
Pekan Ini Semua Mata Tertuju ke Prabowo-Gibran

Pekan ini pasar dipenuhi oleh beragam sentimen yang akan menimbulkan volatilitas. Paling mendapat sorotan adalah RDG Bank Indonesia dan Pelantikan Presiden-Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Berikut sentimen penting sepanjang pekan ini:
Neraca Dagang Indonesia
Pada Selasa (15/10/2024), BPS akan merilis data neraca perdagangan, ekspor, dan impor untuk periode September 2024.
Sebelumnya, neraca perdagangan Indonesia Agustus 2024 mengalami surplus US$2,89 miliar. Ini adalah surplus 52 bulan beruntun sejak Mei 2020. Surplus ini dihasilkan oleh nilai ekspor tercatat tumbuh 5,97% mencapai US$23,56 miliar, sementara impor lebih rendah sebesar US$20,67 miliar.
Pudji Ismartini, Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS mengungkapkan surplus ini meningkat US$2,4 miliar secara bulanan (month to month/mtm) dari Juli 2024. Namun, surplus ini masih lebih rendah dibandingkan bulan yang sama tahun lalu.
"Surplus neraca perdagangan Agustus 2024 ini lebih ditopang surplus komoditas nonmigas US$4,34 miliar dengan komoditas penyumbang utama adalah bahan bakar mineral atau HS 27 kemudian lemak hewan atau nabati HS 15 serta besi dan baja atau HS 72," papar Pudji, Selasa (17/9/2024).
Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia
Selanjutnya pada Rabu (16/10/2024), BI akan merilis hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang dilaksanakan pada 15-16 Oktober 2024. Salah satu hal yang paling ditunggu yakni keputusan suku bunga acuan.
Sebelumnya pada September 2024, BI memutuskan untuk memangkas suku bunganya sebesar 25 basis poin (bps) dari 6,25% ke 6%.
"Keputusan itu konsisten dengan tetap rendahnya prakiraan inflasi pada 2024 dan 2025 yang terkendali dalam sasaran yang ditetapkan pemerintah 2,5 plus minus 1% penguatan stabilitas nilai tukar rupiah dan perlunya upaya untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional ke depan," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Rabu (18/9/2024).
Data Tenaga Kerja Amerika Serikat
Kemudian pada Kamis (17/10/2024), sentimen dari eksternal khususnya dari Amerika Serikat akan menjadi perhatian pelaku pasar.
AS akan merilis angka klaim pengangguran baik initial maupun continuing. Angka ini nantinya akan menjadi pertimbangan bank sentral AS (The Fed) untuk memutuskan suku bunga The Fed ke depan dengan sudut pandang data ketenagakerjaan.
Jika semakin banyak orang yang melakukan klaim pengangguran, maka probabilitas The Fed untuk membabat suku bunganya akan semakin besar.
Sebagai informasi, dalam dokumen Summary Economic Projections (SEP), masih ada peluang bagi The Fed untuk memangkas suku bunga acuannya dengan total 50 bps hingga Desember 2024 nanti.
Ekonomi China Diumumkan
Berikutnya pada akhir pekan depan (18/10/2024), China akan merilis pertumbuhannya untuk kuartal III-2024.
Sebelumnya pada kuartal II-2024 tercatat bahwa ekonominya tumbuh 4,7% year on year/yoy. Ini adalah peningkatan tahunan terlemah sejak kuartal I-2023, di tengah penurunan sektor properti yang berkepanjangan, permintaan domestik yang lemah, melemahnya yuan, dan ketegangan perdagangan dengan Barat.
Angka terbaru ini muncul saat partai komunis memulai Pleno Ketiga, sebuah peristiwa politik penting di mana berbagai langkah reformasi kemungkinan akan diluncurkan, bersama dengan rekomendasi untuk tindakan dukungan lebih lanjut guna mempercepat pemulihan. Ekonomi tumbuh sebesar 5,0% selama paruh pertama tahun ini, sementara pemerintah menargetkan pertumbuhan PDB sekitar 5,0% tahun ini.
Untuk kuartal III-2024, tampak konsensus menilai bahwa ekonomi China masih cukup tertekan dengan proyeksi hanya sebesar 4,6% yoy.
Era Baru Indonesia, Era Prabowo-Gibran
Pelantikan Presiden RI Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka periode 2024-2029 akan dilaksanakan enam hari lagi, yakni pada Minggu (20/10/2024).
Pada tanggal tersebut, Presiden terpilih Prabowo Subianto akan mengumumkan nama-nama kabinet yang siap bekerja selama 2024-2029.
Prabowo bersama koalisi besar dalam lima tahun ke depan. Maka jangan heran apabila nanti kabinet tampak gemuk.
Menurut Prabowo, untuk mengurus Indonesia seluas ini memang dibutuhkan jumlah menteri yang banyak. Apalagi masalah yang dihadapi terbilang kompleks. Selain itu, Prabowo secara gamblang akan mengambil menteri era kabinet Presiden Jokowi, karena merupakan orang terbaik.
Sebelumnya, beredar kabar bahwa jumlah kursi kabinet Prabowo-Gibran akan terdiri dari 44 menteri. Hal itu disampaikan Bamsoet saat membuka acara Turnamen Bulu Tangkis DPR dan MPR di GOR kompleks DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (10/9/2024).
Politikus Senior Golkar sekaligus Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengaku mendengar obrolan "warung kopi" yang menyebut akan ada 44 menteri di kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
(ras/ras)