Duh! Harga Batu Bara Dunia Turun Dua Hari Beruntun, Anjlok 2% Lebih

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
30 August 2024 09:35
Sejumlah perahu tongkang batu bara melintas di Sungai Mahakam, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (24/7/2024). Sungai Mahakam berfungsi sebagai jalur pengangkutan batu bara. Setiap hari di sungai ini dipadati tongkang yang membawa muatan batu bara. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Sejumlah perahu tongkang batu bara melintas di Sungai Mahakam, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (24/7/2024). Sungai Mahakam berfungsi sebagai jalur pengangkutan batu bara. Setiap hari di sungai ini dipadati tongkang yang membawa muatan batu bara. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara global kembali melemah pada perdagangan hari ini dan mencatatkan pelemahan selama dua hari beruntun dipengaruhi oleh harga gas alam yang menguat. 

Untuk diketahui, gas alam merupakan barang substitusi dari batu bara sehingga memiliki korelasi harga yang negatif. Artinya saat harga gas alam menguat, akan menekan harga batu bara global.

Berdasarkan data Refinitiv harga batu bara global acuan Newcastle pada perdagangan Kamis (29/8/2024) melemah 0,52% ke US$143,25 per barel.

Harga gas alam menguat setelah Commodity Weather Group mengatakan bahwa prakiraan cuaca berubah lebih dingin untuk sebagian besar wilayah timur AS pada tanggal 3-7 September, yang dapat mengurangi permintaan gas alam dari penyedia listrik untuk menjalankan pendingin udara. Laporan inventaris EIA mingguan hari Kamis netral setelah pasokan gas alam naik +35 bcf, sesuai dengan ekspektasi.

Selama seminggu terakhir, harga gas alam mengalami tekanan dan mencapai titik terendah dalam 4 bulan pada hari Rabu karena pasokan yang kuat dan perkiraan suhu sedang yang akan mengurangi permintaan gas alam. Pasokan gas alam AS per 23 Agustus berada di atas rata-rata 5 tahun sebesar +12,1%.

Penurunan produksi listrik AS berdampak negatif pada permintaan gas alam dari penyedia utilitas. Edison Electric Institute melaporkan pada hari Rabu bahwa total produksi listrik AS pada minggu yang berakhir pada tanggal 24 Agustus turun -7,76% secara tahunan menjadi 88.308 GWh (gigawatt jam), meskipun produksi listrik AS pada periode 52 minggu yang berakhir pada tanggal 24 Agustus naik +1,65% secara tahunan menjadi 4.143.350 GWh.

CNBC INDONESIA RESEARCH

(ras/ras)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation