Konflik Timur Tengah Makin Mendidih, Kok Harga Emas Loyo?

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
28 October 2024 06:30
Negara Ini Singkirkan China Jadi Pembeli Emas Terbesar Dunia
Foto: Infografis/ Negara Ini Singkirkan China Jadi Pembeli Emas Terbesar Dunia/ Ilham Restu

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia melemah tipis di tengah ketidakpastian akibat tensi geopolitik di Timur Tengah yang panas dan pemilihan umum Presiden Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan data Refinitiv harga emas dunia di pasar spot pada perdagangan Senin (28/10/2024) pukul 6.00 WIB tercatat di US$2.733,02 per troy ons, turun 0,5% dari posisi sebelumnya.

Meskipun harga emas terkoreksi, tapi tetap bertengger di level tertinggi US$2.700 per troy ons. Ini disebabkan oleh sentimen ketidakpastian yang mendorong permintaan aset safe haven, salah satunya logam mulia.

Timur Tengah yang semakin membara setelah militer Israel melancarkan serangkaian serangan udara terhadap Iran pada Sabtu (26/10/2024) pagi. Warga yang tinggal di Teheran melaporkan mendengar beberapa ledakan di dalam dan sekitar ibu kota Iran.

Serangan tersebut memicu kekhawatiran masyarkat global akan terjadi perang yang lebih luas di Timur Tengah karena serangan Israel terhadap Hamas di Gaza telah memasuki tahun kedua. Di sisi lain, Israel juga tengah berperang melawan Hizbullah di Lebanon selatan.

Menanggapi hal ini, Arab Saudi pun telah buka suara untuk menahan diri secara maksimal dan meminta masyarakat internasional agar mengambil tindakan guna meredakan ketegangan dan mengakhiri konflik di kawasan tersebut.

Kembali meningkatnya tensi geopolitik di Timur Tengah ini tentunya akan memberikan kekhawatiran bagi para pelaku pasar termasuk investor untuk berinvestasi di aset berisiko. Bukan tidak mungkin para pelaku pasar akan melakukan aksi profit taking terlebih dahulu hingga berujung keep cash atau mungkin menempatkan dananya ke instrumen investasi dengan tingkat keamanan yang lebih tinggi dari sebelumnya atau safe haven.

Di sisi lain, dengan pemilihan presiden AS yang tinggal dua minggu lagi, mantan Presiden Donald Trump dan Wakil Presiden Kamala Harris terjebak dalam pertempuran sengit untuk memenangkan beberapa negara bagian yang lebih kompetitif.

Ketidakpastian seputar pemilu presiden AS juga meningkatkan permintaan emas batangan, karena jajak pendapat menunjukkan persaingan menuju Gedung Putih tetap ketat.

CNBC INDONESIA RESEARCH

(ras/ras)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation