
Harta Karun RI Jadi Primadona Dunia: Cuma Dipakai Orang Tajir Melintir

Jakarta, CNBC Indonesia- Indonesia, dengan kekayaan alam lautnya, telah menjadikan mutiara sebagai salah satu komoditas ekspor andalan. Mutiara hasil budidaya memberikan kontribusi besar terhadap sektor perikanan Indonesia, khususnya dalam kurun waktu 2019-2023.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan tren peningkatan yang signifikan dalam ekspor mutiara Indonesia, menegaskan posisi negara ini sebagai pemain utama di pasar global.
Indonesia telah menempatkan diri sebagai eksportir mutiara terbesar keempat di dunia, berkat kontribusi besar komoditas ini terhadap sektor perikanan budidaya. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), dalam periode 2019-2023, ekspor mutiara hasil budidaya Indonesia menunjukkan tren yang fluktuatif namun cenderung meningkat.
Mutiara Indonesia memiliki kelebihan tersendiri yang membuatnya mampu bersaing di pasar global. Kualitas mutiara hasil budidaya di Indonesia terkenal karena keindahan kilau dan ketahanannya.
Faktor-faktor seperti kondisi perairan yang optimal, dengan tingkat keasaman dan suhu yang sesuai, menjadikan Indonesia sebagai salah satu produsen mutiara berkualitas tinggi. Selain itu, metode budidaya yang dilakukan dengan teknik berkelanjutan, turut meningkatkan kualitas mutiara Indonesia.
Ekspor Mutiara Indonesia
Pada 2023, nilai ekspor mutiara Indonesia mencapai US$ 110,5 juta atau setara dengan Rp 1,7 triliun (US$ 1=15.410) dengan berat sekitar 10,1 ton, meningkat signifikan dari tahun- sebelumnya.
Negara tujuan utama ekspor mutiara Indonesia adalah Jepang, yang menyerap 47,6% dari total ekspor. Jepang, sebagai negara dengan industri perhiasan yang sangat berkembang, menjadi pasar utama bagi mutiara Indonesia karena permintaan yang konsisten akan produk berkualitas tinggi. Selain Jepang, Hong Kong (31,6%) dan Australia (18,9%) juga menjadi tujuan ekspor utama, berkat permintaan tinggi dari industri perhiasan mereka.
Selama periode 2019-2023, ekspor mutiara Indonesia mengalami beberapa penurunan, seperti pada 2020, di mana berat ekspor turun 24,47% dan nilainya turun 16,11%. Namun, tren ini berbalik sejak 2021 dengan peningkatan nilai ekspor sebesar 114,57% pada 2023. Saingan utama Indonesia di pasar global adalah Hong Kong, Jepang, dan China, yang juga merupakan eksportir besar mutiara. Namun, Indonesia tetap mampu mempertahankan posisinya di tengah persaingan yang ketat, berkat kualitas dan keberlanjutan produksinya.
Produksi Mutiara Menurut Provinsi
Provinsi-provinsi seperti Nusa Tenggara Barat, Maluku, Papua Barat, Jakarta, dan Bali menjadi sentra utama produksi mutiara di Indonesia. Pada 2023, Nusa Tenggara Barat mencatatkan nilai ekspor sebesar US$ 25,9 juta, disusul Maluku dengan US$ 24,9 juta, dan Papua Barat dengan US$ 23,5 juta. Peningkatan signifikan dalam nilai ekspor terjadi di provinsi Maluku, dengan persentase peningkatan sebesar 205,26%. Dengan potensi yang ada, produksi mutiara di provinsi-provinsi ini masih bisa ditingkatkan melalui berbagai inisiatif, seperti peningkatan kapasitas pembenihan dan pendederan tiram mutiara.
Dengan kelebihan dalam kualitas dan berkelanjutan, Indonesia mampu mempertahankan posisinya sebagai salah satu eksportir mutiara terbesar di dunia. Ekspor mutiara Indonesia ke negara-negara seperti Jepang, Hong Kong, dan Australia menunjukkan peningkatan yang signifikan, didukung oleh produksi yang kuat di beberapa provinsi utama. Namun, untuk meningkatkan daya saing di pasar global, diperlukan upaya lebih lanjut dalam meningkatkan kapasitas produksi dan kualitas mutiara Indonesia.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]