
Banjir Kabar Penting dari Eropa-China, Investor Akan Happy Weekend?

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) mencapai rekor penutupan baru pada hari Kamis setelah data ekonomi yang kuat meredakan kekhawatiran akan resesi. Namun, meskipun sempat mencapai rekor intraday, S&P 500 tidak berhasil menetapkan patokan baru, meskipun perdagangan terkait kecerdasan buatan (AI) kembali menguat.
Indeks blue-chip Dow naik 161 poin, atau 0,37%, menjadi 43.239,05, didorong oleh kenaikan 9% pada saham Travelers berkat hasil kuartal yang kuat. Nasdaq Composite juga naik tipis, didorong oleh saham-saham semikonduktor, dan akhirnya menambah 0,04% menjadi 18.373,61. Namun, S&P 500 turun 0,02% dan ditutup pada 5.841,47.
Saham chip memimpin pergerakan pada hari Kamis, meskipun sebagian dari kenaikan tersebut terhapus menjelang penutupan pasar. Nvidia, yang terkenal sebagai pemain utama di bidang AI, mengakhiri hari dengan kenaikan 0,9% setelah sebelumnya mencapai level tertinggi sepanjang masa. Saham ini terdorong oleh laporan kuat dari Taiwan Semiconductor Manufacturing Co (TSMC), pemasok utama Nvidia dan produsen chip lainnya. TSMC melaporkan hasil kuartal ketiga yang solid dan meningkatkan perkiraan pendapatannya untuk kuartal terakhir tahun ini, dengan saham TSMC ditutup naik 9,8%.
Michael Green, kepala strategi di Simplify Asset Management, mengatakan bahwa rotasi kembali ke saham teknologi besar hanyalah investor yang kembali ke "kebiasaan normal mereka."
"Ini terasa lebih seperti keadaan normal, dibandingkan dengan pembalikan yang luas atau sesuatu yang penting," katanya kepada CNBC.
Data ekonomi baru yang dirilis pada hari Kamis juga turut mengangkat saham.
Angka penjualan ritel September menunjukkan bahwa belanja konsumen masih kuat, dengan pengeluaran bulanan naik 0,4%, lebih tinggi dari perkiraan konsensus Dow Jones sebesar 0,3%. Penjualan yang tidak termasuk mobil naik 0,5%, jauh lebih panas dari perkiraan 0,1%. Klaim pengangguran untuk pekan yang berakhir 12 Oktober juga lebih rendah dari yang diperkirakan.
Namun, Green mengatakan bahwa penyesuaian musiman yang sebagian besar berperan dalam angka penjualan ritel yang kuat, dan rally saham bisa ditafsirkan sebagai optimisme investor.
"Jika Anda membandingkan tahun ini dengan tahun lalu tanpa penyesuaian musiman, [angka-angka] sebagian besar datar. Jadi, apakah saya menafsirkan ini sebagai data yang secara signifikan lebih kuat? Tidak juga. Tapi yang penting adalah bagaimana pasar menafsirkannya, dan jelas pasar ingin melihatnya dalam cahaya bullish saat ini," ujarnya.
(ras/ras)