumen investasi dengan tingkat keamanan yang lebih tinggi dari sebelumnya.

Sentimen di Timur Tengah juga turut andil terhadap pergerakan rupiah yang lesu dihadapan dolar Amerika Serikat (AS).

Rupiah ambruk di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) pasca adanya serangkaian serangan udara militer Israel terhadap Iran pada Sabtu (26/10/2024) pagi.

Melansir data Refinitiv, rupiah ditutup di level Rp15.720/US$ pada awal pekan ini Senin (28/10/2024) terpuruk hingga 0,54% dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya (25/10/2024). Selama satu hari penuh, fluktuasi rupiah pada kisaran Rp15.735/US$ hingga Rp15.660/US$.

Pelemahan rupiah hingga titik ini merupakan yang terdalam pasca terakhir kali terjadi pada 13 Agustus 2024 di titik Rp15.830/US$.

Wall Street ditutup lebih tinggi pada hari Senin menjelang minggu yang padat dengan laporan pendapatan dari perusahaan megacap dan tahap akhir sebelum pemilihan presiden pada 5 November, sementara sentimen membaik setelah pasokan energi tidak terganggu oleh perkembangan akhir pekan di Timur Tengah.

S&P 500 naik 15,4 poin, atau 0,27%, menjadi 5.823,52, sedangkan Nasdaq Composite naik 48,58 poin, atau 0,26%, menjadi 18.567,19. Dow Jones Industrial Average naik 273,17 poin, atau 0,65%, menjadi 42.387,57.

Respons Israel terhadap serangan rudal Iran bulan ini, sejauh ini, berfokus pada pabrik rudal dan lokasi lain di dekat Teheran, bukan kilang minyak atau target nuklir.

Fokus Wall Street minggu ini terutama pada hasil laporan perusahaan, dengan sekitar 169 perusahaan dari S&P 500 dijadwalkan melaporkan sepanjang minggu.

Itu termasuk sebagian besar dari kelompok saham teknologi megacap "Magnificent Seven" yang telah mendorong Wall Street ke rekor tertinggi. Saham Alphabet, Meta Platforms, dan Apple naik menjelang laporan mereka minggu ini.

Pekan lalu, Nvidia melampaui Apple sebagai perusahaan paling bernilai di dunia. Investor akan memperhatikan panduan belanja AI dalam laporan pendapatan teknologi minggu ini.

"Pendapatan ini penting untuk panduan yang akan diberikan perusahaan tentang program belanja modal yang mungkin mereka terapkan tahun depan," kata Paul Christopher, kepala Global Investment Strategy di Wells Fargo Investment Institute.

Microsoft dan Amazon.com juga akan melaporkan pendapatan minggu ini.

Indeks Russell 2000 untuk saham berkapitalisasi kecil  melonjak 1,63% hari ini, mengungguli indeks-indeks utama lainnya.

"Ini bisa menjadi pasar yang memandang ke depan pada pendaratan lunak dan mengharapkan saham berkapitalisasi kecil menjadi yang pertama keluar, seperti biasanya," kata Christopher. "Ini juga bisa terkait dengan perdagangan Trump, tetapi sangat sulit untuk memisahkan kedua hal tersebut."

Sektor energi turun 0,65% karena harga minyak mentah anjlok 5% akibat meredanya kekhawatiran pasokan, sementara saham perusahaan keuangan memimpin kenaikan sektoral.

Saham yang naik melebihi yang turun dengan rasio 1,88 banding 1 di NYSE. Ada 147 tertinggi baru dan 41 terendah baru di NYSE.

S&P 500 mencatat 15 tertinggi baru dalam 52 minggu dan 2 terendah baru, sementara Nasdaq Composite mencatat 101 tertinggi baru dan 67 terendah baru.

Data ekonomi yang akan dirilis minggu ini akan menjadi penting untuk menilai kebijakan Federal Reserve, terutama Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi yang akan dirilis Kamis, yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed.

Fokus juga akan tertuju pada pemilihan presiden AS, dengan pasar secara umum memperkirakan pemerintahan Donald Trump untuk periode kedua, meskipun pemilihan diperkirakan akan ketat.

Saham Boeing ) turun 2,8% setelah pembuat pesawat tersebut meluncurkan penawaran saham yang dapat menghasilkan hingga $22 miliar untuk menopang keuangannya di tengah aksi mogok pekerja yang sedang berlangsung.

Saham konglomerat industri 3M melonjak 4,4%, memberikan dorongan pada Dow, setelah JP Morgan menaikkan target harga saham perusahaan tersebut.

Pasar keuangan Indonesia mendapatkan angin segar dari kekhawatiran yang mereda atas dampak yang ditimbulkan dari konflik berkepanjangan di Timur Tengah terhadap pasokan energi. Sementara investor patut mencermati rilis data tenaga kerja AS yang berpengaruh terhadap keputusan suku bunga bank sentral AS The Federal Reserve atau The Fed pada November.

Serangan Israel Gak Mempan ke Iran, Harga Minyak Anjlok 6%

Harga minyak anjlok 6% pada perdagangan Senin (28/10/2024), setelah serangan balasan Israel pada hari Sabtu terhadap militer Iran tidak mengenai fasilitas minyak dan nuklir, sehingga tidak mengganggu pasokan energi.

Kontrak berjangka Brent ditutup pada US$71,42 per barel, turun 6,09%. Sementara itu, kontrak berjangka minyak mentah WTI AS berakhir di US$67,38 per barel, anjlok 6,13%.

"Jelas, ini adalah contoh sempurna dari pasar yang dipengaruhi oleh berita utama," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group. "Kami masih memiliki banyak risiko geopolitik."

Kondisi ini menguntungkan pasar karena menghapus kekhawatiran adanya inflasi tinggi akibat kenaikan harga minyak mentah saat perang.

Pekan lalu, patokan harga minyak naik 4% di tengah perdagangan yang fluktuatif akibat ketidakpastian terkait pemilihan AS yang akan datang dan seberapa besar respons Israel yang diharapkan terhadap serangan rudal Iran pada 1 Oktober.

Pada hari Sabtu, puluhan jet Israel menyelesaikan tiga gelombang serangan sebelum fajar terhadap pabrik rudal dan lokasi lainnya di dekat Teheran dan Iran barat, sebagai bagian dari pertukaran serangan terbaru antara kedua rival di Timur Tengah tersebut.

Serangan ini lebih terfokus pada target militer, meredakan kekhawatiran bahwa Israel mungkin menyerang fasilitas nuklir atau infrastruktur minyak Iran.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya dalam OPEC tetap tidak mengubah kebijakan output minyak bulan lalu, termasuk rencana untuk mulai meningkatkan produksi mulai Desember. Kelompok ini akan bertemu pada 1 Desember menjelang pertemuan penuh OPEC .

Rilis Data Lowongan Kerja di AS

Biro Statistik Tenaga Kerja AS akan merilis data jumlah lowongan kerja pada malam hari ini. Sebelumnya untuk periode Agustus 2024, jumlah lowongan pekerjaan meningkat sebanyak 329.000 menjadi 8,04 juta.

Jumlah lowongan pekerjaan meningkat di sektor konstruksi ( 138.000) dan pemerintah negara bagian serta lokal, tidak termasuk pendidikan ( 78.000). Namun, lowongan pekerjaan menurun di sektor layanan lainnya (-93.000).

Sementara proyeksi konsensus menilai akan terjadi penurunan jumlah lowongan kerja menjadi sekitar 7,92 juta di tengah data tenaga kerja AS yang tampak sedikit membaik.

Selain itu, pada hari yang sama, Indeks Kepercayaan Konsumen dari Conference Board (CB) dan tampak konsensus memperkirakan akan terjadi kenaikan dari 98,7 menjadi 98,8.

Sebagai catatan, indeks ini mengukur tingkat kepercayaan konsumen terhadap aktivitas ekonomi. Ini merupakan indikator terdepan karena dapat memprediksi pengeluaran konsumen, yang berperan besar dalam aktivitas ekonomi secara keseluruhan. Pembacaan yang lebih tinggi menunjukkan optimisme konsumen yang lebih besar.

Data-data tersebut penting untuk mempertimbangkan arah kebijakan suku bunga The Fed. Bank sentral AS tersebut diperkirakan masih akan memotong suku bunga sebanyak dua kali di sisa pertemuan tahun ini.

Berdasarkan perangkat Fedwatch, pasar melihat probabilitas sebesar 98,4% suku bunga The Fed akan turun pada pertemuan 7 November 2024. Penurunan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,5%-4,75%. Kemudian probabilitas sebesar 69,4% untuk pemangkasan suku bunga lanjutan pada pertemuan Desember sebesar 25 basis poin. Sehingga suku bunga The Fed akan berakhir di 4,25%-4,5% pada akhir 2024.

Rilis Pertumbuhan Ekonomi Negara di Eropa

Sentimen pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) akan mewarnai jagat global pada Rabu 30/10/2024).

Euro Area akan merilis data pertumbuhan PDB Flash untuk kuartal III-2024 yang diperkirakan sedikit lebih tinggi dibandingkan periode kuartal II-2024 yakni dari 0,6% year on year/yoy menjadi 0,8% yoy.

Sedangkan pada malam harinya, AS juga akan merilis pertumbuhan PDB Advance untuk kuartal III-2024 yang diperkirakan masih akan sama dengan kuartal II-2024 yakni di level 3%.

Rilis Laporan Keuangan BBRI

Dihimpun dari berbagai sumber, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BBRI diperkirakan akan mengumumkan kinerja keuangan kuartal tiga 2024 pada Rabu (30/10/2024) sehingga pasar akan mulai price-in harga sahamnya hari ini.

Berdasarkan konsensus yang dihimpun oleh Refinitiv, lBRI akan mengantongi laba bersih senilai Rp13,93 triliun pada kuartal tiga 2024 (periode Juli hingga September) atau dalam sembilan bulan pertama 2024 laba bersih akan mencapai Rp43,83 triliun.

Adapun laba per saham (earnings per share/EPS) perusahaan pada kuartal ketiga diperkirakan senilai Rp93,31 per saham atau dalam sembilan bulan pertama sebesar 289,31 per saham. Perolehan EPS tersebut meningkat dari kuartal kedua sebesar Rp91 per saham.

Sebelumnya, Bank swasta terbesar RI PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) membukukan laba bersih sebesar Rp41,1 triliun, tumbuh 12,8% secara tahunan (yoy) pada kuartal III-2024, dari setahun sebelumnya sebesar Rp36,4 triliun.

Kemudian, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BBNI membukukan laba Rp16,3 triliun hingga September 2024, naik 3,52% secara tahunan (yoy).

Laba BNI ditopang oleh pertumbuhan kredit sebesar 9,48% yoy menjadi Rp 735,02 triliun. Hal ini pun mendongkrak kredit bank yang naik 5,82% yoy menjadi Rp1.068,08 triliun.

Berikut sejumlah agenda ekonomi dalam dan luar negeri pada hari ini:

  • JOLTs Job Openings AS (21.00 WIB)
  • IKK AS (21.00 WIB)

Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:

  • RUPSLB: CNTX
  • Dividen: CNMA

Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(ras/ras) Next Article Jangan Senang Dulu, IHSG & Rupiah Masih Banyak Cobaan di Juni

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular