
Cacar Monyet Jadi Status Darurat,9 Emiten Ini Ketiban Durian Runtuh

Jakarta, CNBC Indonesia - Virus baru kini tengah melanda di beberapa negara termasuk Indonesia. Penyakit cacar monyet atau Mpox kini menjadi perbincangan hangat dan menjadi masalah serius bagi kesehatan masyarakat dunia.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa pemerintah akan meningkatkan kewaspadaan menyusul langkah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menetapkan penyakit cacar monyet atau Mpox sebagai kedaruratan kesehatan global (PHEIC) per 14 Agustus kemarin.
Berdasarkan data Kemenkes hingga Agustus 2024, total jumlah kasus Mpox di Indonesia telah mencapai 88 orang. Sebagai catatan, total jumlah kasus tersebut adalah akumulasi dari 2023 hingga 2024.
Kasus tertinggi Mpox terjadi pada 2023, yakni sebanyak 73 pasien terkonfirmasi. Sementara itu pada 2024, jumlah yang terkonfirmasi adalah 14 kasus.
Kasus terkonfirmasi Mpox tersebar di enam provinsi, yakni Kepulauan Riau, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dan Jawa Timur. DKI Jakarta menjadi wilayah dengan jumlah kasus tertinggi, yakni 59 pasien.
Kemudian, Jawa Barat menjadi wilayah kedua dengan jumlah kasus tertinggi, yaitu 13 pasien. Sedangkan, Banten menjadi wilayah ketiga dengan kasus konfirmasi terbanyak, yakni sembilan pasien dan diikuti oleh Jawa Timur (tiga pasien), DIY (tiga pasien), dan Kepulauan Riau (satu pasien).
Sentimen meningkatnya kewaspadaan terhadap penyakit cacar monyet tersebut akan menjadi kabar positif bagi emiten-emiten di sektor kesehatan terutama rumah sakit dan farmasi
Tercatat sejak mere
baknya penyakit cacar monyet, pergerakan saham-saham di sektor kesehatan dominan tercatat naik dalam sebulan.
Berikut daftar emiten-emiten di sektor kesehatan yang berpotensi melanjutkan penguatan usai meningkatnya status darurat penyakit cacar monyet.
CNBC Indonesia Research