
Badai Belum Berlalu, Ada Kabar Genting dari AS Bisa Tekan Pasar

Dari Amerika Serikat, akan rilis data klaim awal pengangguran untuk pekan yang berakhir 28 September 2024.
Berdasarkan konsensus Trading Economics, klaim pengangguran diperkirakan akan meningkat menjadi 220.000, naik dari pekan sebelumnya sebesar 218.000
Kemudian dilanjutkan data on-Farm Payrolls AS pada esok hari (4/10/2024). Konsensus berada di angka 142K, menandakan potensi perlambatan di sektor pekerjaan. Tingkat pengangguran yang diproyeksikan stabil di 4.2%, serta pertumbuhan gaji per jam yang diantisipasi melemah, menjadi penentu apakah Federal Reserve akan melunak di pertemuan berikutnya.
Secara keseluruhan, pekan depan dipenuhi oleh data ekonomi penting yang akan memengaruhi sentimen pasar global. Dari pertumbuhan manufaktur di China hingga data tenaga kerja di AS, investor akan fokus pada bagaimana data ini membentuk prospek ekonomi dan kebijakan moneter ke depan.
Sebelumnya, Chairman bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengisyaratkan pemangkasan suku bunga akan berlanjut sampai akhir tahun. Namun, pemangkasan akan dilakukan secara bertahap dan tidak akan mencapai 50 basis points (bps) masing-masing di November dan Desember.
Berbicara konferensi National Association for Business Economics di Nashville, AS, Senin (30/9/2024) waktu AS, Powell mengatakan pemangkasan suku bunga akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan perkembangan indikator ekonomi. Langkah ini dilakukan untuk mempertahankan ekonomi yang sehat. Suku bunga The Fed saat ini ada di kisaran 4,75-5,00%.
"Kami tidak merasa harus terburu-buru untuk memotong suku bunga dengan cepat. Jika ekonomi melambat lebih dari ekspektasi, maka kami bisa memangkas suku bunga lebih cepat. Jika perlambatannya lebih baik dari ekspektasi maka kami akan memperlambat pemangkasan. Kami melihat pemangkasan ini sebagai proses yang akan berjalan seiring waktu, bukan sesuatu yang harus kami lakukan dengan dengan tergesa-gesa," ujar Powell dalam acara tersebut, dikutip dari CNBC International.
Powell menjelaskan jika ekonomi berjalan sesuai ekspektasi, kemungkinan akan ada dua pemotongan suku bunga lagi tahun ini dengan total 50 bps. Artinya, suku bunga kemungkinan akan dipangkas sebesar 25 bps masing-masing pada November dan Desember.
"Itu berarti dua pemangkasan lagi, bukan pemangkasan lebih dari 50 (bps) tetapi ini tentu saja akan tergantung pada data," imbuhnya.
Pernyataan Powell mengecewakan pelaku pasar yang berharap The Fed akan tetap agresif dalam rapat Federal Open Market Committee (FOMC) yang akan datang dengan memangkas 50 bps.
Perangkat CME FedWatch memperlihatkan sebanyak 47,9% pelaku pasar berekspketasi suku bunga Teh Fed sudah di angka 4,00-4,25% pad Desember mendatang. Artinya, mereka berharap ada pemangkasan sebesar 75 bps.
Sementara itu pasar masih memiliki risiko dari lanjutan konflik antara Iran dan Israel.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah bahwa Iran akan "membayar mahal" atas serangan misil yang dilancarkan terhadap Israel pada Selasa (1/10/2024) malam. Di sisi lain, Teheran menegaskan bahwa setiap pembalasan akan disambut dengan "kehancuran besar," meningkatkan kekhawatiran akan pecahnya perang yang lebih luas di Timur Tengah.
Washington telah menyatakan dukungannya penuh untuk sekutu lama mereka, Israel, sementara Angkatan Bersenjata Iran memperingatkan bahwa intervensi langsung oleh pendukung Israel terhadap Teheran akan memicu "serangan kuat" terhadap "pangkalan dan kepentingan" mereka di wilayah tersebut.
"Iran membuat kesalahan besar malam ini - dan mereka akan membayarnya," kata Netanyahu pada awal pertemuan politik-keamanan, menurut sebuah pernyataan resmi, dilansir Reuters.
Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) menyatakan bahwa serangan tersebut merupakan balasan atas pembunuhan para pemimpin militan oleh Israel dan agresi Israel terhadap Hizbullah di Lebanon serta Gaza.
(ras/ras)